Overthinking

925 124 44
                                    

"Mommy, Ahyeon hamil bukan karena kesalahannya. Tapi itu semua salahku, karena tidak becus menjaga Ahyeon." Aurora menatap sendu wajah wanita yang ada dihadapan nya. Aurora benar-benar sangat merasa bersalah kepada Jennie maupun pada Ahyeon.

"Hei.. kamu bicara apa, Sayang? Mommy tidak mengerti, coba jelaskan secara rinci kepada Mommy, apa yang sebenarnya terjadi?." Jennie dengan sabar dan penuh harap menanti penjelasan yang akan Aurora sampaikan kepada dirinya. Namun Aurora tidak kunjung menjelaskan situasinya kepada Jennie.

"Mommy, sebenarnya Ahyeon di jebak oleh laki-laki sialan yang mengincar Kak Asa! Mereka merencanakan untuk menculik Kak Asa malam itu, namun semua rencana nya gagal karena Kak Asa sangat sulit di jangkau malam itu, lalu mereka menargetkan Ahyeon, karena hanya Ahyeon sajalah yang sangat mudah mereka jangkau!" Jelas Aurora penuh emosi kepada Jennie, Jennie sangat terkejut, dengan apa yang baru saja di dengar nya barusan dan siapa juga laki-laki yang Aurora maksud, apakah ada seseorang yang tidak menyukai Putri nya semacam musuh kah? atau bagaimana?. Jennie masih sepenuhnya tidak mengerti dengan penjelasan yang Aurora coba sampaikan kepada nya.

"Tenang lah, Sayang. Coba jelaskan pelan-pelan, Nee? Agar Mommy mengerti apa sebenarnya yang ingin kamu sampaikan kepada, Mommy." Jennie sabar sekali menghadapi Aurora. Wanita itu mencoba mendebarkan Aurora dengan seksama tanpa mendesak Aurora.

Aurora mencoba untuk menenangkan dirinya, mengatur emosi nya agar tidak menguasai dirinya. Entah kenapa Aurora tidak akan pernah baik-baik saja jika membahas kejadian malam itu, rasa dendam yang ada dalam dirinya benar-benar tidak bisa Ia singkirkan.

Setelah dirinya dirasa sudah cukup tenang, Aurora segera menceritakan semua kejadian yang terjadi pada Ahyeon malam itu secara detail kepada Jennie. Dan betapa terkejutnya saat pertama kali mendengar fakta tentang Putri semata wayangnya.

Jennie bahkan sampai menangis saat setelah mendengar semua penuturan dari Aurora, sungguh tidak beradab para anak laki-laki itu, Jennie tidak terima Putri semata wayangnya mendapatkan perlakuan yang sangat menyakitkan untuk diterima, Putri nya yang malang, Jennie selalu berusaha untuk menjadi sosok Ibu yang sempurna untuk Ahyeon, akan tetapi dengan seenaknya para manusia-manusia tidak berhati itu merusak Putri kesayangan nya.

Aurora semakin merasa bersalah melihat Jennie menangis, mencoba menenangkan Jennie yang mulai terisak, wanita itu bahkan sampai  memukul-mukul dadanya, sesak sekali mendengar fakta yang telah di alami pada Putri semata wayangnya. Dan secara bersamaan Jennie pun mengingat kejadian keji yang Kai lakukan pada Ahyeon. Jennie semakin digerogoti rasa bersalah yang amat besar.

"Lalu dimana sekarang laki-laki sialan yang sudah merusak Putri ku?!" Jennie menatap lekat wajah Aurora, menyiratkan amarah yang sangat memuncak. "Aku akan membunuh nya dengan tangan ku sendiri. Berani sekali dia menyentuh Putri semata wayangku!" Ucap Jennie penuh emosi.

"Huftt.. maafkan Aku, Mom. Aku sudah membereskan nya bersama Paman Lim. Maafkan aku sudah mengambil keputusan secara sepihak tanpa mengkonfirmasi kan terlebih dahulu kepada Mommy sebelumnya." Jawab Aurora dengan suara penyesalan yang sangat kental terdengar oleh telinga Jennie.

Jennie menarik nafas, merasa puas sekali saat mendengar jawaban Aurora. "Baguss, itu kerja bagus, Sayang. Kamu tidak perlu meminta maaf." Ucap Jennie bangga, Aurora yang sebelumnya menundukkan kepalanya, segera mengangkat kepalanya, menatap wajah Jennie, terkejut sekali Ia saat mendengar ucapan Jennie barusan.

Aurora pun merasa lega, awalnya Aurora fikir Jennie akan memarahi nya, Aurora sudah menyiapkan mental untuk mendapatkan amarah dari Jennie.

"Syukurlah jika Mommy tidak marah pada ku." Aurora tersenyum lega, Jennie pun menggenggam erat tangan Aurora. "Tapi, Mom. Ada satu hal lagi yang ingin aku sampaikan, Mom." Ucap Aurora, berbeda dengan sebelumnya, jika sebelumnya Aurora terlihat sangat takut. Saat ini Aurora terlihat lebih percaya diri.

Lowkey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang