Disisi lain, Pharita dan juga Rami dengan setia menunggu para sahabatnya. Mata Pharita berbinar binar memperhatikan beberapa wahana yang sedang ia saksikan didepan nya saat ini.
"Unniee.." Rami memanggil Pharita.
Pharita yang sedang fokus menatap ke arah wahana segera menolehkan wajahnya untuk menatap wajah Rami.
"Nee?" Tanya Pharita.
"Unniee sangat cocok pakai jubah itu, mau gue fotoin gak?" Rami menawarkan diri untuk memotret Pharita.
"Jinjja?" Pharita sedikit terkejut, pasalnya Rami tidak pernah memuji nya, atau setidaknya mengajak nya berbicara duluan seperti barusan.
Padahal Pharita tahu betul Rami seperti apa jika bersama para sahabatnya yang lain, namun anehnya Rami tidak pernah melakukan hal yang sama seperti sahabatnya yang lain terhadap dirinya.
"Umm" Jawab Rami. "Ayok, berdiri disana, biar gue fotoin." Rami meminta Pharita untuk berdiri disalah satu spot yang sangat bagus jika mengambil foto disana.
Pharita dengan senang hati menuruti perintah Rami. "Apakah disini sudah bagus?" Tanya Pharita memastikan bahwa posisinya sudah sesuai atau belum.
Rami fokus menatap layar ponsel nya, mengarahkan kamera ke arah Pharita. "Yaa.. udah bagus, tunggu beberapa detik unniee." Rami dengan teliti dan penuh hati-hati mulai mengambil beberapa gambar Pharita.
Tidak lama kemudian ia selesai dengan kegiatannya.
"Bagaimana hasilnya?" Pharita berjalan mendekat ke arah Rami, berdiri di samping Rami untuk melihat hasil gambar yang baru saja Rami ambil.
"Nomu yeppo." Ucap Rami tersenyum hangat, menatap lembut wajah Pharita.
Pharita tersenyum hangat mendengar ucapan Rami. "Haha.. benarkah?" Tanya Pharita kepada Rami, rasanya menyenangkan sekali di puji oleh seseorang yang sangat jarang melakukan hal itu kepada kita.
"Ummm!" Ucap Rami yang masih mempertahankan senyuman nya, lalu mengangguk mantap.
"Mau gantian? Kamu mau ku foto juga tidak?" Tawar Pharita kepada Rami.
"Tidak perlu Unniee, nanti kita foto bareng yang lain aja." Rami menolak tawaran Pharita.
Pharita yang mendapatkan jawaban penolakan dari Rami secara tidak sadar memasang wajah murung nya. Rami yang melihat wajah murung Pharita pun merasa tidak enak.
"Yaa udah deh, boleh unniee.. tolong fotoin gue juga ya." Pinta Rami kepada Pharita.
Pharita tersenyum senang mendengar ucapan Rami. "Iyaa! Dengan senang hati." Ucap Pharita penuh semangat.
Setelah Pharita mengambil beberapa foto untuk Rami, mereka pun memutuskan untuk foto berdua, Pharita menyadari satu hal. Dibalik sikap konyol nya, Rami adalah seseorang yang sangat hangat dan penuh perhatian. Selama beberapa menit bersama Rami, Pharita dapat merasakan ketulusan atas perlakuan Rami terhadap dirinya. Kenapa juga Pharita baru menyadari nya sekarang? Kenapa ia tidak menyadari hal itu sejak dulu?
Agak nya Pharita sedikit menyesal karena selalu menganggap keberadaan Rami hanyalah hal yang biasa saja dalam hidupnya selama ini.
Tidak lama kemudian Ruka, Chiquita, dan juga Aurora berjalan menghampiri mereka.
"Ahyeon kemana?" Tanya Aurora menatap Rami dan juga Pharita secara bergantian saat dirinya baru saja tiba di dekat para sahabatnya.
"Tuh." Tunjuk Rami ke arah Ahyeon dan juga Asa yang sedang berjalan menuju ke arah mereka semua.
Asa terlihat membawa minuman, sedangkan Ahyeon duduk manis di kursi roda nya dan terus menggerakkan kursor pada kursi roda nya, agar benda tersebut bisa berjalan sesuai tujuan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lowkey [END]
Teen FictionAhyeon dikenal sebagai anak yang sangat berprestasi, tidak ada riwayat buruk dalam hidupnya, tidak pernah membully, atau melakukan hal hal yang tidak seharusnya dilakukan.. Namun tiba tiba terjadi suatu peristiwa yang sangat tidak tertuduga di hidu...