My Dainie

845 115 42
                                    


Chiquita melangkahkan kakinya menuju ke taman rumah sakit, ia benar-benar tidak dapat mengontrol dirinya. Ia tidak tahu harus melakukan apa, dompet serta ponsel tertinggal di mobilnya.

Chiquita harus mengabari keadaan Ahyeon kepada Jennie, dan juga sahabatnya yang lain. Chiquita tidak sanggup menanggung situasi seperti ini seorang diri, ia butuh Asa berada di sini berada disisi nya saat ini, ia butuh Asa, Chiquita sangat membutuhkan pelukan hangat gadis jepang itu.

Gadis muda itu tidak dapat menahan rasa sesak didadanya, Chiquita mulai menangis, menumpahkan seluruh air matanya yang mengalir deras membasahi wajahnya, keadaan Chiquita sangat lah berantakan. Dimana baju dan tangan nya begitu penuh bercak darah yang berasal dari Ahyeon.

Chiquita tiada hentinya merapal doa, meminta sebuah keajaiban dari Tuhan agar Ahyeon maupun baby nya dapat diselamatkan. Mengingat keadaan terakhir Ahyeon tadi, rasanya Chiquita tidak dapat berharap banyak.

Saat Chiquita tenggelam dalam rasa sesak yang menyelimuti dirinya. Tiba-tiba seseorang menepuk pundak gadis itu, Chiquita mengangkat kepalanya. Melihat siapa kah yang menghampiri dirinya, ternyata Paman Lim lah yang sedang berdiri dan menatap lekat wajah Chiquita.

"Nona, gantilah pakaian Nona terlebih dahulu. Nona Aurora meminta saya untuk memberikan pakaian ganti untuk, Nona." Ucap Paman Lim.

Chiquita semakin menangis, ia merasa bersalah atas tindakan nya tadi terhadap Aurora. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu kepada sahabatnya, bagiamana bisa Chiquita menenangkan emosi nya, jelas ia tahu betul bahwa selama ini Aurora selalu menjaga Ahyeon dengan baik. Kenapa ia bisa berkata seperti itu kepada Aurora tadi. bodoh sekali dirinya.

"Paman, dimana Rora saat ini?" Tanya Chiquita kepada Paman Lim.

"Nona muda sedang mengurus berkas-berkas persyaratan untuk tindakan operasi darurat yang akan di jalankan oleh Nona Ahyeon." Jelas Paman Lim. "Sebaiknya Nona ganti pakaian Nona terlebih dahulu, dan segera obati luka Nona, agar tidak infeksi."

"Paman." Chiquita memanggil lirih Paman Lim.

"Ya Nona, ada apa? Saya ada disini untuk Nona." Jawab Paman Lim.

"Apakah, Kak Ahyeon dan baby nya akan baik-baik saja?" Tanya Chiquita. "Bagaimana jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Kak Ahyeon dan juga baby nya, Paman? Hiksss.. rasanya aku sangat takut sekali." Chiquita tidak tahan menrasa khawatir nya seorang diri, ia mencoba untuk mencurahkan isi hatinya kepada Paman Lim.

Paman Lim sangat tidak tega melihat kondisi sahabat Nona muda nya saat ini, gadis muda itu terlihat sangat rapuh dan lemah.  Paman Lim berdiri tepat dihadapan Chiquita, pria paruh baya itu menarik lembut Chiquita kedalam pelukannya.

"Saya tidak tahu separah apa kondisi Nona Ahyeon terakhir kali, tapi yang saya tahu jika Nona Ahyeon adalah gadis yang kuat, Nona tenang kan lah diri Nona, dan jangan memikirkan hal-hal buruk yang tidak akan mungkin terjadi, Nona harus percaya kepada Nona Ahyeon. Bahwa Nona Ahyeon adalah wanita yang kuat, saya yakin, Nona Ahyeon akan baik-baik saja."

Chiquita tertegun mendengar ucapan yang baru saja Paman Lim katakan padanya, ini kali pertamanya Paman Lim berbicara sebanyak itu kepada dirinya. Chiquita merasa sedikit lebih tenang setelah mendengar ucapan Paman Lim.

"Ayok, lekas ganti pakaian Nona."

Pada akhirnya Chiquita menuruti perkataan Paman Lim.



-



-



-




-


Di ruang tunggu rumah sakit, cahaya lampu neon berpendar lembut namun tak mampu mengusir suramnya suasana. Kursi-kursi besi yang panjang berbaris rapi, dingin dan kosong, memikul beban tubuh yang sarat dengan kekhawatiran. Waktu seakan melambat, detik jam berdetak pelan, namun terasa menusuk, menghitung setiap napas yang tertahan dalam gelisah. Aroma antiseptik memenuhi udara, menyusup ke dalam dada yang sesak oleh harapan yang tipis.

Lowkey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang