BAGIAN 30

80.4K 3K 54
                                        

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

----------------------------------

Di usia kehamilan Rachel yang sudah memasuki usia yang ke sembilan, Zhafran sengaja mengalihkan seluruh pekerjaannya di kantor ke rumah. Meski mudah bagi Zhafran, namun tidak untuk Dion yang setiap harinya terus bolak balik ke rumah bosnya dan juga ke kantornya, dan hal ini sudah berlangsung seminggu lamanya.

"Proyek kerja sama dengan PT. Citra Abadi bagaimana prosesnya?" tanya Zhafran sambil menandatangi beberapa berkas di hadapannya.

"Proyek kerja sama dengan PT. Citra Abadi sudah sampai tahap produksi, pak. Sejauh ini barang yang sudah berhasil di produksi sudah menjalani proses pengecekan kelayakan produk" jawab Dion tenang.

"Selalu beritahu saya prosesnya dan jangan sampai ada kesalahan" titah Zhafran yang sudah menyelesaikan penandatangan berkas. Dia pun melepaskan kacamata yang tadi bertengger di wajahnya. "Apa ada lagi yang harus saya tanda tangani, Dion?" tanyanya.

"Tidak ada, pak" jawab Dion sigap.

"Kalau begitu kamu bisa kembali ke kantor sekarang, Dion" ucap Zhafran yang membuat Dion menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu saya permisi, pak" pamit Dion dan undur diri dari kediaman sang atasan.

"Loh? Dion nya mana, mas?" tanya Rachel bingung. Padahal dia hanya pergi ke kamar mandi sebentar, tapi lelaki itu sudah tidak kelihatan batang hidungnya.

"Barusan pergi" jawab Zhafran sambil membantu menuntun istrinya untuk duduk di sofa.

"Padahal tadi mau ngajakin dia makan siang di sini. Kasian banget bolak balik terus" sahut Rachel kasian.

"Gak papa, itu sudah menjadi pekerjaan dan tanggung jawab Dion sebagai sekretaris saya" kata Zhafran menyahuti.

"Duh, aku mau ke kamar mandi lagi deh mas. Dari tadi pagi perasaan aku sering banget buang air kecilnya. Tolong bantuin dong mas ke kamar mandi. Berat banget kalau jalan" pinta Rachel meminta tolong.

Zhafran tentu saja dengan sigap membantu sang istri untuk ke kamar mandi. Ini lah alasannya dia memindahkan semua pekerjaannya ke rumah agar lebih bisa memantau istrinya.

"Mau ke kamar aja sayang istirahat?" tanya Zhafran ketika istrinya sudah keluar dari kamar mandi.

Rachel mengangguk. "Iya, ke kamar aja. Punggung aku rasanya nyeri."

"Nyeri banget?" tanya Zhafran dengan nada kekhawatiran di dalamnya.

"Enggak juga kok. Ayo ke kamar."

Zhafran langsung menggenggam tangan istrinya dan menuntunnya untuk ke kamar mereka.

Berbicara mengenai kamar, semenjak kandungan Rachel berusia tujuh bulan, Zhafran berinisiatif memindahkan kamar mereka sementara yang awalnya berada di lantai dua menjadi ke lantai dasar untuk memudahkan istrinya agar tidak terlalu lelah menuju kamar mereka. Selain itu, jika sewaktu-waktu istrinya hendak melahirkan, mereka tidak perlu ribet untuk naik turun tangga ataupun lift. Iya, semenjak Rachel hamil, Zhafran dengan inisiatifnya memasang lift di kediaman mereka. Calon bapak itu memang ada saja inisiatif dan gebrakan barunya.

BOSS KAMPRET!! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang