EXTRA PART

70.3K 2.4K 214
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

------------------------------

Ayah posesif, itulah kata yang di sematkan oleh Rachel pada suaminya. Bayangkan saja, Oliv yang baru kelas dua SD itu sudah sangat di posesif kan oleh suaminya. Kadang, Rachel bisa geleng-geleng kepala sendiri melihat bagaimana keposesifan suaminya tersebut.

Lihat saja sekarang, ayah posesif itu sedang di landa kepundungan karena anak gadisnya secara tidak sengaja menceritakan ada salah satu teman di kelasnya yang tampan. Iya, Oliv sekarang sudah mulai mengerti tentang lelaki tampan. Ajaran siapa? Tentu saja ajaran mami serta neneknya.

"Emang siapa sih namanya teman sekolah Oliv yang katanya ganteng itu? Masih gantengan juga papi kali" tanya Zhafran dengan wajah yang sengit pada anak gadisnya.

"Namanya Arsen, papi. Arsen baik banget sama Oliv. Arsen selalu bantuin dan ngajarin Oliv kalau Oliv lagi kesusahan gak bisa ngerjain soal di sekolah" cerita Oliv dengan wajah berseri tanpa tau jika saat ini ayahnya semakin menatapnya tak bersahabat.

"Jawab jujur, ganteng papi atau ganteng si Asinan itu?" tuntut Zhafran.

"Kok asinan, pap? Arsen, papi" sahut Rachel yang duduk tak jauh dari suami serta anak gadisnya sambil memperhatikan anak lelaki nya yang sedang aktif-aktifnya berjalan. Iya, Oliv mempunyai adik lelaki yang namanya Elvano Giovanni Afandi, panggil nya Vano.

"Iya ih, papi. Kok namanya Arsen di ganti-ganti sih?" timpal Oliv menyetujui ucapan maminya.

"Terserah papi dong" sahut Zhafran yang membuat Rachel memutar bola matanya malas. "Ayo, jawab pertanyaan papi tadi. Gantengan papi atau si asinan itu?"

"Papi, gak boleh loh ganti-ganti nama orang lain" ucap Oliv dengan mata melotot.

"Iya-iya. Gantengan papi atau Arsen?" ulang Zhafran tak sabaran.

"Gantengan Arsen---"

"Jadi, menurut Oliv papi gak ganteng gitu?" sanksi Zhafran.

"Ih, papi. Oliv belum selesai loh ini ngomongnya" kesalnya. "Maksud Oliv tuh, gantengan Arsen. Tapi, papi seratus kali lipat jauh lebih ganteng dari Arsen" sambungnya dengan tersenyum.

Zhafran yang mendengar itu langsung melayang bak di udara. "Iya jelas dong gantengan papi, orang mami kamu aja mengakui kegantengan papi."

Rachel pura-pura tak mendengar ucapan suaminya yang sekarang menjadi super duper percaya diri tersebut. Tapi, meski super duper percaya diri, ucapan suaminya memang lah benar. Ketampanan suaminya memang tidak bisa di ragukan lagi. Meski umur suaminya saat ini hampir memasuki kepala lima, tetap saja ketampanan suaminya tak pernah luntur. Malahan, menurut Rachel ketampanan suaminya semakin ke sini semakin awur-awuran, maksudnya ketampanannya makin menjadi.

"Oh iya, pi. Tadi Arsen ada telepon pakai handphone nya mami, katanya besok Arsen mau jemput Oliv buat berangkat ke sekolah sama-sama. Boleh gak, pi?" tanya Oliv tersenyum.

"Gak boleh" jawab Zhafran cepat. "Papi aja yang ngantar kamu besok ke sekolah" sambungnya dengan raut wajah tak bersahabat.

"Kok gak boleh? Kenapa sama mami tadi boleh?"

Ucapan Oliv langsung membuat Zhafran menatap ke arah istrinya yang kini tengah menatapnya dengan tersenyum dan kedipan mata genitnya.

BOSS KAMPRET!! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang