Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...-----------------------------
Tatapan bak laser Rachel layangkan pada sebuah pintu berwarna coklat di hadapannya. Iya, pintu itu adalah pintu ruangan bos kampret bin botum nya, Zhafran Afandi.
Bukan tanpa sebab Rachel menatap pintu di hadapannya dengan tatapan yang nyalang. Dua puluh menit yang lalu seorang perempuan yang Rachel kenal sebagai model datang menemui sang pemilik perusahaan, siapa lagi kalau bukan bos kampret nya. Yang Rachel tau, setiap perempuan yang datang menemui bos nya itu adalah suruhan calon ibu mertua nya a.k.a nyonya besar Afandi yang mengatur kencan buta untuk sang anak. Tapi, bukan kah calon ibu mertuanya itu tau jika dia dan juga sang putra memiliki sebuah hubungan dan akan segera menikah? Lalu, untuk apa perempuan itu kemari?
"Sialan! Lama banget tuh cewek di dalam. Ngapain aja sih?" resah Rachel. "Awas aja ya lo pak Zhafran, lo yang nyuruh-nyuruh gue buat gak dekat-dekat sama cowok, tapi lo malah deket sama cewek. Liat aja, gue balas lo."
Tak lama, pintu ruangan Zhafran terbuka, menampilkan seorang perempuan dengan tangisnya keluar dari ruangan tersebut.
"Nangis lagi? Sebenarnya apa sih yang di lakuin tuh bos kampret sama para cewek yang ke sini?" gumam Rachel penasaran.
Setelah kepergian perempuan itu dari ruangan Zhafran, beberapa saat kemudian muncul sang pemilik ruangan. Rachel yang melihat itu berdecih di dalam hatinya dan pura-pura melakukan pekerjaan pada komputer miliknya.
"Saya baru saja menghubungi mama, mama sudah sejak lama membatalkan kencan buta dengan perempuan yang baru saja pergi tadi. Mama sendiri terkejut ketika perempuan tadi nekat datang untuk menemui saya. Saya menjelaskan ini karena saya takut kamu salah paham terhadap saya."
Rachel diam mendengar ucapan Zhafran yang berada tepat di depan meja kerjanya. Namun, Rachel terus berpura-pura menggerakan jari-jarinya di atas keyboard seakan-akan tengah melakukan kesibukan.
"Rachel, kamu mendengar saya tidak?" tanya Zhafran karena tidak mendapatkan respon apapun dari perempuan di hadapannya.
"Rac---"
Ucapan Zhafran terpotong ketika dering dari telepon kantor yang berada di atas meja kerja milik Rachel. Rachel yang mendengar itu pun dengan sigap menjawab panggilan tersebut.
Zhafran menghela nafasnya panjang. Dia yakin Rachel sengaja tidak meresponnya.
Rachel yang baru saja menutup panggilan telepon dari resepsionis langsung menatap Zhafran yang berada di hadapannya dengan profesional. "Perwakilan dari PT. Citra Abadi sudah datang, pak. Kalau begitu saya akan menjemput mereka ke bawah sekarang. Permisi."
Zhafran lagi-lagi menghela nafasnya ketika melihat sosok Rachel berjalan pergi. "Sial, ini semua karena perempuan itu."
*****
Hampir dua jam lebih menemani Zhafran melakukan pertemuan dengan perwakilan dari perusahaan yang akan bekerja sama dengan Afandi Group, kini saatnya Rachel kembali mengantarkan para tamunya untuk pulang.
"Kalau begitu kami permisi, pak Zhafran. Kami mewakili perusahaan mengucapkan ribuan terima kasih karena Afandi Group menerima kerja sama dari perusahaan kami. Kami akan bekerja dengan baik dan bekerja dengan semaksimal mungkin agar proyek kerja sama kita berjalan dengan lancar dan juga sukses. Kami undur diri, pak."
Zhafran mengangguk dan mempersilahkan para tamunya untuk undur diri.
Mata Zhafran seketika menajam ketika melihat salah satu perwakilan dari PT. Citra Abadi nampak terlihat begitu akrab kepada Rachel. Bahkan, Rachel pun nampak tenang dan tertawa menanggapi salah satu perwakilan dari perusahaan yang baru saja menandatangi kontrak kerja sama mereka. Dia ingat nama orang itu, namanya Brian.

KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS KAMPRET!! || END
ChickLitBekerja selama tujuh tahun sebagai seorang sekretaris dengan model bos seperti Zhafran Afandi, benar-benar membuat Rachel harus memupuk kesabaran seluas samudera. Bagaimana tidak? Zhafran adalah definisi bos menyebalkan, banyak mau, dan juga super d...