BAGIAN 32

49.4K 2.1K 69
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-----------------------------------

Jika sebagian orang berpikir tinggal di rumah mertua adalah hal yang buruk dan menakutkan, maka berbeda dengan Rachel. Menurut Rachel, tinggal bersama mertuanya adalah hal yang menyenangkan. Mertua adalah tipe-tipe mertua yang santai dan tidak terlalu ikut campur dalam urusan anak-anaknya. Bahkan, mertuanya juga tak ikut campur bagaimana cara mereka mengurus bayi kecil tersebut.

Jika biasanya para mertua di luaran sana masih percaya kebiasaan-kebiasaan yang di lakukan oleh orang zaman dulu ketika merawat bayi yang baru lahir, maka mertuanya tidak. Mertuanya--- khususnya ibu dari Zhafran itu benar-benar berpikiran terbuka dan modern sekali. Jadi, tidak akan ada hati menantu yang tersakiti ketika mertuanya terlalu ikut campur dalam urusan merawat bayi. Malahan, ibu mertuanya tersebut mengajari mereka bagaimana memandikan bayi, bagaimana memakaikan popok, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Rachel benar-benar terbantu tinggal di rumah mertuanya.

"Eh, cucu nenek udah bangun ya?" Gracia dengan wajah yang senang menyambut kedatangan menantu dan sang cucu yang berada di gendongan sang ibu dengan mata yang terbuka.

"Iya, nenek. Oliv baru bangun" ucap Rachel dengan suara yang di buat gemas.

Gracia menatap berbinar kepada sang cucu bak sebuah mainan baru yang siap untuk selalu dia mainkan. Namun, tatapannya mengerut ketika tidak melihat keberadaan sang putra setelah sarapan mereka selesai sejak dua jam yang lalu. "Zhafran mana, Chel?"

"Mas Zhafran ketiduran di kamar, ma. Kayanya dia kurang tidur tadi malam, soalnya tadi malam Oliv kebangun dan sedikit rewel. Jadi, aku sama mas Zhafran ganti-gantian bangun buat jagain Oliv" jawab Rachel dengan kekehan di akhir kalimatnya.

"Kasian banget" kekeh Gracia. "Tapi, gak papa. Oliv gangguin aja papinya biar ngerasain gimana jagain bayi ya? Biar gak ngerasain enaknya terus pas bikin anak ya, sayang?"

Rachel tertawa kecil ketika mendengar ucapan mertuanya.

"Asi kamu lancar kan, sayang?" tanya Gracia lembut.

"Syukurnya lancar, ma. Cuman waktu awal-awal aja agak susah" jawab Rachel tersenyum.

"Syukurlah. Kamu jangan stress-stress, sayang. Kalau semisal kamu lagi butuh bantuan mama buat jagain Oliv, mama dengan senang hati kok bantuin kamu. Mama juga tau rasanya dulu gimana ngurusin bayi kaya Oliv. Jadi, kamu gak perlu sungkan sama mama, mama kan mama kamu juga."

"Iya, ma."

Ini yang di sukai Rachel dari Gracia. Wanita paruh baya itu tidak membangun batasan antara mertua dan menantu. Mertuanya benar-benar menganggapnya seperti anak kandungnya sendiri. Bahkan, perlakuan yang diberikan mertuanya itu kepadanya pun sama seperti perlakuan yang di berikan kepada suami serta adik iparnya. Tidak ada yang di beda-bedakan, semua perlakuannya sama rata. Inilah yang membuat Rachel merasa nyaman di tengah-tengah keluarga suaminya.

"Oh iya, ma. Mama masih mau jodohin Fabian?" Kepo Rachel.

"Masih dong" seru Gracia semangat. "Lagian mama kesel banget anak itu gak mau move on-move on. Lagian ya, Chel. Mama gak terlalu suka sama mantannya Fabian yang terakhir putus itu. Sifat sama kelakuannya enggak banget. Mana orangnya sok ngatur banget sama Fabian. Mau Fabian begini lah, begitu lah. Mama aja sebagai orang tuanya gak pernah ngatur-ngatur kemauan anak-anak mama. Mama membebaskan mereka melakukan apapun yang mereka mau.  Terbukti kan? Mama ngebebasin Fabian buat ngejar profesi kesukaannya pilot. Tapi, mantannya itu ngatur banget supaya Fabian kerja di perusahaan aja. Kesel mama kalau ingat itu. Syukur aja putus. Tapi, anak bebal itu malah susah move on."

BOSS KAMPRET!! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang