BAGIAN 34

79.5K 2.8K 75
                                        

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

----------------------------------

Lima Tahun Kemudian....

Anak pasangan Zhafran dan Rachel yang dulunya masih bayi, kini sudah berubah menjadi gadis cilik yang sifatnya benar-benar plek ketiplek ibunya, siapa lagi kalau bukan Rachel Kelana, istrinya Zhafran Afandi.

Dari mulai sifat, kelakuan, kebiasaan, bahkan kepribadian Oliv benar-benar menurun sempurna dari Rachel.

Rachel yang senang hidup serba glamor dan senang membeli printilan yang tidak penting, di ikuti semua oleh Oliv. Tanggapan Zhafran? Oh jelas lelaki itu tidak berkomentar apa-apa. Mottonya, selagi istri dan anak senang, sebagai suami dan seorang ayah dia pun ikut senang. Lagi pula menurut Zhafran, jika bukan istri dan anak gadisnya yang menghabiskan uang miliknya, lantas siapa lagi? Masih ingat kan, dia ini pemilik dan pemimpin Afandi Group? uang? dia bank pusatnya.

"Mami, mami tau gak? Teman Oliv di sekolah ada yang ngikutin tas kaya punya Oliv loh?" cerita Oliv pada Rachel yang berada di sampingnya.

"Oh ya? Mungkin cuma kebetulan kali" sahut Rachel menanggapi.

Oliv menggeleng. "Enggak, mami. Setiap Oliv punya barang baru, pasti besokannya dia selalu beli barang yang sama kaya punya Oliv."

"Siapa sih namanya? Mami pernah ketemu gak?" kepo Rachel.

"Namanya Meli, mami. Mami gak pernah ketemu, soalnya Meli itu anak baru di sekolah. Pokoknya Oliv gak suka sama dia. Dia selalu ngikutin apa yang Oliv punya" jawab Oliv dengan wajah sebal dan tangan bersedekap di dada.

"Tapi, Oliv be friends gak sama dia?" tanya Rachel lembut.

Oliv menggeleng. "Oliv gak be friends sama dia. Teman-teman Oliv juga gak be friends sama dia. Katanya Meli itu cengeng, makanya teman-teman di school gak suka be friends sama dia. Oliv juga gak mau be friends sama dia, mami. Soalnya dia pernah ngaku-ngakuin pensil warna yang mami beli itu punya dia. Karena Oliv banyak uang, Oliv kasih aja pensil warnanya sama dia. Padahal miss nya juga tau kalau itu pensil warna punya Oliv, karena ada nama Oliv di kotak pensil warnanya. Karena Oliv udah keburu kesel, Oliv kasih aja."

Sebentar. Pensil warna? Seingat Rachel dia pernah membelikan pensil warna yang harganya pricey untuk seukuran pensil warna anak-anak, dan itu dia beli seminggu yang lalu. Bahkan, seingatnya, di kotak pensil warna itu dia sengaja tempelkan nama Oliv. Tapi, kenapa masalah ini tidak pernah di sampaikan oleh miss di sekolah Oliv kepadanya?

"Kejadian itu kapan, sayang?" tanya Rachel dengan nada yang lembut.

"Dua hari yang lalu, mami. Oliv kesel banget loh waktu itu. Tapi, karena Oliv baik, Oliv buat perjanjian sama miss nya untuk gak ngasih tau mami kejadian itu. Oliv kasian sama miss nya mami. Nanti miss nya kena marah. Padahal, itu bukan salah miss nya" jawab Oliv yang membuat Rachel menjadi terharu mendengarnya.

Meskipun umur Oliv masih lima tahun, kepekaan anak itu terhadap sekitarnya patut diacungi jempol. Untuk seukuran anak seperti Oliv sangat jarang anak seusia mereka bisa memahami dan mengerti kondisi di sekitarnya. Oleh sebab itu, sebagai orang tua Rachel benar-benar bangga terhadap anaknya yang bisa mengerti kondisi orang lain dan mengerti apa yang salah dan apa yang benar.

"Selain kejadian itu, ada lagi gak si Meli Meli itu nyari masalah sama Oliv?" tanya Rachel untuk mencari informasi.

Oliv menggeleng. "Gak ada sih, mami. Cuman itu, Meli suka banget nyama-nyamain barangnya sama kaya Oliv. Oliv beli tas baru, dia juga beli tas baru yang sama persis kaya punya Oliv. Oliv kan gak suka kalau barangnya samaan kaya orang lain."

BOSS KAMPRET!! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang