BAGIAN 23

94.8K 3.3K 74
                                        

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

----------------------------------

Rachel meremas kedua tangannya pertanda jika dia gugup saat ini. Bagaimana tidak gugup, di hadapannya saat ini ada kedua orang tua Zhafran dan juga adik dari lelaki itu yang terus menatapnya dengan tatapan yang berbeda-beda. Rachel sebelumnya sudah di beritahu oleh Zhafran jika kedua orang tuanya sudah tau tentang kehamilannya. Dan, oleh sebab itu sekarang dia dan juga lelaki itu ada di rumah besar keluarga Afandi.

"Rachel, kandungannya sudah berapa bulan?" tanya Abimanyu dengan merubah tatapannya menjadi hangat.

"Empat minggu, pa" jawab Rachel dengan sedikit gugup. Meskipun sudah beberapa kali bertemu dengan statusnya sebagai calon istri dari Zhafran, Rachel tetap merasa segan dengan lelaki paruh baya di hadapannya, apalagi dengan panggilan papa yang keluar dari mulutnya. Ya meskipun panggilan papa itu di suruh oleh lelaki paruh baya itu sendiri.

"Tunggu deh. Ini maksudnya mba Rachel udah hamil duluan sebelum nikah gitu?" bingung Fabian, adik dari Zhafran sambil meminta penjelasan kepada kedua orang tuanya. Fabian sendiri hanya berbeda satu tahun dari Rachel. Umur Fabian 27 tahun, dia lebih mudah satu tahun dari pada Rachel. Dan, faktanya adalah kelahiran Fabian sebenarnya sebuah ketidaksengajaan yang berasal dari kedua orang tuanya yang kecolongan. Makanya jarak umur Fabian dan Zhafran jauh sekali.

"Tanya aja abang kamu tuh yang gak sabaran dan gak bisa jaga titid nya" frontal Gracia sambil melirik kepada Zhafran yang duduk di seberangnya.

"Buset deh! Gak nyangka gue bang lo bisa juga kaya gitu. Gue pikir yang ada di kepala lo cuma kerja dan kerja" ucap Fabian dengan menatap sang abang dengan tatapan yang tak percaya lebih ke syok sebenarnya.

Zhafran menghiraukan ucapan sang adik dan memilih untuk menatap kedua orang tuanya dengan serius. "Pernikahan saya dan Rachel bisa di percepat kan?"

"Bisa. Mama udah atur sama yang ngurus pernikahan kalian. Pernikahan kalian yang sebelumnya di rencanakan dua minggu dari sekarang akan di laksanakan lima hari lagi. Dan tentang undangan kalian yang sudah di sebar itu serahkan saja kepada mama. Biar mama yang mengurusnya" jawab Gracia yang di respon dengan helaan nafas lega oleh Zhafran.

Sialan, Rachel memaki dirinya sendiri ketika rasa mual itu kembali datang kepada dirinya. Dia pun dengan cepat berdiri dan beralasan untuk pergi ke toilet kepada semua orang yang berada di sana.

Zhafran yang tak ingin di tinggal, mengikuti Rachel dari belakang. Dia yakin, pasti perempuan itu akan kembali memuntahkan cairannya.

Benar saja, Zhafran mendengar suara muntahan dari toilet tamu. Dia pun membuka pintu yang tertutup itu. Untungnya pintu tersebut tidak terkunci dari dalam, sehingga Zhafran bisa masuk dengan mudah.

Rachel terkejut ketika merasakan pijatan di belakang tubuhnya. Rachel bisa merasakan jika itu adalah tangan milik Zhafran. Jadi, Rachel membiarkannya saja. Dia terus melanjutkan muntahnya yang tak kunjung selesai.

Rachel memeluk pinggang milik Zhafran ketika dia selesai dengan rasa muntahnya. Dia lemas. Jadi, dia ingin bertumpu di tubuh lelaki itu.

"Masih mau muntah?" tanya Zhafran yang langsung di balas gelengan oleh Rachel.

"Aku lemes banget rasanya, mas" adu Rachel.

BOSS KAMPRET!! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang