BAGIAN 37

68.8K 2.9K 107
                                        

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-------------------------------

Menjadi seorang ibu rumah tangga benar-benar membuat Rachel merasa bahagia. Rachel tidak menyesal akan keputusannya yang memilih untuk berhenti bekerja dulu. Bagi Rachel, tujuh tahun bekerja sudah lebih dari cukup untuk dirinya merasakan bagaimana euforia nya dunia kerja dan asam manisnya lingkungan pekerjaan. Sekarang, Rachel benar-benar merasakan kebebasan ketika menjadi seorang ibu rumah tangga, dan Rachel sangat menikmati perannya tersebut.

Rachel yang sedang menikmati waktu bersantainya di halaman belakang rumah dengan di temani teh dan juga beberapa kue, sontak teralihkan fokusnya pada benda persegi miliknya yang berdering. Kerutan di keningnya jelas terlihat ketika melihat nama Miss Mutia di layar handphone nya.

"Tumben banget miss nya Oliv nelpon? Kenapa ya?" gumam Rachel yang langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, miss Mutia?"

Rachel semakin mengerutkan keningnya ketika mendengar nada suara di seberangnya sana sedikit bergetar, seperti takut?. "Ada apa ya, miss?"

Rachel sontak berdiri dari duduknya ketika mendengar jawaban dari lawan bicaranya. "Saya ke sekolah Oliv sekarang."

Dengan kepanikan luar biasa, Rachel bergegas ke kamar miliknya untuk mengambil tas, dompet serta perlengkapan lain yang sewaktu-waktu bisa saja dia butuhkan.

Kepanikan Rachel bukan tanpa sebab. Miss Mutia yang merupakan pengajar di sekolahnya Oliv baru saja memberitahukan jika anaknya Oliv terlibat perkelahian. Perkelahian itu tentu saja bukan di awali oleh Oliv, melainkan oleh salah satu murid yang bernama Meli. Entah apa permasalahannya, Rachel tidak menanyakan lebih lanjut, sebab dia benar-benar panik dan juga khawatir akan keadaan anak gadisnya.

"Loh? Kamu mau kemana, mi? Kenapa panik begitu mukanya?"

Rachel menghentikan langkahnya sejenak ketika melihat sosok suaminya yang sepertinya baru saja masuk ke dalam rumah. Rachel sebenarnya sempat terkejut ketika melihat sosok suaminya yang pulang ke rumah padahal masih di jam kerja. Namun, Rachel tak ingin bertanya lebih, sebab saat ini fokusnya benar-benar hanya mengarah kepada sosok anaknya, Oliv.

"Aku mau ke sekolahnya Oliv. Miss nya barusan ngehubungin aku kalau Oliv terlibat perkelahian sama teman sekelasnya."

Terkejut? Jelas. Zhafran benar-benar terkejut ketika mendengar penuturan dari istrinya.

"Papi ikut. Kita ke sekolahnya Oliv sama-sama."

Rachel mengangguk dan keduanya langsung bergegas menuju ke sekolah Oliv.

*****

Di dalam mobil yang di kendarai oleh Zhafran, Rachel tak henti-hentinya khawatir. Dia benar-benar ingin segera sampai di sekolah Oliv dan ingin mengecek langsung bagaimana keadaan anaknya.

"Miss nya Oliv bilang apa sama kamu, mi?" tanya Zhafran menatap sekilas pada samping kemudinya.

"Miss nya Oliv bilang kalau Oliv terlibat perkelahian sama salah satu temannya yang namanya Meli. Katanya Meli ini yang memulai perkelahiannya. Aku sendiri gak tau masalahnya apa, soalnya aku udah keburu panik duluan" jelas Rachel dengan nada kepanikan di dalamnya.

"Kamu jangan panik, mungkin ini cuma masalah kecil anak-anak aja" ucap Zhafran menenangkan.

"Yang jadi masalahnya ini, Oliv sempat cerita kalau anak yang namanya Meli pernah ngaku-ngakuin pensil warnanya Oliv. Padahal itu jelas-jelas punya Oliv, soalnya aku sendiri yang kasih nama di pensil warnanya" cerita Rachel. "Bukan cuma itu aja, si Meli Meli ini suka banget niruin dan nyamain barang-barang punya Oliv kaya tas, sepatu, dan barang-barang Oliv yang lainnya loh, pi. Aku tuh takutnya kalau si anak ini ada kecemburuan sama Oliv. Bahaya loh untuk anak sekecil itu udah bisa ngelakuin hal yang kaya begitu."

BOSS KAMPRET!! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang