Gadis bermata hazel itu hanya bisa menghela nafas, karena istri mungilnya sedari tadi menangis tiada henti bahkan matanya sudah membengkak, hidungnya sudah memerah lisa sangat takut jika Jennie akan mengalami sesak dan muntah jika terus menangis.
"baby J, cukup ne. aku sudah memaafkanmu sayang. aku disini" Ucapku
"hiks hiks hiks jangan tinggalkan aku lili. maaf" Sahut Jennie terbata
"jika kamu menangis terus seperti ini, maka aku akan pergi dengan waktu lama" Ucapku membuatnya menatapku sendu
"hiks hummm, jangan pergi lili" Lirih Jennie
"makanya jangan menangis terus baby, kamu akan sesak dan muntah jika terus menangis. aku khawatir dengan kondisimu sayang" Sahutku
"hmm" Gumam Jennie menahan tangisnya
"tenanglah, aku tidak akan pernah meninggalkanmu sayang. aku selalu disampingmu, sini lihat aku mana muka cantiknya hum cup cup cup cup" Sahutku menarik lembut wajahnya yang berair aku beri kecupan di seluruh wajahnya dan berakhir di bibir manisnya
"Atur nafasnya baby, lihat kamu jadi sesak kan. sini aku bantu pakai oksigen lagi ne" Ucapku
"jangan pergi" Lirih Jennie terbata
"Anniyo baby, sebentar aku hanya ingin menyiapkan oksigen untukmu sayang" Sahutku
melihatnya ketakutan ditinggalkan seperti ini terkadang membuatku ingin tertawa, lihatlah tangan sedari tadi memegang ujung jas dokterku aku masih mengatur oksigen untuknya agar dapat bernafas tenang.
"cah, sini aku bantu baby" Ucapku langsung memakaikan oksigen yang hanya disangkutkan di hidung karena pada saat menggunakan tipe masker Jennie merasa tidak nyaman.
"peluk" lirih Jennie masih menarik jas dokterku
"nde, sebentar aku lepas jasku dulu ne" Sahutku
"hmmm" Gumam Jennie masih asik memandangiku
"sini, aku peluk baby" Ajakku saat sudah memposisikan diriku agar Jennie nyaman
"hmmm, lili" Panggil Jennie
"nde kenapa sayang" Sahutku seraya mengelus tangannya yang terluka
"aku ingin pulang" Gumam Jennie
"baby ingin pulang?" Tanyaku memastikan
"hmm, aku bosan disini lili"Jawab Jennie lirih
"lusa ne,aku periksa lagi untuk memastikan kondisimu secara keseluruhan baby" Ucapku
"lili aku mohon" lirih Jennie menatapku lekat
"besok kamu boleh pulang. tapi aku akan mengecek kondisimu dulu bagaimana?"Tanyaku
"baiklah, aku rindu orang tua kita lili" Lirih Jennie
"nanti kita susul mereka ne, sekarang mereka semua sedang ada di Italy baby" Ucapku
"baiklah" Gumam Jennie
"sekarang kamu tidur ne, nanti aku bangunin kalo sudah siap untuk pemeriksaanmu" Suruhku
"kamu pergi?" Tanya Jennie
"nggak sayang, nanti Chaeng dan Jisoo yang menyiapkannya" Jawabku
"jangan pergi lili, maaf kata-kata aku menyakitimu" Lirih Jennie
"nde sayang, cukup tidurlah aku disini" Ucapku mengeratkan pelukan
"saranghae Honey" Gumam Jennie
"Nado saranghae Baby" Sahutku mengecup pucuk kepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons For Falling in Love
ФанфикGadis bermata kucing itu bernama Jennie Kim, Gadis mandu itu sangat mudah merajuk karena memang sejak kecil dimajakan oleh keluarga sampai sahabatnya yaitu Kim Jisoo dan Park Chaeyoung. Kehidupan Jennie semakin berwarna ketika mengenal sosok Lalisa...