Jenlisa masih memilih bahan makanan yang akan dibeli, hampir 1 Jam dihabiskan oleh pasangan bucin itu untuk memborong keperluan mereka.pada saat perjalanan pulang, tentunya berbeda jalur karena supermarket dan tempat tadi berbeda membuat Jenlisa harus berputar terlebih dahulu untuk menuju basement.
"honeyy" Lirih Jennie
"nde baby, kajja kita pulang. mual lagi hum?" Sahutku
"nee, kenapa sangat mual jika mencium masakan ala restoran" Lirih Jennie
"sttt, sabar ne. mungkin Baby L tidak suka bau makanan yang terlalu banyak sayang jadi, Baby L hanya bisa menerima dan memakan masakan kita berdua sayang."ucapku
"huh, mana aku tega melihatnya terus menahan mual seperti ini. bahkan matanya ingin menangis tapi ditahan olehnya, kamu kuat sayang, kamu hebat aku bangga sama kamu" Gumamku dalam hati memeluknya begitu erat
"honey, gendong aja! mualnya sedikit berkurang kalo peluk kamu" Lirih Jennie
"hup, yuk peluk aku yang erat sayang, jika ingin muntah katakan oke" Ucapku di angguki oleh Jennie
kami sampai mobil perlahan aku mendudukkan istriku di samping kemudi mobil, namun tak berlangsung lama Jennie mengeluh ingin muntah lagi, membuatku segera memberikan kantong muntah. melihatnya seperti ini, membuatku sedih karena diriku tak bisa membantunya lebih sekali memberikan support dan menenangkannya.
"sudah? baby masih mual?" Tanyaku mengusap mulutnya dengan tisu basah
"hummm, huh huh huh" Gadis bermata kucing itu hanya mengangguk tubuh mungilnya cukup lemas membuatnya memejamkan matanya seraya mengatur nafasnya yang memburu.
"minum dulu ne" Suruhku memberikan air putih
"gomawo honey, aaa aku gak bisa jauh-jauh dari kamu! lihatkan duduk disini aja bikin aku mual dan muntah honey" Rengek Jennie
"lalu bagaimana? ingin duduk di pangku sambil aku menyetir?" Tawarku
"humm, tapi bahaya tidak" lirih Jennie menatapku sendu
"aku akan perlahan membawanya, ayo aku duduk dulu nanti kamu menyusul" Ucapku
"mungkin dikorea kami sering sekali melakukan ini, karena disana cukup aman jika Jennie dipangku olehku saat menyetir, namun di negeri orang jujur aku sendiri belum pernah melakukan ini. apapun akan aku berikan asalkan Jennie baik-baik saja, lihatkan namanya juga anak Lalisa Manoban sangat patuh jika posisinya sudah nyaman duduk di pangkuanku, lalu menenggelamkan wajahnya di lekuk leherku."
"Baby L, tolong kerjasamanya sayang, tidak baik jika membuat Mommy J merasa mual dan ingin muntah terus menerus ne. bermainlah perlahan Baby L, Dadda dan Mommy menyayangimu" Ucapku seraya mengelus perut Jennie
"dia sangat patuh denganmu, aku yang tersiksa jika Baby L ingin selalu bersamamu Honey. bagaimana ditinggal kerja besok? bisa-bisa aku muntah berkali-kali" Rengek Jennie
"sabar baby, tinggal satu minggu lagi pekerjaan ku disini selesai" ucapku
"tandanya kita akan pulang ke korea?" Tanya Jennie
"no, kandungan kamu belum bisa menaiki pesawat sayang, getarannya dapat membahayakan kamu dan Baby L" Jawabku menatapnya
"tapi bagaimana pekerjaanmu? jika disini sudah selesai apakah kamu akan menganggur Honey?" Tanya Jennie dengan polos
"aku tidak mungkin lepas tangan sayang, aku akan menghandle pekerjaan JL Hospital dari sini. jika aku menganggur siapa yang akan membelikan kamu dan Baby L makanan huh? tenang sayang semuanya sudah canggih, aku disini bekerja ya seperti Work From Home, jika ada pertemuan atau yang bersifat Work From Office itu akan dilakukan oleh Chang dan Jichu sayang" Jawabku
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons For Falling in Love
FanfictionGadis bermata kucing itu bernama Jennie Kim, Gadis mandu itu sangat mudah merajuk karena memang sejak kecil dimajakan oleh keluarga sampai sahabatnya yaitu Kim Jisoo dan Park Chaeyoung. Kehidupan Jennie semakin berwarna ketika mengenal sosok Lalisa...