Poppo, ingin itu boleh?!

216 23 0
                                    

Sesuai ucapan Lisa, dirinya akan mengabaikan Jennie walaupun begitu gadis jangkung itu tetap memperhatikan istrinya namun tidak ada pelukan, kecupan, atau suapan bahkan elusan pun tidak berikan oleh Gadis bermata hazel itu.

terhitung 2 hari Lisa mengacuhkan Jennie, sebenarnya gadis bermata hazel itu tidak tega namun ia harus melakukan ini agar istri nakalnya itu patuh dengan ucapannya. lisa mengerti dan paham bagaimana kucing nakal itu, karena sejak kenal Jennie sifatnya yang sangat keras kepala membuat gadis bermata kucing itu sering sekali mengabaikan ucapan Lisa dan para sahabatnya.

Lisa memang tidak pergi kerumah sakit untuk bertugas, karena dirinya diminta libur karena memang jadwal Libur Lisa cukup sedikit membuatnya mendapatkan jatah libur tambahan. Pagi ini gadis bermata hazel itu tengah bergelut dengan laptopnya, namun tak lama terdengar suara batuk dan isak tangis istrinya Lisa hanya melirik ke arah kasur sedangkan istri mungilnya tengah terlelap karena tidak ada kegiatan apapun membuat gadis bermata kucing itu terlelap.

"uhuk uhuk hiks hiks"

"huh, kenapa nakal sekali baby" Gumam Lisa sangat pelan lalu menghela nafasnya

"uhuk uhuk huuueeeeeekksss"

"huuekkksss"

namun lisa mendengar gadis bermata kucing itu menggeliat dan berusaha duduk setelah terdengar suara muntahan, membuat Lisa bergerak cepat menghampiri istri mungilnya dan segera membantunya.

"sttt atur nafasnya sayang" Ucap Lisa langsung mendekap Istrinya

"uhuk uhuk huueeekkkk"

"huuuekkkkssss"

semua isi perutnya kembali keluar tanpa aba-aba, gadis bermata kucing itu lemas dalam dekapan lisa membuatnya menyandarkan tubuh mungilnya di dada bidang milik lisa berusaha menetralkan deru nafasnya yang memburu karena diserang mual yang menyiksa.

"Hiks hiks hiks, aku mual hiks hiks maaf" Racau Jennie

"sttt, udah gak papa sayang. sini aku gendong baby" Ajak Lisa

Gadis bermata hazel itu segera menggendong Jennie dan mendudukkan di sofa lalu menyandarkan tubuhnya yang terasa lemas sedangkan lisa mengganti spreinya yang terkena muntahan istri mungilnya. setelah selesai lalu mengambil satu set pakaian untuk istri mungilnya dan membantu Jennie untuk berganti pakaian.

"lili mianhaeyo, hiks hiks" Lirih Jennie terbata

"enak tidak?" Tanya Lisa memangku istrinya setelah menggantikan pakaian Jennie

"tidak hiks hiks" Lirih Jennie terbata dengan menunduk

"mau kaya gitu lagi?" Tanya Lisa

"anniyooo, hiks hiks mianhae" Jawab Jennie tersedu sedu

"huh, awas ya kamu nakal lagi. aku pukul pantat kamu!" Ucap Lisa gemas

"humm nn ne eee" Sahut Jennie terbata

"istirahat ya aku elusin, biar enak badannya." Ajak Lisa di angguki oleh Jennie

"aku tidak bisa marah sama kamu semenjak kejadian itu baby, aku hanya ingin kamu patuh dengan ucapanku. aku melakukan ini demi kamu dan Baby L, Baby L yang sehat ne maafkan mommy J jika mommy J nakal otey sayang" Gumamku dalam hati seraya menenangkan Jennie dalam dekapanku sesekali masih tersedu-sedu membuatku mengeratkan pelukannya.

"hiks lili"

"sttt, sayangnya lili bobo yang nyenyak" Ucap Lisa

"hummmhh"

"sttt, cup cup sayangnya lili" Gumam Lisa

gadis jangkung itu terus mengeratkan pelukan lalu memberikan elusan dan kecupan karena Jennie tengah mengigau namanya. semakin lama deru nafas Jennie terasa normal kembali, membuat lisa menghela nafas lega. mungkin karena 2 hari ini lisa mengacuhkannya membuat Jennie tidak bisa terlelap dengan tenang, kini lihatlah tidurnya sangat tenang dalam dekapan Lisa bahkan saat ini wajahnya sudah berada di ketiak milik pujaan hatinya walaupun sesekali masih tersedu-sedu membuat lisa terkekeh pelan.

Reasons For Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang