"Pantesan dipanggil gak nyahut-nyahut, ternyata lagi ngeliatin foto istri."
Andreas tersentak, gegas memasukkan ponselnya ke saku celana. Dia berdeham dan merapikan jas. Ia melirik sosok Levine yang memutarinya, lalu duduk di sofa depan meja kerja.
"Sekalian aja lo cetak fotonya Stella, seukuran baliho caleg biar puas. Terus, lo tempel di sini, nih." Levine menunjuk dinding di hadapan Andreas yang kosong tanpa hiasan apa pun. "Lo bisa ngelihatin dari pertama masuk kantor sampe jam pulang kerja," lanjutnya.
"Jangan mulai, Vine," balas Andreas dengan wajah datar andalannya.
"Kalau mau follow, tinggal follow aja, Dre. Jangan cuma dipantengin aja Instagram Stella. Nanti kalah start sama Pak Riga, lho."
Air muka Andreas berubah seketika. "Kenapa sama Pak Riga?"
"Mereka saling follow minggu lalu," jawab Levine dengan enteng.
"Kamu tahu dari mana?"
"Followers Stella bertambah. Gue cek, ternyata Pak Riga."
"Kamu juga saling follow sama Stella?"
Levine mengangguk cepat. "Dari pertama ketemu." Dia tersenyum miring sambil membuka fitur kamera di ponsel. Lalu, diletakkannya benda pipih itu di hadapan Andreas. "Ngaca, nih. Lihat baik-baik muka sepet lo! Supaya lo gak penasaran gimana ekspresi lo kalau lagi cemburu."
"Cemburu?" Andreas berdecih sambil membuang muka, mengindari sorotan kamera dari ponsel sahabatnya. Tidak bisa dipungkiri, wajahnya terlihat menyedihkan saat ini. "Siapa yang cemburu? Saya? Apa yang saya cemburukan?"
"Udahlah, gak usah ngelak, Dre." Levine geleng-geleng kepala seraya mengamankan kembali ponselnya. Dia kembali duduk di sofa dan lanjut berkata, "Gak apa-apa, kok. Hal yang wajar lo ngerasa cemburu sama gue, sama Pak Riga. Itu artinya, lo suka sama Stella, istri lo sendiri."
Andreas diam, tidak lagi menyahuti perkataan Levine. Perkataan yang seharusnya ditepis dan disebut sebagai omong kosong, tetapi justru membuat isi kepala Andreas ramai seketika.
Entah sejak kapan kepedulian muncul dari hati Andreas. Ia takut Stella terluka saat kejadian lift tempo hari. Ia tidak ingin mengganggu tidur Stella dan lebih memilih meminjamkan tempat tidur kesayangannya. Ia bersimpati atas cerita menyayat hati yang Stella bagikan kala akhir minggu kemarin. Hari ini, Andreas rela berangkat ke kantor lebih siang dari biasanya untuk memastikan bahwa pengemudi taksi online yang ditumpangi Stella bukanlah orang jahat. Dan ... jujur saja, Andreas juga tidak suka mengetahui Levine dan Riga sudah mengikuti akun sosial media Stella, jauh lebih dulu dibandingkan dirinya.
Tolong, catat! Semua kepedulian ini muncul tanpa disadari, atas kehendak hati Andreas yang di luar kontrol logikanya, bukan didorong ketakutan akan ancaman Kakek Sadewa. Semua perasaan ini tulus, tumbuh tanpa Andreas ketahui. Jangan salah paham!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pratigya [Tamat]
RomanceStella dan Andreas adalah dua orang asing yang kebetulan tinggal satu atap. Ikatan pernikahan mereka tidak ada artinya, terkhusus bagi Andreas. Mereka hanyalah suami istri di atas kertas. Keduanya hanya bersikap harmonis dan romantis di depan sanak...