38. Perjanjian

4.5K 262 35
                                    

“Griya Hartanto dimulai dengan mimpi kecil, visi yang mungkin tampak sederhana. Tapi, dengan kerja keras dan komitmen bersama, kita telah berhasil membawa mimpi tersebut menjadi kenyataan. Tidak ada kesuksesan yang dicapai dalam semalam. Kesuksesan adalah hasil dari usaha bersama, dedikasi tanpa henti, serta tekad yang kuat untuk selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari.”

Banyak yang bilang bahwa hidup bukan tentang seberapa banyak yang kita miliki, melainkan seberapa besar manfaat yang bisa kita berikan. Hari ini, di acara ulang tahun ke-50 PT. Griya Hartanto, Kakek Sadewa telah membuktikan bahwa hidupnya sangatlah sukses. Perusahaan yang didirikan dari nol, bermodalkan rasa penasaran, nekat, dan kepercayaan pada Tuhan, bukan hanya membawa manfaat kepada Kakek Sadewa dan para keturunannya. Para karyawan—mulai dari petugas kebersihan hingga jajaran eksekutif—pun bisa mencicipi dengan nyata manfaat dari PT. Griya Hartanto.

“Di dunia bisnis, bukan hanya profit yang menjadi ukuran sukses, tetapi juga seberapa besar dampak positif yang bisa kita berikan bagi lingkungan dan masyarakat.” Kakek Sadewa melanjutkan pidatonya. Beliau berdiri gagah di balik podium. “Perjalanan ini belum selesai. Saya percaya bahwa tantangan di masa depan akan semakin besar, tetapi kita juga telah membuktikan bahwa setiap tantangan adalah kesempatan bagi kita untuk tumbuh lebih kuat.”

Tidak ada yang berani berbincang, hanya suara Kakek Sadewa yang mengisi setiap sudut ballroom hotel tempat diselenggarakannya perayaan itu. Para keluarga duduk di barisan kursi paling depan, termasuk Stella dan Andreas. Meskipun tidak memahami acara apa yang sedang dihadiri, tetapi sorot penuh kagum terpancar kuat dari netra mungil Rivera yang terus menatap kakek buyutnya.

“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersama-sama membangun perusahaan ini. Tanpa kalian, perusahaan ini bukanlah apa-apa. Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan, dan keberkahan dalam setiap langkah kita,” final Kakek Sadewa, mengakhiri pidatonya.

Begitu selesai, Kakek Sadewa langsung turun dari panggung dengan dibantu oleh Andreas dan Jefran. Beliau segera menyalami para petinggi perusahaan dan sanak saudara yang ikut hadir dalam acara itu. Senyum beliau sangat lebar, terlihat antusias menerima ucapan selamat dari banyak orang. Kakek Sadewa juga mengamini setiap doa baik yang tercurah dari lawan bicaranya, baik untuk Griya Hartanto maupun kesehatannya di hari tua ini.

Kemudian, beliau kembali menghadap dua cucu hebatnya, Andreas dan Jefran. “Kalian atur acaranya, ya. Harus tetap lancar dan efektif sampai akhir. Kakek harus pergi sekarang.”

“Jadi ke Puncak, Kek?” tebak Jefran.

“Jadi. Kakek harus bertemu dengan mamanya Andreas. Sudah rindu,” terang lelaki baya itu, tanpa ada keraguan sedikit pun.

“Kalau begitu Kakek pergi saja. Tidak perlu khawatirkan apa pun mengenai acara di sini. Saya dan Jefran pastikan tidak akan ada kesalahan sedikit pun,” tambah Andreas.

Kakek Sadewa mengangguk puas. Dia akan selalu percaya pada kedua cucunya itu jika mengenai perusahaan. Kemudian, beliau melangkah mendekati Stella dan Rivera di ujung barisan paling depan untuk berpamitan sebentar. Tentu saja, Kakek Sadewa tidak bisa menahan tawanya kala mendengar celotehan rigan Rivera yang disahuti oleh Rachel. Kedua cicitnya itu selalu menjadi sumber kebahagiaan terbesar dalam kesehariannya.

Setelah pidato dari orang-orang terpenting di Griya Hartanto, perayaan ulang tahun pun berlanjut ke acara non formal. Supaya tidak monoton dan membosankan, diadakan aneka lomba, kuis, juga doorprize dengan hadiah yang membuat melongo. Penghargaan untuk karyawan terbaik pun menjadi salah satu bagian dari rangkaian acara. Deden berhasil menyambar penghargaan OB paling rajin tahun ini. Riga, dia menjadi ketua divisi paling teladan. Meskipun di luar jam kerja, dia melanggar kontrak bersama Falleta Cleo.

Pratigya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang