Terima kasih banyak untuk
aegibluu nisjenoini nallesya_ soonflouer dan lee_znoo
yang selalu kasih vote dan komen yang banyak. Kalian warbyasah! ( ◜‿◝ )♡*
*
*"Jangan senyum-senyum begitu, Mbok. Jelek!"
"Hehehe ...."
Andreas hanya mendengkus kasar untuk membalas kelakuan menyebalkan Mbok Darmi. Sedari tadi, perempuan paruh baya itu terus saja curi-curi pandang sambil tersenyum penuh arti. Ya, memang Andreas yang salah, tak menghiraukan kehadiran Mbok Darmi yang tertangkap ujung mata saat menggendong Stella menuju kamar tadi. Namun, sah-sah saja Andreas bersikap demikian, bukan? Dia yang menjadi tuan rumah di sini.
"Lho, Bapak ngapain ke sini?"
Itu pula yang dikatakan Mbok Darmi ketika melihat Andreas masuk dapur. Memang, Andreas tidak pernah menginjakkan kaki di wilayah kekuasaan Mbok Darmi itu. Namun, itu bukan berarti dirinya dilarang masuk, bukan? Andreas hanya ingin menyiapkan makanan untuk Stella, tetapi Mbok Darmi menatapnya seperti baru saja melanggar aturan.
"Saya senang melihat perubahan besar dalam hubungan Ibu dan Bapak," cetus Mbok Darmi sambil lanjut mengupas apel. "Sekarang, Ibu dan Bapak sudah menjadi suami istri yang sesungguhnya. Saya juga bisa lihat sebesar apa kasih sayang Bapak untuk Ibu. Bahkan sampai rela buatkan makanan seperti ini."
Andreas sontak tersenyum. "Mbok bicara seperti itu seakan-akan saya melakukan hal yang besar. Ini bukan apa-apa, Mbok, dibandingkan dengan kebahagiaan yang telah Stella berikan kepada saya."
"Saya lebih senang lagi karena Bapak udah bisa mengakui kebahagiaan hadir dalam hidup Bapak."
"Memang sebelumnya saya gak pernah bicara seperti itu?"
"Enggak."
Jawaban penuh percaya diri dari Mbok Darmi membuat Andreas menoleh, mengalihkan atensinya dari kompor selama beberapa saat. Kemudian, dia kembali menghadap depan, memastikan omelet yang dibuatnya tidak gagal sedikit pun.
"Sebelumnya, yang jadi fokus Bapak cuma kerja, kerja, dan kerja. Bapak ingat keluarga pun kalau ada acara. Itu juga selalu Bapak yang berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka. Tapi, saya gak pernah lihat, tuh, Bapak mau memberikan yang terbaik untuk diri sendiri. Bapak gak pernah mencari kebahagiaan untuk diri Bapak sendiri."
Perkataan Mbok Darmi membuat Andreas bungkam. Rupanya, selain Levine, perempuan paruh baya itu juga mengenal Andreas dengan begitu baik.
Benar juga, Andreas selalu berusaha untuk membahagiakan keluarganya, sanak saudaranya. Tidak pernah sekali pun ia memperjuangkan hak untuk hidupnya sendiri. Hal sederhana yang disebut kebahagiaan pun tidak pernah menjadi salah satu beban pikiran Andreas, padahal otaknya rajin bekerja keras. Nyatanya, kebahagiaan itu berada di sisinya setiap hari, tinggal di atap yang sama. Andreas terlalu memaksakan diri untuk menganggap kehadirannya sebagai sebuah kegagalan, padahal itu adalah anugerah besar yang dikirim Tuhan.
Kebahagiaan itu adalah Stella Kailani.
Perempuan yang duduk di tepi ranjang seraya menyisir rambut basahnya adalah kebahagiaan terbesar dalam hidup Andreas mulai saat ini.
"Makanan sudah siap!" pungkas Andreas dengan penuh semangat. Dia meletakkan nampan di atas nakas, lalu menarik kursi meja rias untuk duduk di hadapan Stella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pratigya [Tamat]
RomanceStella dan Andreas adalah dua orang asing yang kebetulan tinggal satu atap. Ikatan pernikahan mereka tidak ada artinya, terkhusus bagi Andreas. Mereka hanyalah suami istri di atas kertas. Keduanya hanya bersikap harmonis dan romantis di depan sanak...