13. Hati

18 6 0
                                    

"Cinta itu masalah hati. Tapi, orang kadang fokus merebut hati, daripada fokus merebut perhatian sang Pencipta hati."
—Rakit—

***

Dentingan jam kembali memutar arahnya di angka 6. Hiruk-pikuk kendaraan di jalan raya terdengar semakin bising dan begitu memekakkan telinga. Trotoar mulai ramai dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya. Angkutan Kota mulai penuh dengan para penumpangnya.

Hari ini, tepat di hari senin. Matahari bersinar cukup terik. Ayunan kaki seorang siswi SMA di salah satu trotoar yang awalnya pelan mendadak sedikit cepat, apalagi setelah ia melihat arloji di tangan kirinya.

"Plis, jangan bilang Nando belum dateng juga?" lirihnya sembari berlari kecil.

Cahaya kembali berlari kecil. Ia tak sadar, bahwa saat ia mempercepat langkahnya, ikatan di tali sepatunya melonggar. Sepatu merek Ando berwarna hitam dengan sedikit bagian bawah putih itu terus melonggar dari kakinya.

Sampai, dalam waktu sekitar 6 menit Cahaya akhirnya bisa menghela nafas lega. Di depannya sudah terpampang dengan jelas gerbang sekolah SMA Cakrawala. Akan tetapi saat kakinya hendak kembali berayun, suara milik seorang cowok yang ia kenal menginterupsinya.

"Aya, benerin dulu tali sepatu kamu!" ujar cowok bertubuh jangkung itu. Sorot matanya menatap Cahaya dengan datar.

Cahaya menatap netra milik Andra dengan sedikit gugup. Ia lantas berjongkok dan memilih membenarkan tali sepatunya terlebih dahulu. Selesai dengan pekerjaannya, ia kira Andra sudah pergi. Tapi ternyata-

"Gimana aku bisa lepasin kamu, kalau kamu masih seceroboh ini?" tanya Andra dengan lirih.

Cahaya menunduk sejenak. Ia memejamkan matanya sembari menghela nafas pelan. "Maaf, Kak. Aku duluan,"

Lambat laun, punggung Cahaya mulai tak terlihat dari pandangan Andra. Sungguh, ia rasa ia tidak pernah sepatah hati ini. Dan-ia juga tidak tahu, apakah bisa ia kembali menemukan sosok Cahaya pada cewek lain.

***

Suara sumbang milik Riko, si Sekbid 1 OSIS itu ternyata sudah menggema di area lapangan upacara. Cowok itu memainkan sound sembari menunggu waktu upacara tiba. Menyanyikan banyak lagu yang menurutnya asik dan masuk ke dalam warna suaranya.

"Ku tak mau menjanjikannya, pasti bahagia bila denganku."

"Biar dia rasakan sendiri, betapa gilanya cintaku!"

"Aku memang pecinta wanita, namun ku bukan buaya."

"Yang setia pada seribu gadis, ku hanya mencintai dia."

"Dia siapa, tuch?" kelakar Jessica.

"Aku memang pecinta wanita yang lembut seperti dia, ini saat ku akhiri semua."

"Pencarian dalam hidup-cintaku hanyalah diaaa!!!"

"Tapi boong! Papale-papale, papale-papale-pale!" Ega malah berjingkrak-jingkrak mengejek Riko.

Nando menatap interaksi teman-temannya dengan sudut bibirnya yang tertarik. Cowok yang menjabat sebagai Ketua OSIS itu berkata, "Lagian, satu sekolah juga tau seberapa playboy lo, Ko!"

RAKITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang