"Bukan harganya, tapi kebersamaannya yang sulit diulang."
—Rakit—***
Perkemahan Penerimaan Tamu Ambalan di SMA Cakrawala dilaksanakan mulai hari ini. Di salah satu tempat berkemah terfavorit di Bandung. Anggota OSIS termasuk Nando dan Cahaya selaku ketua OSIS dan wakil ketua OSIS ikut memeriksa kelengkapan para anggota perkemahan di sekolah.
"Do, gue minta tolong ini nama dan jadwal yang nanti bakalan piket posko, penanggung jawab sangga, sama lain-lainnya." ucap Dika, selaku Pradana SMA Cakrawala.
"Oke," kata Nando, sembari mengacungkan jempolnya.
Briefing pagi sebelum berangkat ke perkemahan dipimpin oleh Pak Deni, selaku pembina bantara. Isi briefing tersebut memiliki inti agar para panitia tetap menjaga kekompakan selama melaksanakan perkemahan.
Waktu menunjukkan pukul 07.00, briefing antara peserta dan para panitia sudah selesai dilaksanakan. Para panitia Bantara dan OSIS mulai menggiring para peserta untuk masuk ke mobil pick up yang disediakan oleh pihak sekolah. Barang-barang juga mulai diangkut menggunakan mobil pick up yang lain.
Setengah dari anggota OSIS dan Bantara membantu untuk pemberangkatan di sekolah, sedangkan sisanya atau setengahnya lagi berjaga di area perkemahan.
Memastikan semuanya sudah siap, ada beberapa panitia yang ikut di mobil peserta. Ada juga yang ikut di mobil pick up khusus untuk panitia. Kahfi ikut di salah satu mobil peserta bersama Nando. Sedangkan, Cahaya dan Riko, ikut di mobil khusus panitia bersama yang lainnya.
Perjalanan menuju Bumi Perkemahan terasa begitu mengasyikkan. Banyak diantara para peserta yang bernyanyi-nyanyi ria di mobil pick up. Ada juga yang sibuk memperhatikan agar barang-barangnya tidak tertumpuk. Ada yang mengantuk sampai pada akhirnya tertidur dalam posisi duduk, dan ada juga yang memilih duduk sembari sedikit mengomel karena harus berdesak-desakan.
Nando dan Kahfi hanya tersenyum melihat tingkah adik kelas mereka. Lucu, sama seperti mereka yang pernah merasakan perkemahan. "Fi, gimana? Lo betah sekolah disini?"
Kahfi mengangguk pelan. "Alhamdulillah, betah."
"Syukurlah kalau lo betah," ucap Nando.
Kahfi menikmati perjalanan sembari menikmati pemandangan alam di jalan-jalan yang mereka lalui. Kehidupan masyarakat di sini agaknya masih terasa hangat, masih banyak hamparan sawah yang cukup luas.
Hanya butuh waktu sekitar 30 menit untuk mereka semua bisa sampai di bumi perkemahan. Para panitia segera turun dari mobil dan membantu para peserta membawa barang-barangnya. Barang bawaan mereka jelas beragam. Ada yang membawa tikar, ember, gantungan baju, sepatu, sampai ada juga yang membawa mantel hujan.
Kahfi dan Nando membantu beberapa barang bawaan adik kelas mereka. Nando yang sekarang tengah membawa tikar dan ember ke area tenda sangga yang peserta sebutkan. Dan Kahfi, ia membawa beberapa tas milik peserta yang membawa barang bawaannya yang lain.
"Ini, tenda kalian." ucap Nando sembari menaruh tikar dan ember milik peserta tadi.
"Makasih, Kak Nando." ucap salah satu siswi yang menjadi peserta.
"Sama-sama," ucap Nando sekenanya.
Kahfi juga mulai menaruh beberapa tas milik siswi-siswi yang menjadi peserta perkemahan. "Ini, tenda kalian. Kalau ada apa-apa silakan konfirmasi, atau bilang ke panitia. Kalau ada yang sakit, langsung bilang aja, ya?" ucap Kahfi dengan ramahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKIT
SpiritualSpiritual-Teenfiction Ini tentang abu-abu yang dihampiri warna pelangi. Dan juga luka yang membalut dirinya sendiri, bersama setiap doa yang ia panjatkan kepada-Nya. ⚠️BUAT DIBACA BUKAN DIPLAGIAT.⚠️ Rank 🏅 3 in Rakit Rank 🏅 15 in Kahfi Rank 🏅 7...