4. So' Sempurna

10 3 0
                                    

"Hebat kalian semua! Bisa ngomong ke orang lain munafik. So' paling sempurna banget kalian jadi manusia!"

***

Cahaya membuka buku pelajaran Ekonomi Umum yang besok akan dipelajari. Terbiasa membuka buku pelajaran saat malam hari, Cahaya jadi terbiasa membaca dan bisa lebih cepat memahami pelajaran yang disampaikan. Namun, saat membuka buku Matematika, ia malah teringat Kahfi.


"Gue kenapa pake mikirin Kahfi segala coba?" gumam nya.

Ting

Sebuah notifikasi masuk ke ponsel nya. Terdapat sebuah pesan dari Andra. Sebenarnya, Cahaya masih enggan membuka pesan dari Andra. Ia merasa Andra terlalu ingin meminta lebih banyak waktunya. Bukan karena Cahaya tidak mencintai Andra. Tapi, fokus hidup nya tak hanya tentang Andra. Banyak keinginan dan cita-cita yang harus ia capai dan selesaikan.

Tak lama, handphone nya kembali berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama, handphone nya kembali berbunyi. Ternyata, kali ini pesan dari Nando.

Bahasan tentang Kahfi membuat Cahaya seketika mengingat nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahasan tentang Kahfi membuat Cahaya seketika mengingat nya. Mendapati jawaban Nando bahwa Kahfi seharusnya pulang bersama Pak Hidayat, ia merasa makin kebingungan. Lantas, kenapa Kahfi tadi pulang sendiri saat bertemu dengan nya? Kemana Pak Hidayat sebenarnya?

"Kahfi, bisa-bisanya pertemuan gue yang singkat sama dia, malah bikin banyak pertanyaan di benak gue!" ujar Cahaya sembari tersenyum.

***

Kahfi tengah menyalin catatan milik Riko. Sedang sibuk menulis, matanya tiba-tiba tertarik dengan sebuah foto. Foto seorang wanita muda yang tengah menggendong bayinya. Kahfi tersenyum sembari mengambilnya.

"Aku tau, Ma. Akan ada saat nya Mamah memeluk aku dan mencintai aku, kan?" Kahfi mengusap foto itu pelan. Tanpa terasa lelehan hangat itu kembali meluncur dari pipinya. Kahfi memeluk foto itu dengan perasaan mendalam. Lama-kelamaan, air mata itu turun lebih deras tanpa seizin nya. Malam dengan bulan purnama itu seolah memberikan Kahfi kesempatan dengan kesunyian yang tercipta.

RAKITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang