"Pada akhirnya, hanya kepada Allah kita bersandar dan berharap. Karena sesungguhnya tak ada mahluk yang bisa bergantung selain pada penciptanya."
—Rakit—***
Kahfi terhenyak sejenak. Sebentar. Hanya beberapa menit ia membetulkan ikatan tali sepatunya. Kenapa tiba-tiba mereka sudah menghilang dari pandangan Kahfi?
Naasnya, Kahfi tidak memegang peta sama sekali. "Ya Allah, mereka kemana?" gumam Kahfi.
Matanya mulai liar mencari keberadaan teman-temannya. Netranya mulai memancarkan kegelisahan akan ketakutan di hadapannya.
"Mana saya nggak megang peta lagi," lirihnya lagi.
Kahfi mulai berjalan pelan. Mencoba mengingat dan mencari jalan mana yang harus ia lalui. Sialnya, ia tak memegang peta sama sekali. Belum lagi, Kahfi termasuk orang yang jarang mengikuti acara mencari jejak.
Kahfi terus mengikuti kemana kata hatinya. Tak lupa ia selalu berdzikir menyebut nama Allah. Karena di hutan seperti ini apapun bisa ia temukan dan bisa terjadi. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya Kahfi menemukan papan penunjuk yang mengarah ke arah selatan. Papan penunjuk itu menunjukkan bahwa di arah selatan adalah posko. Itu artinya, ia tidak tersesat terlalu jauh. Begitu isi pikiran Kahfi.
***
"Oke, halo selamat malam semuanya!" ucap Andra menyapa seluruh peserta dan panitia.
"Hai, Kak!" jawab mereka serentak.
"Semuanya udah pada kumpul?" tanya Andra lagi.
"Udah, Kak!" jawab mereka lagi.
Saat Andra hendak melanjutkan bicara, tiba-tiba beberapa orang peserta berlari dari arah hutan dengan wajah panik. Mereka baru saja tiba.
"Kalian kenapa? Kalian baru nyampe?" tanya Nando heran.
"Kak itu—" ucap seorang siswi terbata-bata.
"Kak—Kak Kahfi—"
"Kahfi kenapa?" tanya Andra.
"Kak Kahfi hilang, Kak." jawab Zein seadanya.
"Apa? Kok bisa?" tanya Riko ikut panik.
"Kita nggak tahu, Kak! Tadi pas kita liat ke belakang, Kak Kahfi udah nggak ada di belakang kita." ucap Keira.
"Ada apa ini?" tanya Pak Hidayat yang baru saja datang.
"Ini Pak, katanya Kahfi hilang." jawab Nando.
"Astaghfirullah," Pak Hidayat mengusap wajahnya gusar. "Ya udah, sekarang kita bagi tugas aja, ya. Biar bapak kasih tau guru-guru yang lain dulu. Nando, kamu kasih tau temen-temen kamu yang lain. Kamu juga Andra!" titah Pak Hidayat.
"Siap, Pak." sahut Andra.
Nando mulai memberi tahu kepada teman-temannya yang lain. Mereka mulai mencari senter untuk membantu penerangan mereka saat di dalam hutan nanti. Melihat gerak-gerik teman-temannya, Cahaya sedikit heran. Ya, ia baru saja dari toilet bersama Hilda, saat kelompok Kahfi datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKIT
SpiritualSpiritual-Teenfiction Ini tentang abu-abu yang dihampiri warna pelangi. Dan juga luka yang membalut dirinya sendiri, bersama setiap doa yang ia panjatkan kepada-Nya. ⚠️BUAT DIBACA BUKAN DIPLAGIAT.⚠️ Rank 🏅 3 in Rakit Rank 🏅 15 in Kahfi Rank 🏅 7...