[ KAVIN 41 ]

262 28 5
                                    

HAI SEMUA APA KABAR? SEMOGA BAIK YA KALIAN SEMUA, AKU KEMBALI MELANJUTKAN UP CERITA INI, MAKASIH YANG UDAH STAY TUNE TERUS SAMA CERITANYA ❤️🥹

✨ SELAMAT MEMBACA ✨

41. DISKUSI BESAR DAN SEORANG GADIS

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring disetiap penjuru sekolah, semua siswa siswi berhamburan keluar kelas menuju area parkir, jam terfavorit setiap anak sekolah selain jam istirahat dan free class.

Kavin dan teman-temannya sudah berkumpul di area parkiran tiga menit sebelum bel berbunyi bersama keempat cewek yang sudah duduk rapi di atas motor pasangan masing-masing, kebetulan kelas keduanya sedang free class jadi mereka keluar lebih dulu dari yang lain, siapa lagi komandonya kalau bukan Kavin.

"Putri, lo beneran udah gak pa pa?" Tanya Elise menoleh kepada cewek berambut panjang yang duduk di jok belakang motor Galen.

Tadi waktu jam istirahat Putri sempat pingsan di kelas untung saja ada Galen disana jadi dengan cepat cowok itu membawa Putri ke UKS, suhu panas tubuh cewek itu sangat tinggi, untung saja Queen dari wakil ketua DRAGGOS itu tidak membawa motor sendiri hari ini, melainkan berboncengan bersama Galen sejak dua hari yang lalu.

"Gue gak pa pa Lis," jawab Putri sedikit tersenyum simpul, wajahnya sudah tidak sepucat tadi, tapi tubuhnya masih terlihat sedikit lemah.

Elise dan Jia membalas senyum Putri sambil mengangguk mengerti.

"Gue cabut duluan," pamit Galen kepada teman-temannya dan anak DRAGGOS yang lain.

Serempak diangguki kompak oleh mereka.

"Hati-hati Galak," ucap Ricky.

Galen mengangguk singkat lalu memakai helm full face nya.

"Pegangan Putri," Tasya menoleh Putri dengan senyum di bibirnya.

Putri menanggapi ucapan Tasya dengan senyuman dan anggukan singkat.

Motor Galen melenggang pergi meninggalkan area sekolah.

"Asya sedih Putri sakit," cicit Tasya melihat motor Galen yang sudah menghilang di balik gerbang sekolah.

Jia dan Elise mengangguk setuju dengan wajah yang sama-sama masam, ikut sedih dengan keadaan Putri yang belakang ini sering sakit.

Kavin mengusap punggung tangan Tasya yang berpegangan di pundaknya, "Putri gak pa pa dia cuman kecapean aja," tuturnya lembut lalu memakai helm full facenya.

Tasya mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Gue cabut duluan, " pamit Kavin kepada teman-temannya. "pegangan," pintanya kepada Tasya.

Tasya mengangguk mengerti dan mengeratkan pegangannya di bahu Kavin.

Kavin menjalankan motornya melenggang meninggalkan area sekolah dan ikut beradu dijalan sore yang lumayan padat dengan kendaraan, motor itu berjalan dengan kecepatan standar, langit sore yang cerah menjadi pemanis disepanjang perjalanan keduanya.

Tasya sedikit mendekatkan wajahnya di samping Kavin, "Kak Kavin beli telur gulung dulu ya sebelum pulang!,"  ucapnya sedikit berteriak.

Kavin membuka kaca helmnya dan menegakkan posisi duduknya dengan satu tangan yang terlampir di tangki motornya, "yakin cuman beli telur gulung aja?, gak mau makan dulu?" tanyanya.

Tasya menggelengkan kepalanya, "Asya masih kenyang, Asya cuman mau jajan telur gulung,"

"Ok," Kavin kembali menutup kaca helmnya lalu kembali menancap gas motornya menuju area PKL di dekat taman kota.

KAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang