[ KAVIN 48 ]

77 12 5
                                    

HAI SEMUA AKU KEMBALI DENGAN SATU HARI TELAT LAGI HUHUHU MAAF YAA 🥹

OK TOLONG HARGAI CERITAKU DENGAN CARA TINGGALKAN KOMEN DAN VOTE YAA 🥰

✨ SELAMAT MEMBACA ✨

48. DICULIK

Terik matahari semakin membumbung ke atas, Mobil Elise melaju meninggalkan perumahan tempat tinggal Tasya dengan kecepatan standar menuju ruas jalanan pusat.

"Gimana Sya, lo udah izin sama Kak Kavin kalau lo mau keluar? di izinin gak?" tanya Jia penasaran.

Tasya menganggukkan kepalanya. "Udah kok, tapi Kak Kavin belum bales dia masih Off." jawabnya sambil memakai sepatu slip yang tadi ia tenteng ketika lari menuju mobil.

"Ya udah gak pa pa nanti juga di bales, penting udah izin." kata Balqis yang di angguki kompak oleh Jia, Aqila dan Elise terkecuali Putri yang hanya diam sebagai penyimak.

Tasya menganggukkan kepalanya dengan tersenyum kecil bibir plumnya.

"Ok girls, kita kemana nih enaknya?" tanya Elise melihat teman-temannya dari kaca dasboard.

"Ke Mall aja gimana? nanti kita ke toko buku terus sekalian kita nonton juga, pas banget ada film horor terbaru." kata Jia menawarkan penuh semangat.

Balqis, Aqila dan Tasya langsung mengangguk antusias dan semangat menyetujui tawaran dari Jia penentu tempat me time mereka.

Elise menoleh kebelakang sekilas. "Ok, berarti fix ya kita ke mall. Cus girls!" serunya menambah kecepatan laju mobilnya.

Elise menginjak pedal gas mobilnya dengan sedikit menaikkan kecepatannya menembus jalanan siang yang sangat padat kendaraan ketika mobilnya sudah memasuki jalanan pusat, Bahkan mobil yang ia tumpangi hanya bisa bergerak secara perlahan karena padatnya jalan raya.

Ke-empat cewek yang duduk di kursi kedua dengan obrolan asik juga gurauan kecil sebagai hiasan di sepanjang perjalanan mereka, sontak mengalihkan intensnya ke arah jalanan karena merasakan mobil Elise yang bergerak semakin lambat.

"Duh... Kok pake acara macet segala sih!" keluh Elise melihat kendaraan di depannya yang seperti enggan untuk bergerak.

"Iya ih, tuh mobil di depan juga gak ada yang gerak asli." ucap Balqis ikut menimpali sambil mengedarkan intensnya ke jalanan.

"Sabar, namanya juga jam makan siang ya pasti rame," sahut Putri tanpa mengalihkan intensnya dari ponsel yang baru saja menjadi kesibukannya.

"Eh Lis, kita lewat jalan belakang pabrik es cream aja kayaknya lumayan lenggang and lebih cepet juga pastinya kan jalan tikus." ungkap Jia mengingat di depan sana ada pertigaan jalan yang lumayan jarang di jarak oleh kendaraan.

Elise menganggukkan kepalanya perlahan ia menepikan mobilnya dan berbelok ke kiri sesuai arahan dari Jia, dan benar saja di jalanan ini sangat lenggang hanya ada beberapa kendaraan yang melintas termasuk mobil mereka.

"Bener juga lo Ji, lenggang banget nih jalan padahal ini jalan tikus tercepat ke pusat kota, tapi kenapa jarang banget ya yang lewat sini?" kata Elise heran sambil memperhatikan jalanan di depannya yang sangat lenggang.

"Iya dong Jia gitu pasti tau lah," balas Jia tersenyum sombong dan kembali bergulat dengan obrolannya bersama Balqis.

"Tapi kok lumayan serem juga ya jalanan nya sepi, padahal itu banyak toko tapi kaya gak ada orang." ujar Tasya melihat jajaran toko-toko di pinggir jalan dari jendela mobil.

Di jalanan itu memang sangat jarang di lalui oleh kendaraan meskipun jalan tercepat menuju pusat kota dan sangat strategis tapi banyak kendaraan yang lebih memilih berdesakan menghadapi kemacetan dari pada harus melalui jalanan tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang