Bab 57

592 11 1
                                    

Blackwhite👁️

"Milann"teriak riki.

"Bajingan"geram vino.

Vino langsung melayangkan pukulan pada raya yang telah menembak adiknya. Milan terkena tembakan tepat di bahu sebelah kanan nya, saat raya hendak menembak vino, tapi milan mendorong vino sehingga ia yang terkena tembakan.

"Bangun sayang" ucap riki yang kini sedang memangku kepala milan.

"Ada ap__"ucapan andre terhenti saat melihat milan tergeletak di lantai dengan kepala berada di pangkuan riki.

"Bawa milan kerumah sakit sekarang!!"teriak vino.

Riki langsung mengendong milan, membawa keluar dari kamar raya, dengan di bantu andre. Sedangkan vino tengah bertarung dengan raya, saat ini mereka bertarung dengan tangan kosong.

"Kali ini tidak ada ampun untuk bajingan seperti mu"amuk vino yang terus memberi pukulan pada raya.

Saat ini kondisi raya sudah babak belur karena di hajar vino, raya kalah kuat dengan vino. Vino memang tidak terkalahkan, baik itu dalam bisnis ataupun dalam kekuatan.

"Tidak semudah itu"ucap raya dengan seringai licik nya.

"Tidak semudah itu kau menang vino Smith" ucap Roger yang datang dari ruangan yang ada di kamar raya.

Raya tersenyum licik melihat vino, saat vino lengah raya menendang perut vino.

"Kau pikir aku bodoh"ucap raya.

"Roger Welter"ucap vino datar.

"Ck, aku suka dengan kau yang tidak kenal takut"ucap Roger.

"Aku tidak takut dengan orang lemah seperti kalian berdua" ucap vino menatap tajam Roger dan raya.

"Sombong" desis Roger.

"Kau terlalu banyak bicara dengan, bahkan saat kau mau mati pun kau masih banyak bicara" ucap raya.

"Kau terlalu lama, aku sudah jengah melihat kesombongan bocah ini" Roger mengarahkan pistol tepat di kepala vino.

"Selamat tinggal vino" ucap Roger dengan smir licik nya.

Dor dor dor dor

"Kau juga terlalu percaya diri Roger" ucap arthur yang muncul dari pintu kamar vino.

Arthur menembak kaki dan bahu Roger saat hendak menembak vino.

"Argh sialan kau"gumam Roger yang hendak mengambil kembali pistol nya yang terjatuh.

"Tidak semudah itu bodoh"ucap vino yang menendang pistol Roger untuk menjauhkan dari nya.

Raya mengambil sebuah suntik yang berisi racun mematikan, disaat vino lengah raya hendak menyuntikan racun itu di tubuh vino.

Dor dor

"Mau apa kau sialan!!" maki lucas yang baru datang dan langsung menembak bahu raya.

Mereka tidak langsung menembak kepala raya dan Roger, karena mereka harus membawa bajingan tersebut secara utuh. Kalau tidak, mereka akan menjadi bahan amukan singa betina vino.

"Kau pikir, aku mudah untuk di kalahkan" ucap vino setelah itu memberi pukulan yang keras di wajah raya.

"Bawa mereka berdua ke markas" perintah vino pada anak buah nya yang datang bersama lucas.

Anak buah vino langsung membawa Roger dan raya, mereka akan membawa mereka untuk terbang ke london.

"Kalau bukan keinginan calon cucu ku, sudah ku bunuh bajingan itu saat ini juga" kesal arthur.

"Percaya pada violet, yang akan membuat hal yang lebih gila dari sekedar menembak kepala bajingan itu"ucap vino.

"Sekarang kita menyusul riki yang membawa milan kerumah sakit"ucap arthur.

Mereka semua keluar dari kediaman raya, setelah keluar. Kediaman raya langsung meledak, karena Daren sempat memasang beberapa bom di dalam sana.

•••••

"Apa, milan masuk rumah sakit karena terkena tembakan?" teriak violet saat mendapat kabar dari eleanor.

"lya, dia terkena tembakan di bagian bahu sebelah kanan nya" ucap eleanor dengan sendu.

"Bajingan, apa vino tidak bisa menjaga milan. Sepertinya dia ingin aku juga membunuh nya" amuk violet.

"Aku mau berangkat kesana"ucap violet.

"Kau tidak boleh naik pesawat Vi, kandungan mu masih muda"ucap eleanor mencegah.

"Tapi aku mau tau keadaan milan"ucap violet sambil menangis.

"Kita tunggu kabar dari vino ya"ucap eleanor membujuk violet.

"Mommy"ucap violet yang melihat kehadiran mertua nya.

Violet berdiri dan langsung memeluk Olivia, mereka menangis dengan saling berpelukan.

"Milan mom"ucap violet dengan Isak tangis nya.

"Hai! Lihat mommy sayang, kamu percaya kan kalau milan kuat" ucap Olivia sambil menatap menantu kesayangan nya itu.

Violet hanya mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban.

"Mommy yakin milan akan baik-baik saja sayang, kamu nggak perlu khawatir ya"ucap Olivia menenangkan menantunya.

Violet kembali memeluk Olivia, violet menangis lagi di dalam pelukan Olivia.

"Sekarang kamu istirahat dulu ya, kasihan sama bayi dalam perut kamu" ucap olivia sambil mengelus perut violet yang masih datar.

Violet tidur dengan di temani oleh Olivia, sedangkan eleanor pergi keluar untuk menghubungi vino kalau violet sudah tenang. Sedangkan vienna di suruh vino untuk mengurus keberadaan raya dan Roger di markas sebelum dirinya pulang.

"Lepas bajingan!!"teriak raya yang saat ini sudah berada di markas vino.

"Lepas? Enak bangat Lo ngomong" ejek vienna.

"Siapa kau jalang?"tanya raya menatap tajam vienna.

"Apa kau bilang? Dasar bajingan"Ucap vienna mencambuk raya.

"Tenang aja, aku nggak akan membunuh mu, yang akan membunuh mu bukan aku tapi malaikat maut mu"ucap vienna sambil tertawa.

"Tunggu saja waktu kematian mu"ucap vienna sambil berlalu meninggalkan raya.

🏥Hospital

"Kamu harus selamat sayang, jangan tinggalin aku sendiri sayang" gumam riki dengan terus mondar mandir di depan ruang operasi.

Milan harus di operasi untuk mengeluarkan peluru yang ada di dalam tubuhnya karena tembakan tadi.

"Gimana?"tanya arthur yang baru datang bersama vino, lucas, dan aaron.

"Masih di dalam om" jawab andre karena riki tidak sanggup untuk menjawabnya.

"Kamu tenang saja, om yakin milan selamat. Putri om sangat kuat"ucap arthur menenangkan riki.

Riki hanya menunduk dengan terus menangis, riki tidak peduli dengan pandangan orang tentang dia yang terus menangis seperti orang gila. Karena riki benar akan gila kalau dia kehilangan milan, vino yang melihat pintu ruangan operasi milan terbuka dan keluar dokter yang menangani milan.

"Gimana dengan adik saya?"tanya vino saat dokter keluar.

"Pasien kekurangan banyak darah, kita harus melakukan transfusi darah. Tapi stok darah dirumah sakit ini tidak ada untuk golongan darah pasien" ucap dokter tersebut.

"Apa golongan darah nya?"tanya andre.

"Golongan darah pasien A+" jawab dokter tersebut.

"Ambil darah saya"ucap arthur.

"Ambil juga darah saya"ucap vino.

"Kalau gitu mari tuan ikut bersama saya"ucap dokter.

Mereka berempat menunggu vino dan arthur yang pergi untuk mendonorkan darah nya untuk milan. Sekitar 30 menit, arthur dan Vero sudah datang dari selesai mendonorkan darah mereka, kini mereka menunggu dokter selesai menangani milan.

End✳️

Istri Kecil Mafia Kejam [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang