Waktu berlalu, dan Jisoo serta Taehyung semakin terbiasa dengan kehidupan masing-masing. Meski ada saat-saat di mana mereka rindu pada masa lalu, keduanya sepakat bahwa melangkah maju adalah pilihan terbaik. Mereka tak pernah lagi saling menghubungi sejak percakapan terakhir itu, mencoba memberi ruang dan waktu bagi diri mereka sendiri.
Namun, hidup memang penuh dengan kejutan. Suatu hari, Taehyung menerima undangan dari sebuah pameran seni di Seoul. Ia sudah lama tertarik pada fotografi dan memutuskan untuk datang. Pameran itu diadakan oleh galeri seni lokal yang memamerkan karya-karya seniman muda, dan tanpa Taehyung duga, salah satu seniman yang dipamerkan adalah… Jisoo.
Saat Taehyung melihat namanya di katalog pameran, ada perasaan tak terduga yang muncul di hatinya. Bukan rasa sakit atau kesedihan, melainkan rasa kagum. Jisoo benar-benar telah melangkah maju, menemukan caranya sendiri untuk mengekspresikan perasaannya melalui seni.
Dengan langkah yang tenang namun hati yang berdebar, Taehyung memasuki ruang galeri tempat karya-karya Jisoo dipamerkan. Lukisan-lukisan itu mencerminkan sisi terdalam dari jiwa Jisoo, perpaduan antara rasa sakit, harapan, dan perjalanan menuju penerimaan diri. Salah satu lukisan yang paling menarik perhatian Taehyung adalah sebuah kanvas besar dengan warna-warna lembut yang menyiratkan kesedihan dan kerinduan.
Judul lukisan itu sederhana: Still Understand.
Taehyung berdiri di depan lukisan itu, terdiam cukup lama. Seolah-olah lukisan itu berbicara langsung padanya, mengingatkannya akan semua kenangan mereka berdua masa-masa kebersamaan yang penuh tawa, canggungnya pengakuan perasaan, hingga saat-saat penuh ketidakpastian ketika mereka harus melepaskan satu sama lain.
Seseorang menyapanya dari belakang, dan Taehyung berbalik. Jisoo berdiri di sana, tampak ragu namun tersenyum.
"Taehyung... lama tak bertemu," kata Jisoo dengan suara yang lembut.
Taehyung balas tersenyum, meski dadanya terasa sesak melihat Jisoo lagi setelah sekian lama. "Lukisanmu... indah sekali," ujarnya tulus.
Jisoo menunduk sedikit, seakan malu. "Terima kasih. Ini caraku untuk memahami semuanya... untuk menerima perasaan yang ada."
Mereka terdiam beberapa saat. Meski ada banyak yang ingin mereka bicarakan, entah mengapa kata-kata terasa sulit diucapkan.
"Kau terlihat bahagia," kata Taehyung akhirnya. "Dan itu membuatku senang."
Jisoo mengangguk pelan. "Aku berusaha. Bagaimana denganmu?"
Taehyung tersenyum tipis. "Aku juga sedang belajar menemukan kebahagiaanku sendiri. Fotografi telah banyak membantuku."
Pembicaraan mereka mengalir pelan, lebih banyak berisi pertukaran kabar tentang kehidupan mereka masing-masing. Meski keduanya tahu, jauh di dalam hati, masih ada perasaan yang belum sepenuhnya hilang, mereka juga menyadari bahwa cinta kadang bukan tentang memiliki, tapi tentang merelakan.
"Aku senang kita bisa bertemu lagi," kata Jisoo pelan saat mereka siap berpisah. "Tapi aku tahu, kita berjalan di jalan yang berbeda sekarang."
Taehyung mengangguk. "Benar. Tapi itu tidak mengurangi betapa berharganya semua yang pernah kita lalui."
Mereka saling tersenyum, sebuah senyum yang penuh dengan penerimaan. Hari itu, mereka mengucapkan selamat tinggal sekali lagi, tetapi kali ini dengan hati yang lebih ringan, karena keduanya tahu bahwa mereka telah menemukan jalan masing-masing.
Taehyung keluar dari galeri dengan perasaan damai. Meski ada bagian dari dirinya yang masih merindukan Jisoo, ia tahu bahwa mereka telah tumbuh menjadi versi yang lebih baik dari diri mereka masing-masing. Cinta mereka mungkin tidak terwujud dalam bentuk hubungan yang ia bayangkan dulu, tapi itu bukan berarti cinta itu tidak nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL UNDERSTAND
Teen Fiction"Still Understand" adalah kisah romantis yang mengisahkan hubungan rumit antara dua sahabat, Kim Taehyung dan Kim Jisoo, yang terperangkap dalam perasaan yang tak terungkapkan. Sejak kecil, Taehyung dan Jisoo tumbuh bersama, berbagi segala suka dan...