Malam itu, Jisoo dan Taehyung duduk di bangku kayu di depan rumah Jisoo, dikelilingi oleh keheningan malam dan cahaya bintang yang berkilauan. Angin malam berhembus lembut, membawa aroma bunga-bunga yang mekar di halaman.
“Jisoo, aku ingin tahu lebih banyak tentang perasaanmu,” Taehyung memulai, nada suaranya lembut namun tegas. “Kita harus jujur satu sama lain jika kita ingin hubungan ini berjalan.”
Jisoo menatap ke arah bintang, merasakan beratnya pertanyaan itu. “Kadang aku merasa terjebak antara masa lalu dan masa depan,” ujarnya, suaranya bergetar. “Minseok masih menghantui pikiranku. Aku tidak ingin hal itu merusak apa yang kita miliki.”
“Aku mengerti,” Taehyung menjawab, menatap Jisoo dengan empati. “Masa lalu bisa sangat kuat, tapi kamu harus ingat bahwa kamu tidak lagi bersama Minseok. Apa yang kita miliki sekarang adalah sesuatu yang baru dan berharga.”
Jisoo mengangguk, tetapi hatinya masih diliputi keraguan. “Aku takut. Takut jika aku tidak bisa melepaskan masa lalu sepenuhnya. Takut jika aku tidak bisa mencintaimu dengan sepenuh hati.”
Taehyung mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Jisoo dengan lembut. “Cinta itu bukan tentang kesempurnaan. Cinta adalah proses. Kita akan melalui semuanya bersama-sama. Aku akan menunggu sampai kamu siap.”
Jisoo merasa ada kehangatan dalam genggaman Taehyung. Dia ingin percaya bahwa mereka bisa melewati semua rintangan, tetapi bayangan Minseok masih terus mengganggu pikirannya.
“Bagaimana denganmu? Apakah kamu merasa nyaman dengan semua ini?” Jisoo bertanya, mencari tahu bagaimana perasaan Taehyung.
“Aku merasa nyaman bersamamu, Jisoo. Tapi aku juga khawatir tentang apa yang terjadi di antara kita. Ketika aku melihatmu berbicara dengan Minseok, aku merasa ada sesuatu yang mengganjal. Seolah-olah ada bagian dari dirimu yang tidak bisa aku jangkau.”
Jisoo menundukkan kepala, merasa bersalah. “Maafkan aku jika aku membuatmu merasa tidak nyaman. Aku tidak ingin ada rahasia di antara kita.”
“Tidak ada yang perlu dimaafkan,” Taehyung menjawab. “Tapi kita perlu membicarakan perasaan kita, apa yang sebenarnya kita inginkan dari hubungan ini.”
Jisoo merasakan ketegangan dalam suasana, tetapi dia tahu bahwa ini adalah saat yang tepat untuk mengungkapkan semuanya. “Aku ingin kita saling mendukung, saling memahami, dan membangun sesuatu yang kuat bersama. Tetapi aku juga ingin menyembuhkan diri dari masa lalu.”
Taehyung mengangguk, terharu mendengar kejujuran Jisoo. “Aku ingin melakukan hal yang sama. Aku ingin kita tumbuh bersama, menemukan cara untuk saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain.”
Malam itu, mereka berbicara tentang banyak hal. Tentang harapan, impian, dan ketakutan mereka. Jisoo mengungkapkan bahwa dia ingin mengeksplorasi lebih banyak tentang seni dan menemukan jati dirinya, sementara Taehyung menginginkan kesempatan untuk berkarier dalam dunia musik, sebuah impian yang selama ini terpendam.
“Kita bisa membantu satu sama lain mencapai impian kita,” kata Taehyung dengan semangat. “Kita bisa berbagi pengalaman dan belajar satu sama lain.”
Jisoo merasa optimis mendengar kata-kata Taehyung. “Aku suka itu. Kita bisa menjadi tim yang hebat!” Dia tersenyum, merasakan semangat baru muncul dalam dirinya.
Setelah beberapa saat, Taehyung terdiam sejenak. “Jisoo, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan. Bagaimana kalau kita membuat komitmen? Komitmen untuk saling mendukung dan jujur satu sama lain, apa pun yang terjadi.”
“Komitmen?” Jisoo mengulang, hatinya berdebar. “Apa yang kamu maksud?”
“Aku ingin kita sepakat untuk tidak membiarkan masa lalu mengganggu kita. Jika ada yang mengganggu pikiran kita, kita akan membicarakannya. Kita akan selalu saling mendukung dan tidak membiarkan ketakutan merusak hubungan ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL UNDERSTAND
Teen Fiction"Still Understand" adalah kisah romantis yang mengisahkan hubungan rumit antara dua sahabat, Kim Taehyung dan Kim Jisoo, yang terperangkap dalam perasaan yang tak terungkapkan. Sejak kecil, Taehyung dan Jisoo tumbuh bersama, berbagi segala suka dan...