Chapter 19: Keputusan Bersama

9 1 0
                                    

Jisoo dan Taehyung kembali melanjutkan hidup di Seoul setelah kepulangan Jisoo dari Paris. Meski perasaan mereka terhadap satu sama lain masih kuat, hubungan mereka terasa berbeda. Mereka tidak terburu-buru untuk kembali ke rutinitas lama. Mereka sadar bahwa hubungan ini memerlukan pendekatan baru satu yang lebih matang, dan penuh kesadaran bahwa mereka bukan lagi orang yang sama seperti sebelumnya.

Suatu pagi, beberapa minggu setelah kepulangan Jisoo, mereka memutuskan untuk duduk dan mendiskusikan masa depan hubungan mereka. Kali ini, tanpa rasa tertekan, tanpa ekspektasi yang terlalu besar, hanya dengan kejujuran. Taehyung dan Jisoo duduk berhadapan di ruang tamu apartemen Taehyung, dengan secangkir kopi di tangan masing-masing.

"Aku pikir kita harus benar-benar mendefinisikan ulang hubungan kita," Jisoo memulai, suaranya tenang, namun penuh dengan kejujuran.

Taehyung mengangguk. "Aku setuju. Setelah semua yang kita lewati, aku rasa kita perlu menemukan cara yang lebih sehat untuk bersama."

"Aku setuju," Jisoo menatap Taehyung dalam-dalam. "Tapi itu bukan berarti kita tidak mencintai satu sama lain lagi. Hanya saja, aku tidak ingin kita kembali ke pola lama yang membuat kita terluka."

Mereka berdua tahu bahwa cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan hubungan. Keduanya telah belajar bahwa komunikasi, ruang pribadi, dan memahami batas masing-masing adalah hal yang penting. Jisoo dan Taehyung tidak ingin mengulangi kesalahan masa lalu.

"Bagaimana kalau kita mulai perlahan?" usul Taehyung. "Kita tetap bersama, tapi tidak memaksakan diri untuk terburu-buru. Kita jalani saja dengan lebih santai."

Jisoo tersenyum, merasa lega dengan usul Taehyung. "Aku suka ide itu. Kita tidak harus kembali seperti dulu, tapi kita bisa membangun sesuatu yang baru."

Mereka sepakat untuk memberikan hubungan mereka kesempatan baru. Kali ini, mereka akan melakukannya dengan cara yang berbeda—tanpa beban ekspektasi atau tuntutan sosial, hanya fokus pada kebahagiaan mereka berdua.

Seiring waktu, Jisoo dan Taehyung menemukan ritme baru dalam hubungan mereka. Mereka memberikan lebih banyak ruang bagi satu sama lain untuk tumbuh, baik secara pribadi maupun profesional. Taehyung terus mengembangkan karir fotografinya, sementara Jisoo kembali berkarya di dunia seni dengan semangat yang baru. Meskipun mereka tidak selalu bersama sepanjang waktu, setiap kali bertemu, hubungan mereka terasa lebih segar dan kuat.

Suatu malam, Jisoo mengajak Taehyung ke pameran kecil di sebuah galeri seni independen yang baru dibuka di sudut kota Seoul. Pameran itu menampilkan karya-karya seniman muda, penuh dengan inovasi dan keberanian. Jisoo terlihat antusias, menunjuk ke salah satu karya yang menarik perhatiannya.

"Lihat ini," kata Jisoo, matanya berbinar-binar. "Sederhana, tapi penuh makna."

Taehyung tersenyum, melihat bagaimana Jisoo selalu menemukan kecantikan dalam hal-hal yang mungkin tampak biasa bagi orang lain. Ia bangga dengan cara Jisoo terus tumbuh sebagai seniman, tetapi yang lebih penting, sebagai individu yang semakin mengenali dirinya sendiri.

Setelah keluar dari galeri, mereka duduk di sebuah kafe kecil di dekatnya. Malam itu, suasana terasa hangat dan akrab. Mereka berbicara tentang segala hal mulai dari seni, kehidupan, hingga rencana masa depan. Tak ada tekanan, hanya percakapan dua orang yang saling memahami dan menghargai.

"Aku senang kita bisa seperti ini," kata Jisoo tiba-tiba, suaranya lembut. "Aku tidak pernah merasa lebih nyaman dalam sebuah hubungan seperti ini."

Taehyung meraih tangan Jisoo, menggenggamnya erat. "Aku juga, Jisoo. Aku senang kita memilih jalan ini. Jalan yang membuat kita bisa tetap menjadi diri kita sendiri."

Hari demi hari berlalu, dan mereka berdua semakin mengerti bahwa hubungan ini adalah tentang pilihan yang sadar pilihan untuk saling mencintai dengan cara yang paling sesuai bagi mereka. Tidak perlu drama, tidak perlu kesempurnaan, hanya kebersamaan yang autentik.

Di akhir minggu itu, mereka berdua pergi ke tepi sungai Han, tempat favorit mereka untuk bersantai. Di sana, mereka duduk berdampingan, memandangi aliran air yang tenang. Jisoo menyandarkan kepalanya di bahu Taehyung, dan dalam keheningan itu, mereka menemukan kedamaian yang telah lama mereka cari.

Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi satu hal yang pasti: apapun yang terjadi, mereka akan tetap ada untuk satu sama lain, dengan cara yang mereka pilih sendiri.

"Kita akan baik-baik saja, bukan?" tanya Jisoo pelan.

"Ya, kita akan baik-baik saja," jawab Taehyung sambil tersenyum, menggenggam tangan Jisoo lebih erat. "Selama kita tetap mengerti, selama kita tetap paham."

Dan dengan itu, mereka melanjutkan perjalanan mereka sebuah cinta yang tidak perlu dipaksakan, sebuah cinta yang mereka pahami sepenuhnya.

Hubungan Jisoo dan Taehyung yang lebih tenang dan dewasa terus berkembang seiring waktu. Mereka tidak lagi tergesa-gesa untuk membuat keputusan besar; mereka menikmati setiap momen bersama dan fokus pada kebahagiaan pribadi masing-masing.

Suatu sore di tepi Sungai Han, saat matahari mulai tenggelam di balik horizon, Jisoo dan Taehyung berjalan santai. Angin lembut menyapu wajah mereka, membawa ketenangan yang mereka butuhkan setelah minggu yang sibuk. Mereka berbincang ringan, membahas hal-hal sederhana namun penuh makna.

"Pernah nggak kamu merasa kita ini aneh?" Jisoo tiba-tiba bertanya, memecah keheningan yang nyaman.

"Aneh gimana?" Taehyung menoleh, tersenyum penuh rasa ingin tahu.

"Kita nggak seperti pasangan pada umumnya. Orang-orang mungkin bingung kenapa kita nggak terlalu sering bersama, tapi tetap kelihatan bahagia," jawab Jisoo sambil tertawa kecil.

Taehyung berhenti sejenak, menatap Jisoo dalam-dalam. "Mungkin karena kita tahu apa yang kita butuhkan dari hubungan ini. Kita nggak butuh membuktikan apa pun ke orang lain, yang penting kita paham satu sama lain."

Jisoo mengangguk, merasa lega dengan jawaban Taehyung. Mereka tidak membutuhkan definisi dari orang lain untuk cinta mereka. Cinta mereka unik, dan meski berbeda dari harapan orang pada umumnya, mereka bahagia dengan cara mereka sendiri.

Mereka kemudian duduk di pinggir sungai, menikmati pemandangan kota yang mulai berkilauan di bawah cahaya malam. Jisoo menyandarkan kepalanya di bahu Taehyung, merasakan detak jantungnya yang stabil, seperti tanda bahwa segalanya baik-baik saja.

"Ada satu hal yang ingin aku bahas," kata Taehyung tiba-tiba, suaranya sedikit serius.

Jisoo mengangkat kepalanya, menatapnya penuh perhatian. "Apa itu?"

"Aku mulai berpikir tentang masa depan kita. Bukan tentang pernikahan atau hal besar lainnya, tapi lebih ke arah gimana kita bisa terus menjalani hidup dengan cara ini. Mungkin suatu saat kita harus mengambil keputusan yang lebih besar, tapi aku nggak mau kita terburu-buru," Taehyung berkata pelan, seolah memastikan bahwa Jisoo mengerti maksudnya.

Jisoo tersenyum, mengangguk penuh pengertian. "Aku juga merasakannya. Aku nggak ingin kita merasa tertekan untuk mengambil keputusan besar sekarang. Tapi aku senang kita bisa bicara soal ini. Yang terpenting, kita berdua tahu apa yang kita inginkan."

Malam itu, mereka sepakat untuk tetap mengikuti arus, membiarkan waktu dan keadaan membawa mereka ke mana pun hidup ini akan membawa. Tidak ada tekanan, tidak ada paksaan—hanya keyakinan bahwa mereka akan selalu menemukan cara untuk saling mendukung, apapun yang terjadi.

Beberapa bulan kemudian, Jisoo diundang untuk menghadiri sebuah acara besar di Seoul. Ini adalah salah satu pameran seni terbesar yang pernah diikutinya, dan Taehyung, seperti biasa, ada di sana untuk mendukungnya. Di tengah keramaian, di bawah lampu-lampu mewah yang menyinari karya-karya Jisoo, mereka berdiri bersebelahan, merasa puas dengan pencapaian mereka masing-masing.

"Aku bangga sama kamu," bisik Taehyung, matanya berbinar penuh kebanggaan.

"Aku juga bangga sama kita," jawab Jisoo, tersenyum lebar.

Mereka berdua tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai. Masih banyak hal yang harus mereka lalui, banyak tantangan yang mungkin akan datang. Namun, mereka siap menghadapinya bersama—dengan pengertian, kesabaran, dan cinta yang tetap kuat meski tidak selalu sempurna.

Hubungan mereka adalah tentang kebebasan untuk tumbuh bersama, tanpa kehilangan identitas masing-masing. Cinta mereka adalah tentang saling mengerti, meskipun dunia di sekitar mereka mungkin tidak selalu memahaminya.

Dan dengan itu, mereka terus melangkah ke depan—dengan langkah yang pasti, dengan hati yang tenang, dan dengan cinta yang tidak pernah dipaksakan.

STILL UNDERSTANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang