Jisoo berdiri di hadapan Minseok, hatinya berdebar-debar. Di sekeliling mereka, suasana malam Bandung terasa tenang, tetapi di dalam dirinya, ada ribuan perasaan yang bergejolak. “Minseok, kenapa kamu ingin bertemu?” tanyanya, berusaha untuk tetap tenang.
Minseok menarik napas dalam-dalam, seolah-olah kata-kata yang akan diucapkannya sangat berat. “Aku ingin meminta maaf. Aku tahu aku telah menyakiti kamu, dan aku menyesal.” Matanya menatap Jisoo dengan serius, mencerminkan rasa penyesalan yang mendalam.
“Aku sudah berusaha untuk melupakan apa yang terjadi antara kita,” Jisoo menjawab, berusaha menjaga suaranya agar tidak bergetar. “Tapi aku ingin tahu apa yang kamu inginkan dari pertemuan ini.”
“Aku ingin kita bisa berbicara tentang masa lalu kita. Tentang apa yang terjadi dan tentang kita,” Minseok menjelaskan. “Aku tahu aku salah, tapi aku ingin memberi tahu kamu bahwa aku sudah berubah. Aku ingin memperbaiki semuanya.”
Jisoo merasa perasaannya kembali bergejolak. Dia ingat semua kenangan indah dan pahit yang pernah mereka lalui bersama. “Kita sudah berusaha, Minseok. Tapi sekarang aku sudah berbeda. Aku sudah menemukan seseorang yang membuatku bahagia,” ujarnya, mengingat sosok Taehyung yang selalu mendukungnya.
Minseok menatap Jisoo dengan penuh harap. “Siapa dia? Apa dia lebih baik dariku?” tanyanya dengan nada penuh keraguan.
“Dia bukan tentang lebih baik atau tidak,” Jisoo menjawab tegas. “Dia membuatku merasa dihargai dan dicintai, sesuatu yang tidak pernah kamu lakukan.”
Minseok terdiam, terlihat kehilangan kata-kata. “Jisoo, aku mengerti jika kamu merasa sakit. Aku ingin memperbaikinya, tetapi aku juga tahu bahwa aku mungkin tidak bisa mengubah masa lalu,” katanya, suaranya lembut. “Tapi aku ingin berusaha. Aku ingin kembali dalam hidupmu.”
Jisoo merasa hatinya berat. “Minseok, aku menghargai perasaanmu. Tapi aku sudah berkomitmen untuk melanjutkan hidupku dan menjadi lebih baik. Aku tidak ingin terjebak di masa lalu lagi.”
“Jadi, apa yang harus kita lakukan?” Minseok bertanya, nada suaranya penuh harapan.
Jisoo menggelengkan kepala, matanya berkaca-kaca. “Aku ingin kita berpisah dengan baik. Kita bisa saling mendukung dari jauh, tetapi aku tidak bisa kembali seperti sebelumnya.”
Minseok menundukkan kepala, menerima keputusan Jisoo. “Aku menghormati pilihanmu. Jika itu yang kamu inginkan, aku tidak akan memaksakan diri.”
Mereka berdiri dalam keheningan sejenak, seolah-olah waktu berhenti untuk mereka berdua. Jisoo merasa lega, tetapi juga sedih. Dia tahu bahwa keputusan ini sulit bagi mereka berdua, tetapi dia percaya bahwa ini adalah langkah yang tepat.
“Semoga kita bisa menemukan kebahagiaan masing-masing,” Jisoo berkata, menyentuh bahu Minseok dengan lembut.
“Semoga kita bisa,” jawab Minseok, dan mereka saling bertukar senyum yang penuh arti. Jisoo kemudian melangkah pergi, meninggalkan Minseok dengan harapan dan kenangan yang tersisa.
Setelah pertemuan itu, Jisoo kembali ke studio musik dengan perasaan campur aduk. Dia berharap bahwa keputusan ini akan membawanya lebih dekat dengan Taehyung. Saat dia memasuki studio, Taehyung sedang duduk di piano, tampak khawatir.
“Jisoo, bagaimana hasilnya?” tanyanya, melihat ekspresi wajah Jisoo yang masih terpengaruh oleh pertemuan itu.
Jisoo mendekat dan duduk di sebelahnya. “Aku sudah berbicara dengan Minseok. Aku memutuskan untuk melanjutkan hidup dan tidak kembali lagi ke masa lalu.”
Senyum di wajah Taehyung mengembang, meskipun ada sedikit kekhawatiran di matanya. “Aku bangga padamu, Jisoo. Kamu kuat.”
Jisoo merasakan beban di hatinya mulai menghilang. “Terima kasih, Taehyung. Aku tahu kamu selalu ada untukku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL UNDERSTAND
Jugendliteratur"Still Understand" adalah kisah romantis yang mengisahkan hubungan rumit antara dua sahabat, Kim Taehyung dan Kim Jisoo, yang terperangkap dalam perasaan yang tak terungkapkan. Sejak kecil, Taehyung dan Jisoo tumbuh bersama, berbagi segala suka dan...