Chapter 10: Refleksi dan Harapan

16 2 0
                                    

Suasana pameran di Seoul penuh dengan kegembiraan dan kehangatan. Jisoo tidak dapat menahan senyumnya ketika melihat Taehyung berdiri di samping salah satu lukisannya. Rasa campur aduk memenuhi hatinya kebahagiaan karena melihat Taehyung lagi, tetapi juga keraguan tentang apa yang akan terjadi setelah ini.

“Aku sangat senang kamu datang,” Jisoo akhirnya berkata, mencoba menenangkan diri.

“Aku tidak akan melewatkan kesempatan ini,” jawab Taehyung dengan tulus. “Karyamu luar biasa, Jisoo. Aku benar-benar terinspirasi.”

Keduanya berkeliling melihat lukisan-lukisan Jisoo, berbagi pandangan dan cerita di balik setiap karya. Jisoo merasa nyaman berbicara dengan Taehyung, seolah-olah tidak ada jarak atau waktu yang memisahkan mereka. Momen-momen ini mengingatkan mereka pada saat-saat ketika mereka masih saling berbagi impian dan harapan di masa lalu.

Saat mereka tiba di lukisan yang menggambarkan momen di Paris, Jisoo merasa bergetar. “Ini adalah lukisan yang aku buat setelah kita kembali dari perjalanan itu,” katanya. “Aku merasa bahwa setiap warna di sini menggambarkan perasaan yang sulit untuk diungkapkan.”

Taehyung mengamati lukisan itu dengan seksama. “Ini sangat indah. Kamu bisa merasakan emosi di dalamnya. Meskipun kita tidak bersama, aku merasa bahwa kenangan kita tetap hidup di sini,” jawabnya, menatap Jisoo dengan penuh kehangatan.

Di antara kerumunan, mereka terpisah untuk sementara. Jisoo berbicara dengan para tamu, sementara Taehyung berbincang dengan beberapa pengunjung lain tentang karya-karyanya. Namun, saat hatinya berdebar mendengar namanya disebut, Jisoo menoleh dan melihat Taehyung berdiri dengan senyum yang bersinar, dikelilingi oleh pengunjung yang tertarik dengan fotonya.

Malam itu, Jisoo merasa hidup kembali. Dia dapat merasakan kehadiran Taehyung yang menguatkan, seolah-olah hubungan mereka masih utuh meski dalam bentuk yang berbeda. Namun, di dalam hatinya, dia juga merasakan ketakutan. Apakah mereka bisa kembali ke masa-masa itu? Atau apakah mereka harus menerima kenyataan bahwa cinta mereka mungkin akan tetap terpisah?

Setelah pameran selesai, Jisoo dan Taehyung menemukan waktu untuk berbicara secara pribadi. Mereka duduk di sebuah kafe kecil di dekat galeri seni, mengenang masa lalu dan membicarakan masa depan.

“Taehyung, apa yang kita lakukan sekarang?” tanya Jisoo, suaranya bergetar. “Aku merasa ada yang berbeda, tapi aku juga takut mengharapkan sesuatu yang tidak pasti.”

“Aku juga merasakannya, Jisoo. Kita telah melalui banyak hal, dan aku tidak ingin kehilanganmu lagi,” kata Taehyung dengan serius. “Tapi kita juga perlu jujur pada diri sendiri. Kita harus mencari tahu apa yang kita inginkan.”

Mereka saling menatap, dan dalam keheningan itu, keduanya tahu bahwa ada hal-hal yang harus mereka selesaikan. Mereka ingin menjaga hubungan ini, tetapi juga memahami bahwa terkadang cinta harus beradaptasi dengan keadaan.

“Apa pun yang terjadi, aku ingin kamu tahu bahwa aku akan selalu mendukungmu,” Taehyung melanjutkan. “Kamu adalah bagian penting dalam hidupku, dan aku ingin melihatmu berhasil.”

“Aku juga merasakan hal yang sama, Taehyung,” balas Jisoo. “Tapi aku tidak ingin kita terjebak dalam masa lalu.”

Percakapan itu berlangsung dengan penuh harapan dan refleksi. Mereka berbagi impian dan tujuan masing-masing, saling mendorong untuk tumbuh dan berkembang dalam karir mereka. Jisoo menyatakan keinginannya untuk mengeksplorasi lebih banyak tentang seni lukis, sedangkan Taehyung berbicara tentang rencananya untuk mengadakan pameran fotonya di berbagai negara.

Saat malam berakhir, Jisoo dan Taehyung merasa seolah-olah mereka telah mencapai suatu kesepakatan. Mereka akan tetap saling mendukung, apapun yang terjadi. Meski mereka tidak bisa mengubah masa lalu, mereka berdua sepakat untuk membuka lembaran baru dan membiarkan perasaan mereka berkembang dalam bentuk yang baru.

STILL UNDERSTANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang