Chapter 53: Tantangan dan Kesempatan Baru

7 0 0
                                    

Minho baru saja menyelesaikan debutnya yang sangat ditunggu-tunggu. Pertunjukan berlangsung sukses, dan respon dari penggemar sangat luar biasa. Namun, di balik kegembiraan tersebut, tantangan baru mulai muncul.

Setelah debut, agensi mulai mempersiapkan proyek besar untuk grupnya. Minho dan anggota grup lainnya akan menghadapi jadwal yang sangat padat, termasuk pertunjukan, wawancara, dan promosi di berbagai acara. Hal ini membuat Minho merasa sedikit cemas. Dia tidak ingin mengecewakan penggemar, namun juga ingin menjaga kesehatannya.

Suatu hari, di studio latihan, Minho merasa sangat lelah setelah sesi latihan yang panjang. Dia duduk di sudut ruangan, berusaha mengatur napasnya. Seojin datang menghampirinya, khawatir melihat Minho tidak bersemangat.

“Minho, apakah kamu baik-baik saja? Kamu terlihat sangat lelah,” tanyanya dengan nada prihatin.

“Aku hanya merasa sedikit terbebani. Semua jadwal ini cukup menyita energiku,” jawab Minho, menggaruk tengkuknya.

Seojin mengangguk, memahami perasaannya. “Kami semua merasakannya. Tapi ingat, kita adalah tim. Kita bisa saling mendukung.”

Minho tersenyum, merasa lebih baik saat mendengar kata-kata Seojin. Mereka berdua kemudian melanjutkan latihan, berusaha sebaik mungkin untuk menghadapi semua tantangan yang ada.

Setelah beberapa minggu, grup Minho diundang untuk tampil di acara musik nasional. Ini adalah kesempatan emas bagi mereka untuk menunjukkan bakat dan mendapatkan perhatian lebih dari publik. Minho merasa sangat antusias, tetapi juga gugup.

Di malam pertunjukan, suasana di studio sangat meriah. Minho dan anggota grupnya saling memberikan semangat sebelum naik ke panggung. “Ingat, kita sudah berlatih keras untuk momen ini. Kita bisa melakukannya!” ucap Minho, memotivasi teman-temannya.

Ketika mereka naik ke panggung, sorakan dari penonton menggema. Minho merasa semua rasa lelahnya sirna saat dia melihat wajah-wajah ceria penggemarnya. Mereka mulai bernyanyi dan menari, dan penampilan mereka sangat memukau. Momen itu terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

Setelah penampilan selesai, Minho merasa bangga dengan dirinya dan timnya. Namun, setelah acara selesai, ada beberapa wartawan yang mengelilingi mereka untuk wawancara. Beberapa pertanyaan mulai muncul mengenai kehidupan pribadi mereka, terutama mengenai hubungan Minho dengan orangtuanya yang terkenal.

“Minho, bagaimana rasanya memiliki orangtua yang juga merupakan idol terkenal?” tanya salah satu wartawan.

Minho tersenyum, mengingat semua dukungan yang telah diberikan Jisoo dan Taehyung. “Saya sangat bersyukur. Mereka selalu mendukung saya dalam perjalanan ini dan mengajarkan saya nilai kerja keras.”

Namun, di tengah kesenangan itu, sebuah rumor mulai beredar di kalangan penggemar. Beberapa orang mulai membandingkan Minho dengan ayahnya, Taehyung, yang dikenal dengan suara yang khas dan karisma panggungnya. Ada juga yang berspekulasi tentang tekanan yang mungkin dirasakan Minho untuk memenuhi ekspektasi publik.

Mengetahui rumor ini, Minho merasa sedikit tertekan. Dia tidak ingin dicap sebagai anak dari seorang idol, melainkan ingin dikenal sebagai dirinya sendiri. Untuk meredakan perasaannya, dia memutuskan untuk berbicara dengan Jisoo dan Taehyung.

Malam itu, mereka berkumpul di ruang keluarga. Minho mengungkapkan kekhawatirannya. “Eomma, Appa, aku merasa semua orang hanya melihatku sebagai anak dari seorang idol. Aku ingin dikenal dengan cara yang berbeda.”

Jisoo meraih tangan Minho. “Sayang, itu wajar. Tetapi ingatlah, kamu adalah dirimu sendiri. Jangan biarkan opini orang lain mengubah siapa kamu.”

Taehyung menambahkan, “Kamu sudah bekerja keras untuk mencapai posisi ini. Teruslah berjuang untuk menjadi dirimu sendiri, bukan karena siapa kami.”

STILL UNDERSTANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang