"KAK INA" kaget nabila,sang kakak ipar nya pun langsung merentangkan tangannya, nabila langsung masuk kedalam pelukan kakak ipar yang sudah ia anggap seperti kakak kandungnya itu. pelukan itu begitu hangat menyalurkan rasa rindu diantara keduanya.
"cemburu kok sama kaka ipar" ucap paul melewati dua wanita yang sedang berpelukan itu.
nabila melepaskan pelukan itu dan langsung tersipu malu karena tindakannya di mall tadi, sebenarnya bukan sepenuhnya salah nabila karena ka rina yang memakai masker dan kaca mata yang membuatnya tak mengenali kakak iparnya tersebut.
"udah lah biasa aja ga usah malu-malu gitu" ucap ka rina mengelus lengan adik iparnya.
"hehe iya kak, ayo kak masuk" ajak nabila menggandeng tangan ka rina.
keduanya duduk di sofa ruang keluarga, sedangkan paul menidurkan anaknya dikamar ia pun memilih untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu. ia turun menemui istri dan kakaknya yang sedang mengobrol di ruang keluarga.
"serius amat sih ibu-ibu" ucap paul mendudukkan dirinya disebelah istrinya.
"sayang ka rina biar dirumah kita aja dulu ya?" ucap nabila ke suaminya.
"hem boleh-boleh aja, tapi sebaiknya ka ina omongin dulu baik-baik jangan sampe salah ambil keputusan. aku ga mau apa yang kita alamin dulu dialamin sama anak kita" ucap paul
"bener kak, kasian juga kan shanin dia masih butuh peran sosok ayah dihidupnya" ucap nabila
"aku akan pikirin itu lagi, tapi untuk sekarang aku mau nenangin pikiran sama hati aku dulu ya" ucap ka ina dengan sendu, nabila mengelus lengan kakak iparnya.
"iya kak pikirin itu mateng-mateng, tapi semuanya balik lagi ke ka ina, kan ka ina yang jalanin semuanya. ambil keputusan yang bisa buat ka ina bahagia di hubungan ini. ka ina berhak bahagia dan mencari yang lebih layak kalo ka ina ngerasa capek sama hubungan ini" jelas nabila,
perkataan nabila membuat ka rina yang sedang lelah dengan persoalan rumah tangganya kembali menangis, nabila dengan sigap memeluk kembali kaka iparnya. tangis ka rina tumpah dipelukan nabila. sedangkan paul dengan entengnya malah bersandar ke sofa dan memainkan handphone nya.
"udah ya kak, sekarang ka ina istirahat di kamar atas aja ya! atau mau aku temenin tidurnya?" tawar nabila sambil melepaskan pelukannya.
"GA BOLEH!" tegas paul menegakkan badannya.
"ish pelit amat lu!" ucap ka ina ketus
"biarin ini punya gue" paul memeluk nabila dari belekang, karena nabila menghadap ka rina.
"ih kamu tuh semalem doang" menggeplak tangan paul yang melingkar diperutnya.
"nanti aku ga bisa tidur sayang" rengek paul
"dih geli banget liatnya" ka rina bergidik geli
"udah gapapa kok nab aku tidur sendirian aja, aku juga butuh waktu sendiri buat nenangin fikiran" ucap ka rina membuat paul tersenyum ke arah kakaknya.
"bener sayang ka ina butuh waktu sendiri, sedangkan kita butuh waktu berdua hehe" paul
"halah maunya kamu itu mah, inget ada gyan" ucap nabila memutar bola mata nya malas.
"oh iya keponakan aku mana pol?" tanya ka ina
"tidur di kam-"
"MAMAAAA HUWAA MAMAAA" tangisan gyan melengking diambang anak tangga paling atas. ketiganya langsung menatap bocah kecil yang menangis itu. paul langsung melangkah mengambil anaknya karena takut jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warm home
RomanceNyoman paul & Nabila taqiyyah, pasangan muda yang mencoba mewujudkan keluarga yang hangat.