"sayang bangun yuk! ini udah jam 8 nanti antrian kita diselip sama orang kalo telat" ajak paul pada nabila yang masih nyaman dengan posisi tidur memeluk dirinya.Hari ini adalah jadwal checkup kandungan nabila. nabila sudah mengatur jadwal dengan dr.sera, dokter kandungan yang pertama kali memberitahu berita kehamilannya. dari situlah nabila makin akrab dengan dr.sera karena sering kali ia menanyakan keluhannya sejak hamil kepada dr.sera, terlebih dr.sera dan dirinya memiliki umur yang tak terpaut jauh hal itu membuat keduanya mudah akrab.
"tenang aja aku udah besty banget sama dr.sera" ucap nabila santai dan kembali mencari posisi ternyamannya.
"sipaling besti" ledek paul.
"aku bangun duluan ya sayang, mau manasin mobil" nabila berdecak tapi tak urung melakukannya, dengan berat hati ia pun melepaskan dekapannya,
"morning kiss nya mana" rengek nabila manja
"manjanya bumil ini" paul pun mendekatkan wajahnya dan wajah nabila.
tiiiiitttttttt (sensor)
***
kini pasangan muda mudi ini sudah duduk menunggu giliran untuk masuk ke ruang obgyn. tak lama nama nabila disebut, mereka pun masuk bersamaan.
"assalamualaikum dokter" ucap nabila dengan ceria,
"waalaikumsalam aaahh nabila" sambut dr.sera tak kalah ceria, mereka pun cipika cipiki layaknya teman lama yang baru bertemu.
"sama saya ga dok?" tanya paul merentangkan tangannya
plakkk
satu geplakan mengenai lengannya, ya dari siapa lagi jika bukan dari istrinya dan bonusnya paul mendapatkan tatapan sinis yang membuat paul menunduk takut.
"inget anak!" ucap nabila, dr.sera hanya menggeleng melihat kegaduhan dari dua sejoli ini.
"jadi ga nih usg nya? apa mau lanjut berantem?" ucap dr.sera dengan cengirannya.
"hehe maaf dok, jadi dong dok!" nabila tersipu lalu menggandeng tangan suaminya,
"ayo baring disini nab" dr.sera menepuk-nepuk brangkat.
nabila pun berbaring dibantu oleh paul, dr.sera pun kini menyingkap baju nabila dan mulai membaluri permukaan perut nabila dengan gel khusus, setelahnya dr.sera menggerakkan transduser ke permukaan perut nabila, kini mereka bisa melihat janin yang ada diperut nabila lewat monitor yang ada didepan mereka.
paul menatap haru ke arah monitor, tak menyangka benih yang ia tanam kini akan menjadi wujud yang sempurna, tak jauh berbeda dengan nabila ia pun sama harunya dengan paul, tak menyangka diumur yang masih terbilang muda kini ia akan menjadi seorang ibu."sayang liat itu anak kita" nabila menatap dengan bulir yang berjatuhan dari matanya.
"iyalah masa anak edo" celetuk paul, membuat nabila menghentakkan genggaman tangannya dan paul.
"ngerusak momen aja" sewot nabila
"hehe maaf sayang" paul mencium penuh syukur tangan istrinya.
"alhamdulillah janinnya sehat" tutur dr.sera membuat paul dan nabila merapalkan kata syukur.
"sekarang kandungan kamu Memasuki bulan ketujuh nab, di trimester ini struktur tulang bayi akan mulai menguat dari tulang rawan ke tulang keras. Maka dari itu, sebaiknya kamu mulai memperhatikan asupan kalsium supaya pertumbuhan tulang bayi tidak mengalami gangguan"
"Pada masa kehamilan ini juga, pendengaran bayi sudah sepenuhnya berkembang. Di momen ini ada baiknya kamu ataupun suami kamu mulai semakin intens mengajak bayi untuk mengobrol atau mendengarkan musik atau bacaan al-qur'an yang dapat menenangkan bayi" penjelasan dr.sera dicermati oleh paul dan nabila.
"tapi akhir-akhir ini aku lebih sering sakit dibagian pinggang terus aku juga makin susah cari posisi nyaman kalo tidur itu kenapa ya?" tanya nabila
"itu hal yang wajar nab soalnya bayi diperut kamu udah semakin membesar secara signifikan hal itu membuat kamu jadi susah cari posisi yang nyaman" tutur dr.sera, nabilapun mengangguk paham.
"bapak paul juga harus lebih memperhatikan lebih intens istrinya, dan memberi support karena biasanya ibu hamil sering mengalami cemas dan butuh dukungan dari suami"
kini dr.sera menasehati paul"siap dok" ucap paul tegas.
"tapi saya masih boleh jenguk adek bayi kan dok?" tanya paul malu-malu, paul pun mendapat cubitan dari istrinya.
"dipikirannya itu mulu, heran" sewot nabila yang sudah mengerti dengan pertanyaan suaminya.
"haha boleh kok paul selama kondisi ibu dan kandungannya baik, tapi jangan semangat-semangat ya, kasian" kekeh dr.sera
"saya selalu main lembut kok dok" cengir paul,
"halah" sahut nabila meremehkan bualan suaminya.
***
kini keduanya sudah berada didalam mobil, tangan paul sejak tadi belum berpindah dari atas perut nabila, mengelus perut buncit istrinya adalah hobi baru baginya.
"sayang udah ah geli" ucap nabila sambil berusaha menyingkirkan tangan suaminya.
"tapi aku suka"
"yaudah nanti dirumah lagi, sekarang kamu lagi nyetir" tutur nabila, kini paul malah berganti menggenggam tangan istrinya dan mendekatkan tautan tangan mereka kebibirnya.
"mau beli sesuatu dulu?" tanya paul
"kayanya ga deh, aku mau cepet pulang. pinggang aku udah cape banget mau tiduran"
jelas nabila memperlihatkan wajah lelahnya"sabar ya sayang, ini demi anak kita. maaf ya kalo kamu ga nyaman dan aku ga bisa ngurangin rasa sakit yang kamu rasakan" paul mengelus tangan istrinya. paul selalu tak tega melihat istrinya merasakan sakit sedikitpun.
"iya aku paham, kamu ga usah minta maaf gitu ah. kamu juga udah jadi suami dan ayah yang sigap, yang selalu nurutin kemauan adek dan selalu sabar ngadepin aku. makasih yaa" kini nabila mengecup tangan paul yang ia genggam.
"sehat-sehat ya adek, sampai ketemu nanti" paul mengelus perut istrinya, seolah berbicara dengan buah hatinya.
* hai semua maaf ya kalo feelnya kurang dapet, karena aku belum menikah apalagi hamil hehe.
semoga kalian suka, bilang ya kalo udah bosen.
jangan lupa vote dan comment ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Warm home
RomanceNyoman paul & Nabila taqiyyah, pasangan muda yang mencoba mewujudkan keluarga yang hangat.