orang ketiga?

1.5K 133 7
                                    


      Paul memasuki tenda melihat pundak istrinya yang naik turun membuat paul penasaran dan mendekatinya.

"sayang kamu kenapa?" tanya paul memegang pundak istrinya, namun dengan cepat nabila menepis tangan paul dibahunya dan membalikkan badannya menatap paul dengan tajam.

"siapa sandy?" tanya nabila ketus sambil menghapus air mata dipipinya, pertanyaan nabila membuat paul mengerutkan keningnya heran

"kenapa diem? ga bisa jawab dia siapa? udah berapa lama kamu sama dia hah?" sambung nabila dengan nada ketusnya,

"hampir 3 tahun, kenapa?" tanya paul santai yang masih belum tau maksud istrinya

"kurang ajar ya kamu! aku lagi hamil bisa-bisanya kamu selingkuh dibelakang aku" ucap nabila emosi, paul pun mulai mengerti

"astaga!" paul menepuk jidatnya, tak lama dering telpon paul yang berada ditangan nabila berdering, nabila melihat siapa orang yang menelpon suaminya dan terlihat nama yang sama, nabila dengan kasar memberikan handphone tersebut kepada paul.

"urus selingkuhan kamu itu!" nabila meninggalkan paul, dengan tergesa-gesa paul mengangkatnya lalu pergi keluar tanpa memberi penjelasan kepada nabila, membuat nabila semakin menangis kecewa.

"kamu cinta banget sama dia, sampe kamu ga punya pembelaan sedikitpun buat nyangkal itu hiks hiks" nabila menangis menatap kepergian suaminya.

***

"masuk cepet!"

"bentar napa!"

terdengar bising didepan tenda membuat nabila menghapus air mata dipipinya, sekarang hatinya sangat kacau entah bagaimana rumah tangganya kedepan.

"sayang!" teriak paul memasuki tenda, nabila tak menjawab apapun ia sedang membereskan bajunya, nabila memutuskan untuk pulang malam ini.

"kamu mau kemana sayang?" tanya paul

"stop panggil aku sayang!"

"ga usah pikirin aku! pikirin aja selingkuhan kamu!" teriak nabila, paul hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar,

"orangnya ada disini, aku bakal kenalin dia ke kamu" ucap paul, membuat nabila kaget bisa-bisanya paul akan mengenalkan selingkuhannya kepada dirinya, "perselingkuhan macam apa ini?" gumamnya.

paul datang dengan menyeret seseorang tersebut masuk kedalam tenda, nabila menunggu tak sabar seseorang yang berani-beraninya merebut suaminya, nabila menutup mulutnya kaget melihat sosok yang paul bawa.

"lu kenapa si paul, gue udah turutin mau loh tapi malah digered-gered gini!" kesal orang tersebut

"nih ini yang namanya SANDY !" paul menunjuk laki-laki berbadan bulat yang kini menatap paul sengit,

"eh hai nabila, kenalin nama saya sandy"
sandy dengan ramah mengulurkan tangannya dan diterima oleh nabila.

"istri gue nyangkanya gue selingkuh sama lo, jijik banget gue!" paul bergedik geli

"meskipun gue ga laku-laki tapi gue masih waras ya"sanggah sandy dengan wajah yang kembali sengit menatap paul

"lagian lu ngapain pp nya cewe, sok banget!" paul memandang remeh,

"cuih mentang-mentang udah laku lu yee"
sandy berdecih

"emak gue nyangkanya gue homo soalnya gue belum juga nikah, akhirnya gue cari poto di gugle ada poto cewe itu yaudah gue pake aja buat profil wa" sambung sandy

"jadi lu ga kenal sama tuh cewe?" sandy menggeleng polos membuat paul terkekeh.

"yaudah deh gue mau pulang, nih titipan lo ngerepotin aja lo" sewot sandy sambil memberikan kresek hitam berisikan bakso yang diingkan nabila, ya orang suruhan paul adalah sandy rekan kerjanya yang tinggal dibandung.

"makasih san nanti gue tf" ucap paul sambil mengantar sandy keluar.

paul pun kembali masuk, ia terkejut ketika seseorang langsung menubrukkan tubuh ke dadanya.

"maafin aku udah salah sangka sama kamu hiks hiks aku cuma takut kamu nginggalin aku hiks hiks" tangis nabila begitu pilu membuat paul yang tadinya akan marah kini mengurungkan niatnya, ia pun membalas pelukan istrinya dan memberi ketenangan berupa elusan lembut disana.

"iya sayang aku maafin, tapi lain kali ga boleh gitu lagi ya?" ucap paul membuat nabila mengangguk disana.

"sayang, kita udah sejauh ini jangan sampai ada hal-hal yang membuat rumah tangga kita rusak sama hal sepele, kalo ada hal yang membuat kamu terganggu kamu boleh tanyakan itu dengan baik-baik jangan langsung mengambil kesimpulan secara sepihak kaya gini" tutur paul lembut, nabila mendongak

"iya maafin aku ya hiks hiks" nabila kembali menangis, paul pun mendekatkan kembali kepala nabila kedadanya,

"iya iya sayang aku udah maafin kamu, sekarang ayo dimakan basonya keburu dingin"
paul mencoba melepaskannya tapi nabila malah mempererat dekapan itu.

"aku mau peluk" rengek nabila manja

"terus makannya gimana?" tanya paul menatap gemas istrinya

"aku mau makan sambil peluk" nabila makin mendusel didada paul, membuat paul bingung dengan ide istrinya.

"iya, tapi aku mau ambil mangkok dulu ya!"
nabila berdecak kesal karena ada saja alasan paul ingin melepas pelukannya.

"tapi jangan lama-lama" paul mengangguk, dengan terpaksa nabila pun melepaskan kenyamanannya.

"ayo duduk dulu" perintah paul. nabila pun menurut untuk duduk, tetapi bukan dilantai melainkan dipangkuan suaminya yang sudah duduk sila dilantai. dengan sabar dan susah payah paul harus memutar otak agar bisa menyuapi manusia yang tak lagi kecil ini yang sekarang berada dipangkuannya.

"ayo madep sini aaa" nabila pun menoleh dan membuka mulutnya, ia pun kembali merebahkan kepalanya dipundak suaminya.
posisi ini membuat nabila lebih dekat menatap suaminya yang sedang fokus memotong baso untuk menyuapinya. nabila mengelus pipi dan memainkan rambut didagu suaminya,

"sayang cukur gih!" tutur nabila

"cukurin ya?!" paul menaik turunkan alisnya

"ke burbershop aja, sekalian rambut kamu juga udah agak panjangan" kini nabila beralih memainkan rambut suaminya

"boleh deh, tapi kamu temenin ya?" nabila pun mengangguk dan memberikan senyuman termanisnya.

"ayo aaa lagi" paul kembali menyodorkan sendok ke mulut nabila, tapi nabila membelokkannya ke mulut paul.

"kamu juga dong, jangan aku terus" paul pun melahapnya.

***

setelah selesai makan, kini mereka memilih duduk dilapisi satu selimut yang menutupi keduanya. netra mereka kini disuguhkan dengan aliran sungai dimalam hari, suasana malam yang menyejukkan dan menenangkan.
mereka duduk bersebelahan dengan nabila yang memeluk lengan suaminya dan tangan paul yang berada diatas tangannya.

"jadwal kamu checkup kapan sayang?" tanya paul

"dua hari lagi, temenin ya?" nabila mendongak menatap suaminya.

"pasti dong aku kan mau liat anak aku" jawab paul dengan senyum sumringahnya.

"gak kerasa ya udah mau 7 bulan aku bawa dia kemana-mana" nabila mengelus perutnya yang kian membuncit.

"iya aku juga ga kerasa udah bawa dia kemana-mana" paul ikut mengelus perutnya yang kini membuncit seperti nabila, nabila terkekeh melihat kelakuan suaminya.

"nanti pas aku checkup kamu ikutan checkup juga ya" kekeh nabila

"nanti yang keluar gambar cacing yang ada" mereka pun tertawa bersama.








jangan lupa vote dan comment ya!

jangan lupa streaming karya paul dan nabila juga yaaaa!




                          see u next chap!

Warm homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang