paul sudah sampai disekolah bola miliknya,
ia langsung memantau latihan anak didiknya yang akan melakukan pertandingan besok, ia pun menyempatkan waktu untuk memberi motivasi dan semangat untuk anak didiknya. selesai dengan aktivitasnya paul memilih pulang menuju apartemen miliknya, kini jam menunjukkan 15.00 sedari pagi paul belum mengecek handphonenya sama sekali."di anterin gue balik ke apart ya!" paul
"iya ul"
***
sesampainya di apart, paul segera masuk. tapi anehnya kenapa lampu apartnya menyala sedangkan setiap kali ia meninggalkan apart pasti dalam kondisi semua lampu ia matikan.
paul masuk lebih dalam terdengar suara diarea dapur dan betapa terkejutnya paul melihat wanita yang sudah pasti ia kenali walau dari belakang."nabila?" panggil paul dengan pelan namun masih terdengar oleh sang empunya. nabilapun memutar badannya, sebelum beranjak ia mencuci tangannya terlebih dahulu. ia pun segera mendekat ke arah suaminya, kini mereka sudah berhadapan tapi masih berjarak.
"kamu kenapa? kenapa ga bilang mau ke bandung? kenapa ga bangunin aku buat nyiapin makan dan baju kamu? kamu udah ga butuh aku lagi hah?"tanya nabila dengan suara bergetar, tapi paul tidak berkutik apapun
"aku punya salah apa sama kamu? sampe kamu segitunya sama aku! atau kamu udah punya pengganti aku? hah? JAWAB PAUL!" suara nabila sudah mulai meninggi karena paul yang terus diam, kini air mata nabila pun turun bersama kekesalannya kepada suaminya.
"aku cuma gamau ngerepotin kamu nab" jawab paul tanpa meninggikan suaranya seperti nabila.
"SEJAK KAPAN AKU MERASA DIREPOTKAN PAUL?!" nabila dengan emosi yang sudah menggebu-gebu.
"tapi kamu sendiri yang bilang kalau kamu cape ngadepin sikap aku, kamu bilang gitu sama anggis dan edo" suaranya lembut namun penuh penekanan., tapi nabila bisa melihat mata paul penuh dengan emosi.
"nab kalo boleh minta aku juga gamau gini, aku juga mau ngelakuin semuanya sendiri.
kalo kamu cape kamu bilang nab jangan buat kamu tersiksa sama sikap aku" suara paul mulai melemah dan menundukkan kepalanya.nabila terdiam mencoba mengingat ucapannya kala itu, nabila sudah menemukan poin sudah pasti paul hanya mendengar percakapan mereka tapi tidak semua. nabila mulai mendekat ke arah paul dengan emosi yang mulai mereda.
"jadi kamu denger saat itu hm" tanya nabila mengelus pipi suaminya, paul mengangguk.
"kamu denger sampe selesai sayang?" kini nabila sudah melembut, kali ini paul menggeleng sebagai jawaban.
"lain kali kalo nguping sampe selesai ya!, biar ga salah faham gini"
"emang bener aku bilang cape sama sifat kamu tapi setelah itu aku bilang ke mereka kalo aku bersyukur punya suami seperti kamu, yang selalu mengutamakan segalanya buat aku, yang selalu berkorban buat aku, sampe dia rela menanggung rasa yang seharusnya aku rasakan" jelas nabila membuat paul mengangkat kepalanya tatapan mereka bertemu, nabila tersenyum manis ke arahnya lalu merentangkan tangannya paul yang mengertipun langsung masuk kedalam dekapan istrinya.
"maafin aku ya sayang udah cuekin kamu dan bikin kamu sakit hati, maafin aku juga udah ngerepotin kamu dengan sifat aku" paul dengan tangis penyesalannya, ia melepas pelukannya lalu merendahkan posisi nya menjadi berhadapan dengan perut nabila.
"maafin papa ya sayang, papa udah buat adek sedih kemarin, maaf ya kalo kemarin jadi hari yang berat buat adek, makasih ya adek udah temenin mama" ucap paul lalu mencium perut istrinya lama, nabila tersenyum lega sambil mengelus rambut suaminya.
"udah yuk duduk, aku cape berdiri terus" ucap nabila meringis memegang pinggangnya yang mulai sakit, paul pun berdiri dan menuntun istrinya menuju sofa. sampai disofa paul membentangkan tangannya dan nabila menyandarkan kepalanya didada paul dan paul mengelus pinggang istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warm home
RomanceNyoman paul & Nabila taqiyyah, pasangan muda yang mencoba mewujudkan keluarga yang hangat.