paul, nabila dan bali.

2.7K 123 2
                                        

part sebelumnya : kesalahan

kini jarum jam sudah menunjukkan 21.35 tapi paul belum kembali.

banyak kemungkinan yang nabila fikirkan, sudah berpuluh-puluh kali nabila menelfon dan mengirim pesan tapi tak ada satupun yang mendapat jawaban.

"by plis ayo pulang"

"aku kangen, aku khawatir, aku mau peluk kamu by hiks hiks"

nabila kembali menangis diatas kasur, nabila menumpahkan segala ke khawatiran dan kesedihannya. sampai tak terasa nabila terlelap karena lelah menangis sedari tadi.

ceklek

paul membuka pintu pelan, ia sudah menebak istrinya sudah tertidur, dan tebakannya tepat. paul mendekati nabila menyelimuti sampai dada dan mencium keningnya.

paul memutuskan untuk tidur disofa. bagaimanapun rasa sakit itu masih ada. meskipun hati paul begitu teriris melihat mata nabila, ia yakin nabila pasti menangis begitu lama.

paul pun tertidur di sofa karena rasa lelahnya.

nabila terbangun karena merasa tidurnya tak nyaman,biasanya ada paul yang selalu mendekapnya setiap tidur kini tidak ada. nabila mendudukan dirinya dia merasa haus. ketika sedang minum, fokus nabila teralihkan ke sofa yang terlihat seperti ada yang tertidur disana.

nabila langsung beranjak dan berdiri, tak terlalu dekat dan tak terlalu jauh. nabila membeku, membekap mulutnya menahan tangis takut menganggu tidur suaminya.

"sekecewa itu kamu sama aku by, sampe kamu gamau tidur sama aku" nabila menangis.

perlahan nabila mendekat ke arah paul dan duduk bersimpuh di depan wajahnya. melihat wajah yang seharian ini telah hilang dari pandangannya. nabila mengelus wajah suaminya,tangis nabila kembali hadir bersama rasa bersalah yang kian menyeruak didadanya. bagaimana bisa ia menyakiti seseorang yang selalu berusaha membahagiakannya.

tak lama paul merasa tidurnya terganggu dan mulai membuka matanya. samar-samar ia melihat ada seseorang didepannya, akhirnya mata mereka bertemu, nabila menunduk menahan tangisnya.
kini wajahnya tak terlihat,hanya menampakkan pundak nabila yang bergetar.

paul mendudukkan dirinya, menarik nafasnya. bagaimanapun dia tak mau masalah ini terus menyelimuti keduanya.

"udah udah, sini duduk!" perintah paul menepuk sisi nya.

nabila mendongak dan duduk disebelah suaminya.
paul tak sama sekali merengkuhnya, padahal biasanya dia akan memeluk nabila ketika dirinya menangis tapi kali ini tidak.

"maafin aku by, aku tau aku salah." nabila bergetar menahan tangis.

"aku terlalu fokus sama orang lain dibanding kamu suami aku hiks hiks"

"aku udah cuekin kamu hiks hiks aku istri dur-"

"hus hus ssttt" paul mendekap istrinya, tangis nabila pecah dipelukan paul.

paul hanya diam ia sengaja membiarkani nabila mengeluarkan semuanya, paul terus mengelus punggung istrinya hingga tangis itu kian mereda. perlahan paul mencoba melepaskan pelukannya tapi nabila malah mengeratkan pelukannya.

"sekarang udah malem nab, kamu harus tidur" nabila menggeleng kuat.

"tapi aku cape, aku ngantuk" paul, meskipun lembut tapi kata itu sangat berbeda dari nada paul biasanya.

nabila melepas pelukannya dan menatap mata paul.

"kamu pasti masih marah sama aku?" nabila

"ngga kok, aku udah ngga marah sama kamu" paul menggeleng.

Warm homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang