2. SIMPANAN DOSPEM

1K 78 15
                                    

"Lo darimana, Ta?" tanya Twila melihat Pharita yang baru saja masuk kedalam kelas setelah melewatkan satu matkul.

Pharita yang baru saja duduk menoleh. Ia meraih kaca diatas meja Twila untuk melihat penampilan wajahnya.

"Asli gue kesiangan." ujar Pharita berbohong seraya mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. "Gue lupa kalau hari ini ada kelas pagi, makalah kemarin di kumpulin kemana?"

Twila menerima makalah Pharita dan memberikannya kepada ketua kelas. Twila- perempuan modis dengan rambut yang di gerai lurus itu memutar bola matanya.

"Kebiasaan!" ujarnya sudah hafal dengan Pharita yang sering telat masuk kelas apalagi itu pagi.

Pharita tersenyum kecil, ia membalas pesan sang kekasih sebentar sebelum memotret dirinya sendiri sebelum menekan kirim. Pharita mendekatkan kepalanya pada Twila yang hendak berbisik padanya.

"Lo udah dengar rumor belum katanya pak Damian selingkuh?" tanya Twila membuat Pharita yang sudah mendengar rumor itu pun pura-pura terkejut.

"Beneran?" Pharita mengerjapkan matanya berkali-kali dengan raut wajah innocent-nya.

"Tapi cuma rumor sih, lo tau ngga katanya selingkuhannya itu masih muda banget!"

"Namanya juga selingkuhan, ya harus muda dan masih cantik dong," ujar Pharita mengibaskan rambutnya dan menggerakkan bahu nya dengan centil.

Twila tertawa. "Padahal istrinya cantik ege!"

"Kalau cantik mah ngga mungkin diselingkuhin, Beb." ujar Pharita, "selingkuhannya pasti lebih cantik."

"Aduh ngga kuat gue bayangin bisa peluk Pak Damian." ujar Twila menghayal, Damian itu dosen penyemangat banyak mahasiswa di kampus. Wajah tampan, postur tegas, dan bibir yang tidak pernah tersenyum, setiap menjelaskan materi di kelas sangat tertata.

Pharita mengulum senyumnya, ia melirik Twila sekilas dan kembali membalas pesan sang pacar, tidak tau saja sahabatnya itu jika Pharita sudah menekan tombol start lebih dulu untuk menggapai dosen tampan itu.

"Pulang ini kita jadi ke mall kan?" tanya Twila. "Ada yang mau join, boleh gak?"

"Hm, siapa?" Pharita menoleh.

"Shae." jawab Twila. "Dia anak kelas B tadi dia gabung dikelas ini karena ga dapat kelas di ruangannya sendiri, anaknya asik kok Beb. Dia mau join, katanya mau nyalon juga."

Pharita terlihat berpikir sejenak. "Boleh aja, sih. Asik bener, ya?"

"Lo sih sering bolos!" Twila mendorong bahu Pharita pelan membuat perempuan paling cantik didalam kelas itu tertawa.

Pharita itu sangat cantik, kulitnya putih bersih dan mulus, bibirnya ranum, hidungnya mungil mancung, badannya berisi pas dan tidak terlalu tinggi ataupun rendah, bulu mata lentik. Sekali senyum saja bisa membuat semua orang tidak berkedip.

Dengan kecantikannya itu banyak yang sering mengutarakan perasaan tetapi Pharita tidak tertarik karena sudah mendapatkan yang paling menarik. Damian mengikatnya sangat kuat sehingga Pharita tidak bisa lari dari lingkaran kuasa Damian.

Walaupun backstreet, tentu saja Pharita masih didalam pengawasan Damian. Pria dewasa nan kaya itu sangat dominan.

Pharita juga tidak perlu repot-repot belajar keras seperti teman-temannya yang lain. Kadang tugas kuliahnya Damian yang mengerjakan, apalagi ketika ujian semester, Pharita hanya datang absen dan mengisi asal ujian itu tetapi nilainya tetap bagus.

Tentu saja Damian lah yang menyulapnya agar perempuan manja ini lulus tepat waktu. Apa tidak semakin cinta Pharita pada pria itu, belum lagi rasa royal dan permainan ranjangnya.

Simpanan DospemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang