KARYA INI DIPERUNTUKKAN U18+
Bagi yang masih dibawah tanggung sendiri.
Happy reading semuanya❤️🍑🍑🍑
"Ini beneran ngga papa, Mas?" tanya Pharita, perempuan dengan rambutnya yang di curly tergerai bebas itu menoleh ke belakang pintu. Posisi mereka didalam ruangan dospem membuat hati Pharita sedikit cemas terekam cctv.
Pharita membalikan tubuhnya dan menumpukan lengan diatas meja, menungging untuk Damian yang berjongkok tepat didepan bokong sintalnya.
"ahhh," desahnya pelan ketika tangan besar dan panjang Damian menurunkan hotpants dan celana dalamnya memperlihatkan miliknya yang merah muda kesukaan Damian.
"Mas suka?" tanya Pharita menoleh kebelakang dengan nada suara centil. Ia memeletkan lidahnya menggoda Damian yang masih mengusap-usap bongkahan bokongnya.
Pria dewasa dengan kemeja putih yang sudah digulung hingga siku itu tanpa kata langsung melahap milik Pharita yang tidak terhalang apapun didepannya.
Pharita menjerit kecil, ia memejamkan matanya menikmati lidah kasar dan panjang Damian yang meliuk-liuk ke segala arah menyapu seluruh miliknya.
"ahh enak banget..." desah Pharita begitu nakal, ia menggerakkan bokongnya ketika lidah Damian masuk kedalam. Pharita memejamkan matanya menahan diri agar tidak keluar lebih dulu, namun nyatanya sulit.
Pharita semakin menjerit ketika yang awalnya hanya lidah berganti dengan dua jari yang keluar-masuk bebas didalam miliknya yang merah muda.
"ahh--," Pharita menggigit bibir bawahnya, ia tidak tahan lagi. Cairan kental putih membasahi jari panjang Damian yang masih saja keluar masuk.
Damian mencabut jarinya, ia meremas bokong Pharita gemas sebelum membuka resleting celananya sendiri. Pharita menoleh kebelakang dan tersenyum cantik.
Iya, tanpa kata. Seperti biasa. Damian langsung saja memasukan kejantanannya yang besar itu kedalam milik Pharita dan menggempurnya dengan penuh tenaga membuat tubuh pulen Pharita akan terpental jika lengannya tidak ditahan oleh Damian dari belakang.
"ahh, ahh, ahh..." hanya desahan Pharita yang memenuhi ruangan, payudaranya yang menyembul keluar dari baju bergoyang kesana-kemari itu ditangkap oleh tangan besar Damian dari belakang.
Sungguh permainan Damian membuat Pharita teler.
"Ng--ngga-ngga kuatt ahhh!!" jerit Pharita mengepalkan tangannya menggenggam udara, ia keluar lagi tapi Damian tidak berhenti malah mengangkat tubuhnya keatas meja.
Pharita pasrah ketika Damian melebarkan pahanya dan kembali mengguncangnya. Tugasnya hanya mendesah dan menikmati, memuaskan nafsu buas sang kekasih.
Damian memperhatikan kondisi pacarnya itu yang terlihat sangat teler, terlihat dari matanya yang terpejam, bibir ranum yang terbuka untuk mendesah. Damian melihat milik Pharita yang ia masuki menambah nafsunya.
Hampir setengah jam bermain akhirnya Damian keluar. Dengan sengaja Damian tidak keluar diluar tetapi didalam. Peluh membasahi tubuh keduanya yang baru saja melakukan permainan panas.
Pharita menerima lembaran tisu yang diberikan Damian untuk membersihkan kewanitaannya sendiri. Tubuh Pharita yang masih gemetar karena permainan tadi pun harus dipaksa mengenakan celana dalam dan hotpants.
Ia membenarkan penyangga dada dan pakaiannya serta rambutnya tidak lupa retouch lipstik lagi.
"Ngga papa memangnya main disini, Mas?" tanya Pharita pada Damian yang duduk diatas kursi jabatan. Pria itu tidak perlu lama untuk merapikan diri.
Damian menggeleng pelan, ia menarik tangan Pharita hingga perempuan bertubuh pulen itu jatuh diatas pangkuannya.
"Nilai kamu kenapa makin turun sayang?" tanya Damian sambil mengusap-usap paha putih mulus Pharita yang terpampang jelas didepan matanya karena rok itu tersingkap.
Pharita mengalungkan kedua tangannya dileher Damian. "Aku kurang paham sama matkulnya, ada dosen tua yang resek."
"Kerjain aja tugasnya, pake joki juga ngga papa." ujar Damian mencium bibir ranum Pharita sebentar.
"Memangnya boleh?" tanya Pharita terlihat polos.
"Boleh, nanti saya transfer ya."
Senyuman manis mengembang dibibir ranum Pharita. Perempuan itu mengeratkan pelukannya pada sang gadun. "Aku bisa lulus tepat waktu, kan? Aku takut banget ketinggalan."
"Ada saya, tenang saja." Damian memperhatikan wajah cantik Pharita. "Malam ini jadi kamu ke salonnya?"
"Aku sama Twila," ujar Pharita. "Aku nginep di kos Twila boleh ngga, Mas?"
"Jangan, saya mau tidur di apartemen kamu malam ini." ujar Damian.
"Kita main lagi?" tanya Pharita sedikit terkejut. Damian ini benar-benar kecanduan, bahkan hampir setiap hari Pharita bergumul dengan Damian, nafsu pria itu sangat besar.
Anehnya, Damian tidak bermain dengan perempuan lain dan hanya dirinya. Ketika Pharita halangan bulanan pun, Damian menunggunya selesai. Pria ini setia tetapi sudah memiliki istri, setia padanya tetapi berkhianat pada istrinya.
"Istri kamu ngga curiga, Mas?" tanya Pharita khawatir karena akhir-akhir ini Damian tidur di apartemennya terus.
Damian terdiam sejenak. "Seharusnya ngga, dia dinas keluar negeri hari ini."
"Berapa hari, Mas?"
"Saya ngga nanya, seminggu mungkin." jawab Damian terlihat acuh membuat Pharita tidak melanjutkan pertanyaannya di kepalanya lagi.
"Aku kemarin beli cincin ini," Pharita menunjukan jari manisnya yang tersemat cincin berlian. Tentu saja ia beli menggunakan uang Damian.
Damian meraih tangan Pharita dan menggenggamnya, pria itu sudah tau tetapi menunggu Pharita sendiri yang menceritakannya.
"Cantik ngga?" tanya Pharita dengan senyuman manis tersungging di bibirnya.
"Kaya kamu." balas Damian membuat Pharita tertawa kecil. Damian merapikan kemeja yang dikenakan Pharita agar lebih rapi. "Saya pengen ketemu orangtua kamu, libur semester ini kita kesana."
"HUH??!" seru Pharita terkejut. Bibirnya bahkan hingga terbuka saking terkejutnya.
Damian menggeser Pharita agar berdiri. Ia ikut beranjak berdiri setelah melirik jam tangannya, ia akan segera menghadiri rapat.
"Kita harus menikah, saya ngga mau gantungin kamu terlalu lama." Damian mencium bibir ranum Pharita sekali lagi sebelum menarik tangan perempuan itu menuju pintu, ia melihat sekali lagi penampilan Pharita.
"Silakan keluar, nanti malam saya ke apartemen kamu."
"Tapi-,"
"Saya ada meeting sebentar lagi."
Pharita memanyunkan bibirnya seraya meraih tas diatas sofa, ia berjinjit untuk mencium bibir Damian terlebih dahulu sebelum keluar dari ruangan dospem yang khusus milik Damian. Damian itu dirut muda sekaligus dosen pengampu mata kuliah di kelas Pharita.
Dia- Damian Swastamita, dosen muda berusia 31 tahun, lulus dengan nilai sangat baik di universitas terkenal luar negeri, diangkat jabatan menjadi dirut dalam tiga tahun menjadi dosen, memiliki bisnis diluar kampus yang menambah kekayaannya.
Tidak sampai disana, karena memang keturunan dari keluarga kaya-raya, Damian juga menjadi donatur di kampus ini. Perkejaan dosen hanyalah nama, yang membuatnya benar-benar kaya itu bisnisnya.
Sudah memiliki istri namun sudah tiga tahun menikah belum memiliki keturunan, sang istri juga dari keluarga terpandang yaitu Namshera Lalulu. Sang istri adalah desainer terkenal, namun dengar-dengar gosip mereka hanya menikah politik demi bisnis.
Karena itulah ada Pharita diantara mereka. Karena hati Damian tertarik pada perempuan cantik itu yang tiap hari membuatnya jatuh cinta dengan tingkah manjanya.
🍑🍑🍑
A/n : menyala ani ani🤪
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Dospem
RomanceUntuk apasih susah-susah kerja kalo bisa jadi ani-ani? Tinggal minta aja ke gadun kalau mau barang-barang mewah, treatment badan, dan jadi kaya secara instan. Itulah yang dilakukan oleh Pharita, perempuan cantik berasal dari kampung yang berkuliah d...