Bab 4: Menghadapi Perasaan dan Menerima Cinta Baru
Minggu itu terasa berwarna-warni bagi Andrew. Setelah pertemuan yang penuh makna dengan Rachel di kafe, ia tidak bisa berhenti memikirkan gadis itu. Setiap detik yang berlalu, pikirannya melayang kembali kepada senyumnya yang hangat, matanya yang bersinar, dan obrolan penuh keintiman yang telah mereka bagi.
Akhir pekan tiba, dan Andrew merasa gugup sekaligus bersemangat untuk pergi ke festival musik di tepi pantai di Brighton Beach, Brooklyn. Suasana di pantai saat itu begitu hidup, dengan riuhnya gelombang yang memecah di bibir pantai dan tawa orang-orang yang bersenang-senang di bawah sinar matahari. Andrew merasakan desiran angin yang segar, membawa aroma laut yang menyegarkan.
Di tengah keramaian, dia melihat Rachel berdiri di dekat panggung, dikelilingi oleh banyak orang yang menikmati pertunjukan musik. Dia mengenakan gaun musim panas berwarna pastel yang mengalir lembut, dengan rambutnya yang panjang tergerai di bawah sinar matahari. Andrew merasa hatinya berdebar, merasakan kebahagiaan yang meluap-luap.
“Rachel!” teriak Andrew, melangkah maju dan mendekatinya.
“Andrew! Kamu datang!” Rachel menjawab dengan ceria, matanya berbinar penuh keceriaan.
“Iya! Aku tidak ingin melewatkan kesempatan untuk melihatmu,” ucap Andrew, tersenyum lebar saat melihat wajah bahagianya.
“Mari kita cari tempat duduk! Aku tidak sabar untuk menikmati musiknya!” ajak Rachel, menarik tangan Andrew dengan penuh semangat.
Mereka menemukan tempat di dekat panggung, duduk di atas selimut yang sudah dibawa Rachel. Di sekitar mereka, orang-orang menari dan bersenang-senang, sementara suasana ceria menghampiri. Andrew bisa merasakan getaran musik yang mengalun lembut, menambah suasana hangat di hati.
Setelah beberapa lagu, Andrew menoleh ke Rachel yang tampak begitu menikmati pertunjukan. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memperhatikan bagaimana wajah Rachel bersinar, dan hatinya tergetar ketika dia merasakan perasaan yang mendalam muncul.
“Rachel,” Andrew memulai, suaranya lembut. “Aku perlu jujur tentang sesuatu.”
Rachel menoleh, menatapnya dengan penuh perhatian. “Apa itu?”
“Sejak kita mulai menghabiskan waktu bersama, aku merasa ada sesuatu yang berbeda. Perasaanku kepadamu semakin dalam. Aku... aku ingin mengenalmu lebih baik. Aku ingin ini menjadi lebih dari sekadar pertemanan,” ungkap Andrew, tatapannya menembus mata Rachel.
Wajah Rachel merona, dan dia menundukkan kepala sejenak, meraba tangannya yang berada di atas selimut. “Andrew, aku juga merasakan hal yang sama. Setiap saat bersamamu membuatku merasa bahagia dan nyaman,” jawabnya dengan penuh ketulusan.
Mendengar pengakuan Rachel membuat Andrew merasa lega. Dia meraih tangan Rachel, menggenggamnya dengan lembut. “Aku tidak ingin takut lagi. Aku ingin merasakan cinta ini denganmu,” katanya, semakin mantap.
Rachel tersenyum, membuat jantung Andrew berdebar lebih cepat. “Mari kita jalani ini bersama, Andrew.”
Andrew merasa semangatnya membara. Dia menarik Rachel ke dalam pelukannya, merasakan kehangatan tubuhnya yang begitu dekat. Pelukan itu terasa erat dan penuh kasih, membuat Andrew merasa seolah-olah dunia di sekeliling mereka menghilang. Hanya ada mereka berdua, dalam momen indah yang tak terlupakan.
“Rasanya luar biasa,” bisik Rachel, menempelkan pipinya di bahu Andrew.
Andrew tersenyum, menahan napas sejenak. Dia ingin mengabadikan momen ini selamanya. “Aku ingin lebih dari sekadar berpelukan,” ucapnya, menatap dalam mata Rachel yang cerah.
Rachel mengangguk, jantungnya berdebar kencang. “Aku juga,” katanya, suara lembutnya membuat Andrew merasa bersemangat.
Dengan lembut, Andrew mengangkat dagu Rachel, mendekatkan wajah mereka. Matanya terfokus pada bibir Rachel, dan saat itu, waktu seakan berhenti. Dia tidak bisa menahan dorongan hati untuk mencium bibir manis gadis di hadapannya. Ketika bibir mereka bertemu, ada kehangatan dan rasa cinta yang meledak di antara mereka.
Ciuman mereka dalam dan penuh perasaan, seolah-olah semua ketakutan dan keraguan yang pernah ada lenyap seketika. Andrew merasakan energi positif mengalir antara mereka, semakin menguatkan ikatan yang telah terbentuk.
Setelah beberapa detik yang penuh rasa, mereka menarik diri, menghadap satu sama lain dengan senyum bahagia yang tidak bisa disembunyikan. Andrew bisa melihat cahaya di mata Rachel, dan itu membuatnya semakin yakin bahwa dia telah menemukan cinta sejatinya.
“Ini adalah awal yang baru untuk kita,” kata Andrew, meraih tangan Rachel dan menggenggamnya erat.
“Ya, kita akan melalui ini bersama,” jawab Rachel, suaranya penuh harapan.
Di tengah keramaian festival, mereka menemukan kedamaian dan cinta satu sama lain. Andrew tidak ingin melepaskan Rachel, merasakan kehadirannya adalah sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya.
Malam itu, di bawah langit berbintang, mereka merencanakan masa depan bersama, berbagi mimpi dan harapan, sementara musik mengalun di latar belakang. Andrew tahu bahwa dia telah siap untuk menghadapi perjalanan cinta yang baru, dan dia tidak akan melakukannya sendirian. Rachel ada di sisinya, siap untuk menjelajahi semua yang akan datang.
---
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (Short Story) [END]
Krótkie OpowiadaniaGenre: romance, drama, slice of life, short story, nobl