Seasons of Change (5/5)

1 0 0
                                    

Part 5: Momen Tak Terlupakan di Festival Desain

Berlin di musim panas memiliki suasana yang cerah dan penuh semangat. Jalanan dipenuhi orang-orang yang menikmati cuaca hangat, sementara suara tawa dan musik mengisi udara. Salah satu acara paling dinanti, Festival Desain Berlin, kini sedang berlangsung di tengah kota, menarik perhatian arsitek, desainer, dan penggemar seni dari seluruh dunia.

Di tengah keramaian festival, Thomas dan Greta berjalan beriringan, menikmati berbagai instalasi seni yang menginspirasi. Thomas merasa jantungnya berdebar-debar; ini adalah hari yang sangat istimewa. “Greta, lihat karya seni itu!” serunya, menunjuk ke arah instalasi interaktif yang terbuat dari kaca dan cahaya.

“Itu indah! Saya ingin membuat sesuatu seperti itu di proyek kita!” Greta menjawab, mata berbinar penuh semangat. Namun, di dalam hati Thomas, ada rencana lain yang lebih besar.

Sambil terus berjalan, Thomas tidak bisa tidak memperhatikan betapa cantiknya Greta dalam gaun putih sederhana yang anggun. Rambutnya tergerai bebas, dan senyumannya bagaikan cahaya matahari di hari yang cerah. Saat mereka melewati berbagai booth, Thomas merasakan momen yang tepat untuk melangkah lebih jauh dalam hubungan mereka.

“Greta, ada sesuatu yang ingin aku katakan,” kata Thomas, berusaha menahan kegugupan yang menggelitik perutnya. Dia menggenggam tangan Greta, merasa hangat menyelimuti jari-jarinya.

“Ya, apa itu?” Greta bertanya, suara lembutnya penuh perhatian.

“Selama kita bersama, aku merasa hidupku telah berubah dengan cara yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Kamu tidak hanya menjadi rekan kerja, tetapi juga partner hidupku,” Thomas memulai, tatapannya tak lepas dari wajah Greta. “Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu.”

Greta menatapnya, bingung. “Pak Thomas, apa maksudmu?”

Dengan rasa percaya diri yang baru ditemukan, Thomas mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku jasnya. “Greta Engel, maukah kamu menikah denganku?” Dia membuka kotak itu, memperlihatkan cincin berlian yang sederhana namun elegan, berkilau dalam sinar matahari.

Greta terdiam sejenak, air mata haru menggenang di matanya. “Oh, Pak Thomas! Ini… ini luar biasa!” Ia mengangkat tangannya ke mulutnya, berusaha menahan tangis bahagia. “Ya, aku mau!”

Thomas tidak bisa menahan senyum lebar yang menghiasi wajahnya. Dengan lembut, ia mengambil tangan Greta dan mengenakan cincin itu di jari manisnya. “Kamu akan membuatku paling beruntung di dunia.”

Setelah momen emosional itu, mereka berdua merasakan magnet yang menarik mereka lebih dekat. Thomas menarik Greta ke dalam pelukannya, memberikan pelukan yang erat dan hangat. Greta membalas pelukan itu dengan penuh kasih, merasa aman dalam pelukan Thomas. Di tengah keramaian festival, mereka menciptakan momen intim yang hanya milik mereka berdua.

“Ini adalah momen terbaik dalam hidupku,” bisik Greta, memejamkan mata, merasakan kehangatan tubuh Thomas.

“Aku merasa sama. Kamu adalah segalanya bagiku,” Thomas menjawab, melepaskan pelukan mereka sedikit untuk menatap wajah Greta. Dia lalu membungkuk, menempelkan bibirnya pada bibir Greta dalam sebuah ciuman yang dalam dan penuh perasaan. Ciuman itu terasa manis, seolah menggabungkan semua rasa cinta, harapan, dan masa depan yang mereka impikan bersama.

Di tengah keramaian dan kebisingan festival, keduanya seakan berada dalam dunia mereka sendiri, dikelilingi oleh cinta yang tulus dan komitmen yang kuat.

---

Setelah pernikahan yang indah dan intim, Thomas dan Greta memulai kehidupan baru mereka sebagai pasangan suami-istri. Mereka menetap di apartemen Thomas yang nyaman di Prenzlauer Berg, yang kini dipenuhi dengan kenangan manis dan tawa. Ruang tamu yang sederhana menjadi tempat di mana mereka menghabiskan waktu bersama, merancang proyek-proyek baru, dan merayakan setiap pencapaian kecil.

Satu tahun setelah pernikahan mereka, Greta dan Thomas menyambut kedatangan seorang putri cantik yang mereka beri nama Claire. Kehadiran Claire membawa kebahagiaan baru yang tak terukur ke dalam hidup mereka. Di apartemen mereka yang hangat, suara tangisan bayi bergema, dan setiap sudut rumah terasa penuh dengan cinta dan harapan.

Pada suatu pagi, Greta duduk di sofa dengan Claire di pelukannya, mengamati Thomas yang sibuk merancang sketsa di meja kerjanya. “Thomas, lihat betapa cantiknya putri kita,” ujarnya, bangga akan kehadiran Claire.

Thomas mendongak, tersenyum saat melihat istrinya dan putri mereka. “Dia adalah kombinasi sempurna dari kita berdua,” katanya sambil mendekat, mencium kening Claire dengan lembut.

“Ya, aku tidak sabar untuk membawanya ke festival desain tahun depan. Kita akan membuatnya menyukai dunia arsitektur seperti kita!” Greta menambahkan, penuh semangat.

“Mari kita ajarkan dia untuk melihat dunia dari sudut pandang yang indah,” kata Thomas, merangkul istrinya dan putrinya dengan hangat. “Ini adalah awal dari segala sesuatu. Kita akan menciptakan banyak kenangan bersama.”

Greta tersenyum, merasa beruntung memiliki suami dan anak yang luar biasa. “Dan kita akan selalu berbagi musim-musim perubahan ini, bersama,” ucapnya, menatap mata Thomas dengan penuh cinta.

Dalam momen itu, mereka bertiga berbagi pelukan erat, merasakan cinta yang mengalir di antara mereka. Mereka tahu bahwa kehidupan mereka akan terus berlanjut dengan penuh tantangan dan kebahagiaan, tetapi bersama, mereka bisa menghadapi semuanya.

Setiap musim akan membawa perubahan, tetapi cinta mereka adalah hal yang abadi—sebuah fondasi yang kuat untuk masa depan yang penuh harapan dan mimpi yang akan selalu berkembang.

---

Cerita 4 Tamat

Because Of You (Short Story) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang