Beneath the Stars (5/5)

2 0 0
                                    

Cinta Sejati di Kebun Anggur

Di bawah sinar matahari pagi yang hangat, kebun anggur di wilayah Tuscany berkilauan. Deretan tanaman merambat hijau menjulang tinggi, menampakkan anggur-anggur matang yang siap dipanen. Aroma segar anggur bercampur dengan udara pedesaan yang tenang, menciptakan suasana yang sempurna untuk hari istimewa itu. Marco Lombardi, dengan setelan linen putih yang sederhana, berdiri di tengah kebun, menatap ke arah barisan pohon anggur dengan rasa berdebar di hatinya.

Hari ini adalah hari yang telah lama ia impikan, dan saat pandangannya beralih ke arah Fiorella Ricci, semua rasa gugupnya hilang. Fiorella mengenakan gaun putih yang anggun, berhiaskan renda, dengan rambutnya yang tergerai bebas melambai lembut di angin. Dia adalah gambaran keindahan, dan dalam hatinya, Marco tahu bahwa dia adalah segalanya baginya.

“Marco,” suara Fiorella memecah keheningan, “ini tempat yang indah. Kenapa kau membawa aku ke sini?”

“Karena aku ingin kita memulai bab baru dalam hidup kita di tempat yang penuh keindahan,” jawab Marco, suaranya bergetar oleh emosi. Dia mengambil napas dalam-dalam, bersiap untuk momen yang akan mengubah hidup mereka selamanya.

Mereka berjalan di antara barisan anggur, dikelilingi oleh keheningan alam dan hanya suara burung berkicau sebagai latar belakang. Setiap langkah membuat Marco semakin dekat dengan apa yang akan dia lakukan. “Fiorella, ada sesuatu yang sangat penting yang ingin aku sampaikan,” katanya, berhenti di depan sebuah pohon zaitun yang besar.

“Apakah ada yang salah?” Fiorella menatapnya khawatir.

“Tidak, sama sekali tidak. Justru sebaliknya,” Marco tersenyum, mengeluarkan kotak kecil dari saku jasnya. “Sejak kita bertemu, hidupku menjadi lebih bermakna. Kau adalah inspirasiku, sahabatku, dan sekarang, aku ingin kau menjadi istriku.”

Dengan gemetar, dia membuka kotak itu, memperlihatkan sebuah cincin berlian yang bersinar dengan indah di bawah sinar matahari. “Fiorella Ricci, maukah kau menikah denganku?”

Air mata kebahagiaan mengalir di pipi Fiorella saat dia terdiam, menatap cincin itu. “Marco… aku… aku tidak tahu harus berkata apa.”

“Kau tidak perlu mengatakan apa-apa sekarang. Hanya berikan aku jawaban,” Marco berkata lembut, harap di wajahnya terlihat jelas.

“Aku mau!” Fiorella akhirnya menjawab, suaranya pecah karena emosi. “Tentu saja aku mau!”

Marco langsung mengenakan cincin itu ke jari manis Fiorella, dan dia menariknya ke dalam pelukan yang erat. Hati mereka berdebar bersamaan, dan di tengah kebun anggur yang indah, mereka berbagi ciuman penuh cinta yang lebih dalam dari sebelumnya, seolah-olah dunia di sekitar mereka menghilang.

“Ini adalah awal dari segalanya,” Marco berbisik di telinga Fiorella, merasakan kebahagiaan yang tak terlukiskan.

Setelah beberapa bulan penuh persiapan, hari pernikahan mereka tiba. Kebun anggur yang sebelumnya menjadi tempat lamaran kini didekorasi dengan bunga-bunga segar dan lampu-lampu kecil yang berkelap-kelip. Keluarga dan teman-teman terdekat berkumpul, merayakan cinta yang telah terjalin antara Marco dan Fiorella.

Di bawah langit biru yang cerah, mereka bertukar janji, mengucapkan kata-kata yang penuh makna dan harapan. “Aku berjanji untuk mencintaimu dalam suka dan duka, di setiap langkah perjalanan hidup kita,” kata Marco, suaranya penuh keyakinan.

“Aku berjanji untuk mendukungmu dan selalu ada untukmu,” Fiorella menjawab, matanya berbinar.

Saat mereka saling mengenakan cincin, sorakan meriah memenuhi udara. Marco dan Fiorella berbagi ciuman pertama mereka sebagai suami istri, diiringi tepuk tangan dan sorak-sorai. Kebahagiaan menyelimuti mereka, dan mereka merasa seolah-olah sedang terbang.

Beberapa tahun kemudian, di tengah kebun anggur yang sama, mereka kini menggendong seorang gadis kecil bernama Bella. Bella, dengan rambut ikal keemasan dan mata cerah, berlarian di antara barisan anggur sambil tertawa ceria. Marco dan Fiorella saling memandang, merasakan kebahagiaan yang luar biasa saat melihat putri mereka tumbuh dalam cinta yang telah mereka bangun.

“Lihat betapa bahagianya dia,” Fiorella berkata, menatap Bella yang sibuk mengumpulkan anggur. “Aku sangat bersyukur kita memiliki momen ini.”

“Semua ini karena kita saling menemukan, Fiorella,” jawab Marco, memeluknya erat. “Setiap hari bersamamu adalah anugerah.”

Mereka berdua saling berpandangan, dan tanpa kata-kata, mereka merasakan kedalaman cinta yang terus tumbuh di antara mereka. Dalam kebun anggur yang penuh kenangan, Marco menarik Fiorella ke dalam pelukan yang hangat, dan mereka berbagi ciuman yang lebih dalam, penuh rasa syukur atas semua yang telah mereka lalui bersama.

Di bawah langit biru yang bersinar, dengan angin lembut yang berhembus, mereka tahu bahwa cinta sejati mereka akan selalu bersinar, selamanya.

---

Cerita 5 Selesai

Because Of You (Short Story) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang