Menemukan Cinta di Bawah Bintang
Malam semakin larut di festival seni Roma, dan kerumunan mulai menyusut. Lampu-lampu hias berkelap-kelip dengan lembut, memantulkan warna-warni di wajah Marco Lombardi dan Fiorella Ricci saat mereka duduk di bangku kayu, berbagi impian dan tawa. Suara musik masih terdengar samar dari panggung kecil di kejauhan, memberikan latar belakang yang harmonis untuk perbincangan mereka.
Fiorella menatap langit berbintang, mata indahnya berkilau penuh kekaguman. “Lihatlah bintang-bintang itu, Marco. Rasanya seperti mereka datang dari cerita dongeng,” katanya, suaranya lembut, penuh rasa ingin tahu.
Marco tersenyum, merasakan kedamaian yang luar biasa saat melihatnya terpesona. “Malam ini memang seperti mimpi. Dan aku merasa sangat beruntung bisa berbagi momen ini denganmu,” jawabnya, menatap dalam-dalam ke mata Fiorella.
“Begitukah?” Fiorella membalas, terkejut oleh kejujuran dalam suara Marco. “Aku merasa sangat terinspirasi saat bersamamu. Setiap kali aku menulis, aku ingin menciptakan sesuatu yang bisa menggambarkan momen ini.”
“Aku yakin kamu akan bisa. Setiap kata yang kau tulis memiliki kekuatan,” kata Marco, hatinya bergetar mendengar pujian itu. Ada sesuatu dalam diri Fiorella yang membuatnya merasa hidup kembali setelah sekian lama.
Di tengah percakapan mereka, suasana di sekitar mereka terasa semakin intim. Angin sepoi-sepoi bertiup lembut, membawakan aroma manis dari kios gelato di dekatnya. Fiorella mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat, mengisyaratkan kedekatan yang tak terhindarkan antara mereka.
“Marco,” Fiorella memulai, suaranya sedikit bergetar. “Aku tidak tahu bagaimana menyampaikannya, tapi saat ini, aku merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan antara kita.”
Marco menatapnya, matanya memancarkan kehangatan. “Aku merasakannya juga, Fiorella. Sejak pertama kali kita bertemu, ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang membuatku ingin lebih dekat denganmu.”
Dengan penuh keberanian, Fiorella mengambil tangan Marco dan menggenggamnya. “Malam ini sangat spesial. Aku merasa seolah-olah kita telah menciptakan dunia kita sendiri di sini.”
“Fiorella,” Marco berbisik, hatinya berdebar. “Maukah kau—”
Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Fiorella menariknya ke dalam pelukan yang erat. Marco merasakan kehangatan tubuhnya dan aroma lembut dari rambutnya yang menyentuh wajahnya. Dia membalas pelukan itu dengan sepenuh hati, merasakan perlindungan dan kenyamanan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
“Ini terasa begitu benar,” Fiorella berbisik, mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Marco. “Aku tidak ingin kehilangan momen ini.”
Dengan ketulusan yang sama, Marco membalas tatapan Fiorella, menyentuh pipinya dengan lembut. “Kau tidak akan kehilangan apapun, aku ada di sini bersamamu.”
Saat itu, waktu seolah berhenti. Fiorella bisa merasakan detak jantung Marco yang cepat, dan jari-jarinya menyentuh wajahnya dengan lembut. Tanpa memikirkan hal lain, dia mendekat dan menyatukan bibir mereka dalam sebuah ciuman lembut.
Ciuman itu membawa semua emosi yang telah terpendam di antara mereka. Perlahan, ciuman itu semakin dalam, seolah-olah menyatukan dua jiwa yang selama ini mencari satu sama lain. Dalam keheningan malam yang dipenuhi bintang, mereka merasakan kedekatan yang tak terlukiskan.
Setelah beberapa saat, mereka terpisah, nafas mereka bergetar, terengah-engah. “Wow,” Fiorella berbisik, wajahnya memerah. “Itu… luar biasa.”
Marco tersenyum lebar, hatinya dipenuhi kebahagiaan. “Luar biasa sekali. Sepertinya kita tidak hanya menemukan persahabatan, tapi juga sesuatu yang lebih.”
“Mungkin ini adalah awal dari sesuatu yang indah,” Fiorella berkata, berharap dan penuh keyakinan.
“Mari kita buat kenangan lebih banyak,” Marco menjawab, masih terpesona oleh momen itu. Dia meraih kamera di lehernya dan mengatur sudut untuk menangkap cahaya bintang di atas mereka.
“Bisa kau ambil gambarku di sini, di bawah bintang-bintang?” tanya Fiorella, senyum lebar menghiasi wajahnya.
“Dengan senang hati,” jawab Marco, matanya berkilau. Dia mengambil beberapa foto, masing-masing menangkap keindahan malam dan kedekatan yang mereka rasakan. Setiap klik kamera seakan menangkap momen kebahagiaan dan harapan baru yang terlahir di antara mereka.
“Aku berharap foto-foto ini bisa menggambarkan perasaanku,” kata Marco, sambil melihat hasil tangkapan kameranya. “Setiap foto yang aku ambil adalah bagian dari diriku, dan sekarang kau ada di dalamnya.”
Fiorella merasakan jantungnya berdebar mendengarnya. “Aku juga ingin menuliskan perasaan ini. Ini adalah momen yang akan aku kenang selamanya.”
Di bawah langit yang bertaburan bintang, Marco dan Fiorella melanjutkan malam mereka, berbagi impian dan cerita, serta membangun hubungan yang semakin dalam. Mereka menyadari bahwa cinta bisa ditemukan di tempat yang tak terduga, dan saat itu, di festival seni di Roma, di bawah bintang-bintang yang bersinar, mereka telah menemukan satu sama lain.
---
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (Short Story) [END]
Historia CortaGenre: romance, drama, slice of life, short story, nobl