A Taste of Adventure (1/5)

0 0 0
                                    

Sebuah Kehampaan

Matahari mulai tenggelam di cakrawala, mewarnai langit Sydney dengan nuansa oranye dan merah yang hangat. Di pusat kota, sebuah restoran bergaya modern berdiri megah dengan dinding kaca yang memperlihatkan gemerlap lampu dalamnya. Restoran itu adalah "La Petite Flamme," salah satu restoran fine dining terbaik di Australia. Para pengunjung menikmati hidangan mewah dengan suasana elegan, disempurnakan oleh suasana santai dari musik jazz lembut yang mengalun.

Di dapur yang sibuk, seorang pria berdiri di balik stasiun memasak, mengenakan apron putih yang telah ternoda sedikit oleh saus tomat dan bumbu rempah. Pria itu adalah Jasper Reed, seorang chef berusia 29 tahun yang dikenal dengan keterampilannya dalam menciptakan hidangan yang spektakuler. Tubuhnya tinggi dan atletis, rambutnya hitam kecokelatan, dengan mata yang dalam seolah-olah menyimpan lautan emosi.

Namun, sore itu, tidak ada kilatan semangat di matanya. Jasper merasa hampa. Dia telah mencapai puncak kariernya, namun hatinya terasa kosong. Sebuah hubungan asmara yang tidak terbalas masih menggantung di pikirannya.

“Aku sudah selesai, Chef,” ujar seorang sous chef, memecah keheningan di dapur. Jasper mengangguk tanpa berkata apa-apa. Sous chef itu merapikan alat-alatnya dan keluar, meninggalkan Jasper sendirian di dapur yang mulai sepi.

Dengan satu tarikan napas berat, Jasper meraih piring terakhirnya untuk malam itu—fillet ikan kakap yang sempurna, disajikan dengan puree kentang dan saus lemon beurre blanc. Dia memandangnya sebentar, lalu mendesah. “Bagaimana mungkin aku bisa menciptakan hal indah seperti ini, sementara hatiku tak lagi merasakan apa pun?” pikirnya.

---

Setelah menyelesaikan tugasnya di dapur, Jasper melangkah keluar dari restoran, menyusuri jalanan kota Sydney yang penuh dengan cahaya lampu dan keramaian orang-orang. Di kejauhan, Jembatan Sydney Harbour berdiri tegak di atas laut yang tenang. Udara malam yang sejuk sedikit menghembuskan rasa lega, namun pikiran Jasper terus dipenuhi oleh bayangan masa lalu.

Di sudut pikirannya, nama itu terus menggema—Daniel.

Daniel, pria yang pernah mengisi hari-harinya dengan canda dan tawa, telah membuat Jasper percaya bahwa cinta sejati itu mungkin. Namun, kenyataannya berbeda. Daniel hanya melihatnya sebagai teman, seseorang yang nyaman untuk diajak berbicara, tetapi tidak lebih. Perasaan Jasper tidak pernah terbalas.

Jasper menghela napas panjang, merapatkan jaketnya saat angin malam bertiup lebih kencang.

Dia merenung, “Apakah aku akan terus hidup dengan kekosongan ini? Seolah-olah ada bagian dari diriku yang hilang, dan aku tak tahu bagaimana menemukannya kembali.”

Jasper terus berjalan tanpa tujuan pasti, membiarkan langkah kakinya membawa dirinya melewati gang-gang sempit dan toko-toko kecil yang mulai menutup.

---

Di tempat lain di Sydney, jauh dari gemerlap kota, seorang wanita muda sedang bersiap untuk hari esok yang akan mengubah hidupnya. Cressida Wolfe, mahasiswi kuliner berusia 21 tahun, duduk di kamarnya yang sederhana. Di dinding tergantung foto-foto chef terkenal yang menjadi inspirasinya, bersama catatan kecil yang bertuliskan resep dan teknik memasak yang baru saja dipelajarinya.

Cressida memiliki semangat yang besar untuk dunia kuliner, meskipun dia masih dalam tahap belajar. Dia terobsesi dengan bagaimana makanan dapat menciptakan pengalaman emosional yang mendalam bagi seseorang. Di atas meja kecil di hadapannya, terdapat setumpuk buku masak dan bahan-bahan yang sedang dia pelajari untuk tugas kuliahnya.

“Kuliner bukan hanya tentang rasa,” gumamnya pada dirinya sendiri sambil menyalakan lilin kecil di samping meja. “Ini tentang menciptakan sesuatu yang mampu menggerakkan hati.”

Cressida memiliki impian untuk membuka restoran sendiri suatu hari nanti, sebuah tempat di mana dia bisa mengekspresikan dirinya melalui makanan. Tapi untuk saat ini, dia fokus pada tugas berikutnya—studi kuliner yang akan mengharuskannya magang di restoran terkenal. Dan entah bagaimana, dia berharap bisa mendapatkan tempat di “La Petite Flamme,” restoran yang sering dia dengar sebagai tempat para chef terbaik Australia berkumpul.

Dia menatap ke luar jendela, melihat bintang-bintang yang tersebar di langit malam. Jauh di dalam hatinya, dia merasakan kegelisahan, rasa cemas yang selalu datang ketika dia dihadapkan dengan tantangan besar.

“Bisakah aku melakukannya?” dia bertanya-tanya. “Apakah aku punya cukup keberanian untuk menghadapi dunia kuliner yang penuh persaingan ini?”

Namun, Cressida tahu bahwa jawabannya ada pada dirinya sendiri. Dengan segenap tekad, dia menutup buku-bukunya dan berdiri.

“Ini saatnya untuk membuktikan diriku,” ucapnya dengan suara tegas, meskipun ada sedikit ketakutan di dalamnya.

---

Sementara itu, Jasper telah kembali ke apartemennya yang terletak tidak jauh dari pelabuhan. Apartemennya modern namun minimalis, dengan jendela besar yang memperlihatkan pemandangan laut. Dia melepaskan jaketnya dan menghempaskan diri di sofa, membiarkan kelelahan fisik dan mental menguasai tubuhnya.

Matanya tertuju pada meja kopi di depannya, di mana ada foto dirinya bersama Daniel, diambil beberapa tahun lalu saat mereka bepergian ke Melbourne. Foto itu sudah lama dia tinggalkan, tetapi malam ini, dia merasa perlu melihatnya kembali.

“Untuk apa aku menyimpan ini?” tanya Jasper pada dirinya sendiri, suara hatinya terdengar getir.

Dalam keheningan malam, Jasper menatap foto itu, dan untuk pertama kalinya, dia merasakan bahwa sudah saatnya dia melupakan Daniel. Tapi bagaimana caranya? Bagaimana seseorang melanjutkan hidup ketika sebagian dari dirinya telah tertinggal di masa lalu?

Jasper tahu jawabannya tidak akan datang dengan cepat. Namun, di balik kebingungannya, dia merasakan ada sesuatu yang berubah di dalam dirinya—keinginan untuk bergerak maju, untuk menemukan kembali kebahagiaan yang telah lama hilang.

Dan di tempat lain di kota, tanpa Jasper ketahui, seorang wanita muda bernama Cressida sedang memulai perjalanan hidupnya yang akan segera bertemu dengan jalan yang ia tempuh.

---

Bersambung

Because Of You (Short Story) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang