Cinta Sejati di Festival Makanan
Festival Makanan Sydney telah tiba, dan seluruh kota dipenuhi dengan aroma masakan dari berbagai penjuru dunia. Kios-kios makanan beraneka ragam berdiri berjejer, menampilkan hidangan lezat dan eksotis. Cressida yang kini sudah menyelesaikan pendidikannya, tidak sabar untuk menjelajahi festival ini bersama Jasper, chef yang telah mencuri hatinya.
Mereka tiba di lokasi festival, dengan langit biru cerah dan suasana ramai penuh dengan tawa dan musik. Keduanya berjalan berdampingan, tangan mereka saling menggenggam, merasakan kebahagiaan yang mengalir di antara mereka. Cressida mengenakan gaun summer floral yang cerah, sementara Jasper mengenakan kemeja santai dengan celana jeans, terlihat casual namun tetap menawan.
“Lihat itu, Cressida!” Jasper menunjuk ke arah stan yang menyajikan masakan Thailand. “Aku pernah mencoba tom yum di sini, rasanya luar biasa.”
Cressida tersenyum, “Ayo, kita coba! Tapi setelah itu, kita harus ke stan pasta. Aku sudah mendengar banyak tentang ravioli mereka.”
Mereka melangkah ke stan pertama, dan Jasper memesan tom yum sambil menjelaskan teknik yang digunakan dalam membuatnya. Cressida mendengarkan dengan penuh minat, menyerap setiap kata dan tips dari Jasper.
“Dan yang terpenting, jangan takut untuk bereksperimen dengan bahan-bahan segar,” lanjut Jasper, mengajak Cressida untuk mencicipi kuah tom yum yang hangat. “Rasa itu adalah kombinasi dari asam, pedas, dan umami.”
“Ini luar biasa, Jasper!” Cressida berseru, matanya berbinar dengan kegembiraan. “Rasanya sangat segar!”
Setelah menikmati beberapa hidangan, mereka berlanjut ke area yang lebih tenang di pinggir festival. Di sana, mereka menemukan tempat duduk yang dikelilingi oleh pohon-pohon rindang dan lampu-lampu yang menggantung, menciptakan suasana yang romantis.
“Aku senang bisa berada di sini bersamamu,” kata Cressida, menyandarkan kepalanya di bahu Jasper. “Hari ini sangat spesial.”
Jasper tersenyum, merangkul Cressida dengan satu lengan. “Tidak ada yang lebih baik dari berbagi momen seperti ini denganmu. Kau tahu, aku tidak hanya mencintaimu karena bakat kulinermu, tetapi juga karena siapa dirimu.”
Cressida mendongak, matanya penuh rasa ingin tahu. “Apa maksudmu?”
Jasper menarik napas dalam-dalam. “Kau mengajarkan aku banyak hal tentang cinta dan kehidupan. Denganmu, aku merasa hidupku lebih berwarna.”
Keduanya terdiam sejenak, merasakan kedekatan yang semakin mendalam. Cressida merasa jantungnya berdegup kencang, sedangkan Jasper merasakan dorongan untuk melanjutkan.
“Cressida,” kata Jasper pelan, “ada sesuatu yang ingin aku lakukan hari ini. Sesuatu yang sangat penting bagiku.”
“Apa itu?” tanya Cressida, merasa antusias.
Jasper bangkit dan mengambil sebuah kotak kecil dari sakunya. “Aku ingin bertanya padamu sesuatu.” Dia berlutut di depan Cressida, matanya penuh cinta. “Cressida Wolfe, maukah kau menikah denganku?”
Cressida terkejut, air matanya mulai menggenang di pelupuk mata. “Jasper, aku… aku tidak tahu harus berkata apa.”
Jasper membuka kotak itu, memperlihatkan cincin pernikahan yang indah dengan batu permata yang bersinar di bawah sinar matahari. “Aku tahu ini mungkin terlalu cepat, tetapi aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa dirimu. Kau adalah segalanya bagiku.”
Cressida menutup mulutnya, mencoba menahan emosinya. “Ya! Ya, aku mau!” Dia melompat ke dalam pelukan Jasper, keduanya tertawa sambil bercucuran air mata bahagia. Ciuman lembut namun penuh gairah mereka menghangatkan hati, sementara orang-orang di sekitar mereka bertepuk tangan, merayakan momen bahagia itu.
Setelah melangsungkan pernikahan yang sederhana namun meriah di hadapan teman-teman dekat dan keluarga, Cressida dan Jasper memulai kehidupan baru mereka di apartemen kecil yang sama di Sydney. Ruangan itu didekorasi dengan foto-foto perjalanan kuliner mereka, termasuk festival makanan yang menjadi saksi momen pertunangan mereka.
Beberapa bulan setelah pernikahan mereka, Cressida dan Jasper menyambut kedatangan anak pertama mereka, seorang bayi perempuan yang cantik bernama Tessa. Tessa lahir di rumah sakit terdekat, dan saat mereka membawa pulang bayi mereka, suasana di apartemen terasa semakin hidup dengan kehadirannya.
Cressida, kini menjadi ibu yang penuh kasih, menatap Tessa yang tertidur di dalam pelukannya. “Dia sangat sempurna, bukan?” ujarnya dengan lembut.
Jasper mengangguk, wajahnya dipenuhi dengan rasa bangga. “Ya, dia benar-benar menyempurnakan hidup kita. Aku tidak sabar untuk mengajarinya tentang makanan dan cinta, seperti yang kau ajarkan padaku.”
Setiap malam, saat mereka duduk bersama di sofa, mengawasi Tessa yang tidur dengan nyenyak, Jasper menggenggam tangan Cressida, matanya berbicara tentang cinta yang mendalam. “Aku bersyukur kita menjalani semua ini bersama, Cressida. Kau adalah segalanya bagiku.”
Cressida menatap Jasper dengan mata yang penuh cinta. “Aku juga, Jasper. Kita telah melalui banyak hal bersama, dan aku yakin ini adalah awal dari petualangan yang lebih indah.”
Mereka saling tersenyum, dan dalam momen penuh kehangatan itu, mereka tahu bahwa cinta mereka telah teruji dan akan terus tumbuh seiring dengan perjalanan mereka sebagai keluarga. Dan dalam pelukan yang erat, mereka merasakan bahwa mereka siap menghadapi apa pun yang akan datang, bersama-sama.
---
Cerita 7 Selesai
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (Short Story) [END]
Short StoryGenre: romance, drama, slice of life, short story, nobl