"Sial!! Kenapa aku malah terjebak bersamanya!!" Pikir Henes geram.
"Kaya gini?" Tanya Nauval sambil mengunyah makanan.
"Kenapa aku malah mengajarinya Table Manner!! Seharusnya aku sekarang menemani Yang Mulia!!" Pikir Henes bertambah kesal.
******
Nauval dan Henes sama-sama menyipitkan mata, menatap satu sama lain.
"Oh yaampun, ternyata Paman baik banget yah ke Pangeran," kata Nauval tersenyum riang.
"Eh???" Henes kebingungan melihat reaksi Nauval.
"Hahaha tadinya aku pikir paman Henes itu jahat, tapi ternyata baik banget ke Pangeran. Aku lega pas tau," kata Nauval menghela nafas sambil tersenyum.
"A-apa maksudmu?" Tanya Henes menurunkan Nauval.
"Ngga. Yang di bilang Paman bener ko, dari tadi aku mikirin itu terus. Tapi kita berdua sama-sama ga pengen Pangeran malu kan? Jadi gimana kalo Paman ngajarin aku cara makan yang benar?" Tanya Nauval menyeringai.
******
"Sampai kapan aku harus bersamanya!! Sebentar lagi Raja Barhud akan datang!!" Pikir Henes geram.
*Klek..
Semua orang yang ada disana, melihat pintu perpustakaan terbuka, dan yang datang tidak lain adalah Pangeran Edgar.
Karna tau tidak boleh berisik, Nauval hanya menyeringai sambil melambaikan tinggi tangannya pada Pangeran.
"M-maaf pangeran, saya harus terjebak disini bersama Budak kotor ini!!" Bisik Henes geram.
Pangeran Edgar melirik ke arah Nauval yang tampaknya sedang belajar, lalu dia melihat ke arah Henes.
"Baguslah, maaf kalau aku mengganggu," ucap pangeran lalu berbalik dan pergi dari sana.
"Ap- tunggu sebentar-"
Henes gemetar terkejut melihat reaksi pangeran yang tidak sesuai harapannya.
"Ini semua karna Budak bau yang sangat menyebalkan ini!!" Pikirnya geram sambil menggigit pakaiannya.
"Paman Henes, baju tidak boleh di makan," kata Nauval.
"AKU TAU!!" Teriak Henes geram.
*Ssssstt..
Henes tersentak karna semua orang disana menegurnya.
"Ayo cepat kita selesaikan, ingat baik-baik. Raja Barhud akan datang, kita tidak boleh terlambat. Aku harus berada di sisi pangeran!!" Kata Henes geram.
"Ngomong-ngomong kerjanya Paman apa?" Tanya Nauval penasaran.
"Aku adalah penasihat dan pelayanan pribadi Yang Mulia. Jadi aku harus terus berada di sisinya," kata Henes dengan bangga.
"Tapi kalo tidur ga ikut kan?"
Henes tersentak tersipu.
"Jangan bicara yang tidak-tidak!!" Katanya malu.
"Begitu saja marah," bisik Nauval mendengus sebal.
******
Seluruh kerajaan bersiap. Saat ada sebuah kereta kuda, mereka semua langsung menyambut kedatangan seorang raja dari kerajaan yang cukup jauh dari sana.
Kereta kuda itu berhenti, lalu seorang pria yang berperawakan gagah di mata Nauval, keluar dari sana.
Pangeran dan lainnya melangkah mendekat, lalu Raja itu menyingkap mantelnya lalu berlutut, begitu juga dengan serigala hitam di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran dan Pelayan
Ficção AdolescentePerhatian!! Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya. Seorang pelayan muda yang hidupnya berubah setelah bertemu dengan pangeran kerajaan.