Tenggelam

77 14 5
                                    

Pangeran dan lainnya keluar dari kereta kuda, lalu mereka di sambut oleh keluarga kerajaan Adyim.

"Astaga, saya senang sekali melihat anda Yang Mulia. Selama datang di kerajaan Adyim yang tidak seberapa ini," ucap seorang pria yang berdiri bersama istrinya yang sedang menggendong bayi, menunduk memberi hormat.

"Yaa.." sahut pangeran Edgar.

"Wah wah.. apa ini tuan Nauval? Ternyata anda juga ikut kesini, saya merasa sangat terhormat," ucap pria itu.

"Nauval, perkenalkan ini raja Aashiq dan ratu Syafanah," kata pangeran.

Raja Aashiq terperanjat tersenyum melihat Nauval sedikit membungkuk untuk memberi hormat.

"Wah wah.. anda bahkan tau tatakrama kerajaan yah hahaha.." ucap raja Aashiq tertawa kecil.

Nauval mengangkat kepalanya lagi, lalu dia melirik ke arah ratu Syafanah.

Kedua alis pangeran berkedut karna Nauval tiba-tiba tersentak dan menggenggam erat tangannya.

"Anda semua pasti lelah sekali. Mari silahkan masuk," kata raja Aashiq mempersilahkan.

"Aku mau mandi.." kata Dolphus dengan wajah sebal di belakang.

Para penghuni kerajaan terheran melihat Dolphus yang tampak sangat kacau, bahkan dia tidak memiliki etika.

"Dia pengawal pribadi Nauval," kata pangeran.

"A-ah begitu.. kami akan menyiapkan nya," ucap raja Aashiq sedikit gugup dan membawa mereka masuk ke dalam.

"Ayo pangeran Zain kita masuk ke dalam.." ucap ratu Syafanah berbicara pada bayi laki-lakinya yang tertidur di gendongnya.

Sambil berjalan, pangeran yang bergandengan tangan dengan Nauval melihat adiknya terus menunduk.

"Nah ayo ayo silahkan di makan. Meski tidak senikmat kerajaan ibukota, tapi ini hidangan terbaik yang bisa kami sajikan," ucap raja Aashiq menyambut di atas meja makan.

"Tidak perlu repot-repot," ucap pangeran.

"Tentu saja tidak Yang Mulia. Justru kami bersyukur karna anda mau datang untuk memberkati putra pertama kami yang nantinya akan menjadi penerus saya," ucap raja Aashiq tersenyum senang.

Pangeran Edgar mengangguk pelan, lalu rombongan pangeran mulai makan dan di ikuti raja Aashiq serta istrinya.

"Ooeee.."

Raja Aashiq tersentak karna anaknya tiba-tiba menangis dan membuat pangeran Edgar dan Nauval berhenti.

"Cup cup cup.. pangeran Zain.. tidak apa-apa.." ucap ratu Syafanah menggoyang-goyang tempat tidur bayi yang ada di sebelahnya.

"Harusnya bayi itu di letakkan di kamar saja tidak sih?" Bisik Fuu pasa Hernes yang berdiri di tepian.

"Aku juga berfikir begitu," balas Hernes.

"M-Mohon maaf Yang Mulia atas gangguannya. Sayang, lebih Zain di letakkan di kamar saja," kata raja Aashiq tidak enak.

"Kamu ini bicara apa. Nanti kalau terjadi sesuatu pada Zain bagaimana?" Tanya istrinya sedikit sewot.

Raja Aashiq yang ketakutan, menoleh ke arah pangeran Edgar. Pangeran Edgar mengarahkan telapak tangannya memberi kode kalau dia tidak apa-apa.

"Mungkin adik bayinya lapar," kata Nauval.

Nauval tersentak saat ratu Syafanah melirik ke arahnya.

Pandangan Nauval perlahan pudar dan menghitam.

Pangeran Edgar melihat Nauval cegukan, lalu dia melihat Nauval hendak mengambil segelas air untuk minum. Tapi tangannya tidak bisa menggapainya dan membuat gelas itu terjatuh lalu pecah.

Pangeran dan PelayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang