Sahabat Kecil dari kerajaan Beaster

113 9 0
                                    

Di kamarnya, pangeran sedang bersiap dengan mengenakan pakaiannya. 3 pelayan yang membantunya, terpaku memperhatikan 4 Putri yang masih tertidur lemas di kasur pangeran.

"Apa jadwal ku hari ini Henes?" Tanya pangeran sambil memasang kancing jubah bulu tebalnya di leher, lalu menyingkap nya jatuh ke belakang.

Karna tidak di respon, pangeran menoleh dan melihat Henes juga ikut terpaku melihat para putri dengan mulut terbuka sambil memegangi selangkangannya.

"Hei Henes,"

Henes dan 3 pelayan, tersentak lalu berdiri tegak.

"Ada apa? Apa kamu sakit?" Tanyanya.

"T-Tidak.. pangeran.. *ehem.. mohon maaf atas kelancangan saya karna mengabaikan anda," ucap Henes mencoba menahan diri dan bersikap biasa.

Henes membentangkan gulungan kertas yang dia pegang.

"Hari ini anda mendapatkan kunjungan dari sahabat anda. Kerajaan binatang buas Beaster, Raja Leo akan tiba jam 9 nanti," kata Henes.

"Oh Leo yah. Iya, tolong buatkan jamuan yang pantas," ucap pangeran sambil berjalan keluar.

Sebelum keluar, Henes dan para pelayan itu kembali memperhatikan para Putri.

"Enak kali yah,"
"Iya, pangeran kuat banget bisa bikin 4 orang tidak berdaya seperti itu,"
"Kalau tambah satu aku juga ingin,"

*Ehem..

Para pelayan itu tersentak mendengar suara Henes.

"Perhatikan ucapan kalian, jangan sampai aku mendengar hal yang tidak pantas itu lagi. Kalian paham?" Ancam Henes marah.

"B-Baik tuan Henes, kami minta maaf,"

Henes berjalan cepat untuk mengejar pangeran Edgar yang sudah jauh pergi keluar.

"Kemana Nauval? Dia belum kembali. Apa dia bermain sampai larut malam?" Tanya pangeran.

"Oh, kalau soal itu.. tadi malam dia datang ke kamar hamba Yang Mulia," ucap Henes.

"Untuk apa?" Tanya pangeran menoleh heran.

"Dia.. katanya tidak ingin ke kamar pangeran lagi, dia ingin tinggal di kamar Fuu dan Ta saja. Tapi saat ini dia berada di kamar hamba karna semalam dia tidak mau keluar," kata Henes.

"Kenapa dia mengatakan itu?" Tanya pangeran berhenti melangkah dan berdiri menghadap Henes.

"Mohon maaf Yang Mulia, saya juga menanyakan nya tapi dia hanya bungkam menunduk," kata Henes menunduk sedikit.

******

"Sssssh.. ooh astaga Pangeran.."

Henes menggeliat mengocok kontolnya semakin cepat karna pejunya akan keluar.

"Paman Henes paman Henes!!"

Henes terkejut karna mendengar suara Nauval yang panik dari balik pintu nya sambil menggedor-gedor.

"Anak sialan!! Gara-gara dia aku jadi kehilangan selera, padahal sedikit lagi keluar!" Pikir Henes kesal.

Henes bergegas langsung berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Apa kamu tidak gua sekarang jam berapa!!" Teriak Henes langsung marah.

"M-Maaf paman Henes, a-anu.."

Henes terheran karna Nauval melihat kanan kiri dengan wajah ketakutan.

"Ada apa?" Tanya Henes dengan suara yang lebih pelan.

"A-aku boleh menginap disini?" Tanya Nauval.

"Hah!? Aku tidak sudi kasur ku-"
"Aku tidur di lantai. Aku janji tidak akan menyentuh apapun," potong Nauval.

Pangeran dan PelayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang