Mulai dari tidur, bangun keesokan paginya, sampai setelah sarapan, Nauval terlihat sangat murung bahkan tidak mau berbicara. Kata-kata terakhir yang dia ucapkan pada pangeran hanyalah kerinduan nya setelah kepulangan dari kerajaan Beaster.
Bahkan saat makan siang dan malam pun, dia masih diam dengan tubuh lesu.
Fuu, Ta dan Dolphus benar-benar tidak tau apapun apa yang sedang terjadi pada Nauval.
Di malam hari, pangeran yang berdiri di depan cermin melihat Nauval melamun duduk di jendela tanpa kaca kamar mereka, menatap bukan terang yang ada di langit malam.
Bukan kesedihan yang terpancar di mata kecilnya, tapi pangeran merasa kalau Nauval sedang merasa kalau dia melakukan sebuah kesalahan yang mungkin tidak akan pernah bisa di maafkan, atau mungkin justru dia sendiri yang tidak mau memaafkan dirinya sendiri.
"Jika ada masalah ceritakan saja padaku. Kalau kamu hanya diam seperti ini hatiku yang sakit,"
Nauval melirik ke arah pangeran lalu kembali melihat bulan.
"Sejak pertama kita bertemu-"
Kalimat Nauval langsung terpotong. Nauval dan pangeran tersentak karna Nauval tiba-tiba air mata Nauval mengalir deras di pipinya.
"E-eh!? Loh?" Nauval sendiri kebingungan kenapa tubuhnya gemetar hebat sampai air matanya tak bisa berhenti mengalir.
"Nauval-"
Nauval langsung melompat turun melihat pangeran mendekat.
"A-aku mau tidur di kamar Fuu dan Ta," katanya terisak.
"Tapi kenapa? Aku tidak paham. Apa aku melakukan atau mengatakan sesuatu yang salah?" kata pangeran heran.
Nauval menelan ludah lalu menggeleng.
"Aku yang salah,"
Nauval berbalik dan berjalan ke arah pintu.
"Harusnya hari itu kita tidak bertemu," ucap Nauval pergi keluar dari sana.
Pangeran terperanjat mendengar celetukan Nauval sebelum dia pergi.
Di kamarnya, Dolphus sangat bingung melihat Nauval menangis tengkurap memendam wajahnya di bantal.
"Apa sih yang kalian lakukan?" Bisik Dolphus kesal pada Fuu dan Ta.
"Kami saja tidak tau ada apa," sahut Fuu geram.
Ketiganya terdiam melihat Nauval lalu mereka menghela nafas.
"Tapi ini pertama kalinya aku lihat Nauval menangis," kata Dolphus.
"Kami juga," sahut Ta.
"Apa tuan Nauval bertengkar dengan pangeran?" Tanya Fuu.
"Itu tidak mungkin.."
"Tidak mungkin.."Jawab Ta dan Dolphus bersamaan.
Ketiga tersentak hebat karna mendengar suara ketukan pintu. Fuu pun pergi membuka pintu dan melihat ada pangeran di depan sana. Pangeran memperhatikan mereka bertiga lalu menoleh ke arah Nauval yang berbaring tengkurap di atas kasur.
"Nauval, ikut aku sebentar," panggil pangeran.
Tidak ada jawaban apapun dari Nauval.
"Aku mohon," tambahnya.
Fuu, Ta, dan Dolphus jadi ikut tegang memperhatikan Nauval.
Nauval mulai bergerak lalu turun dari kasur sambil menyeka air matanya dan berjalan menghampiri pangeran.
"Ada apa?" Tanya Nauval berdiri di depan pangeran dengan kepala menunduk.
Dari belakang, Nauval terus memperhatikan punggung pangeran. Semakin di perhatikan semakin besar keinginan dia untuk kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran dan Pelayan
Teen FictionPerhatian!! Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya. Seorang pelayan muda yang hidupnya berubah setelah bertemu dengan pangeran kerajaan.