Keseriusan

80 11 0
                                    

"Iya, nanti aku coba minta belajar sama guru latihan prajurit," kata Nauval dengan senangnya.

"Aku pamit kembali dulu yah. Terimakasih Paman Garika.. Paman Porka.." kata Nauval melambaikan tangannya dan pergi bersama Fuu dan Ta.

Porka dan Garika yang berdiri berdampingan, menoleh saling menatap. Porka sedikit mendongak karna Garika sedikit lebih tinggi darinya.

"Bantu aku bawa masuk satu gerobak bara di depan," pinta Garika.

"Haha iya iya. Di makan dulu sarapannya, sebentar lagi malah sudah masuk jam makan siang," ucap Porka keluar sambil membawa gerobak satu roda.

Garika mengambil roti saling lapis dan mengisinya dengan daging lalu menggulung nya dan memakannya.

Sambil makan, dia kembali pergi ke mejanya untuk merapihkan peralatannya.

"Nih minum,"

Garika yang baru memasukkan semua makanannya sekaligus ke dalam makanan nya, menoleh ke arah Porka yang memberikan segelas air untuknya.

"Bekerja di tempat ini tidak boleh kekurangan air karna lebih cepat dehidrasi," kata Porka.

Garika mengambil gelas itu dan meminumnya. Saat sedang minum, Garika tersentak karna Porka mengusap-usap perutnya.

"Ini perutnya besar padahal makannya sedikit. Di dalamnya ada apa yah? Ada anaknya?" Ledek Porka menyeringai sambil mengelilingi tangannya masuk ke dalam pakaian Garika.

Alis Garika berkedut karna Porka meremas dadanya dan memainkan putingnya.

Garika menarik Porka lalu mencium bibirnya dengan sangat panas. Sambil melumat bibirnya, Porka melepas pengait pakaian di dua bahu Garika dan membuat bajunya terlepas jatuh.

Nafas Garika di tarik keras saat Porka kembali meremas dadanya dengan kedua tangannya.

Garika tersentak dan nafasnya semakin menjadi saat satu tangan Porka turun ke selangkangan nya.

"Ohhh!!!"

Garika mendongak kenikmatan saat Porka melepaskan ciumannya dan mengecup lehernya lalu turun dan mengisap putingnya.

Garika kembali tersentak karna Porka mengeluarkan kontol Garika dan mengocoknya.

*Huhhh.. *huhhh..

"A-aku tidak tahan.."

Garika memeluk erat Porka dan menyemburkan pejunya.

Porka tersenyum, lalu dia menarik Garika ke bawah agar berjongkok lalu dia mengeluarkan kontolnya dan mengarahkannya ke mulut Garika.

"Tidak mau di masukkan ke pantat saja?" Tanya Garika mendongak.

"Tempat ini tidak ada pintunya, nanti kalau terjadi lagi seperti saat Fuu kemarin bagaimana?" Tanya Porka sebal.

"Kamu tidak cinta padaku yah?"

Porka tersentak tersipu hebat mendengarnya.

"AAAH!! SSSHHHH!! AHHHHH!!"

Porka menahan kepala Garika di atas meja sambil menggenjotnya dengan cepat.

"Ooh.. nikmat sekali pantat kamu.."

Pantat besar yang empuk itu seperti bantalan yang membuat Porka nyaman menggenjotnya.

Garika tersentak karna Porka sering kali memukul dan meremas pantat nya sambil menggenjot nya.

Hari semakin sore, di area latihan Nauval masih juga belum menemukan senjata yang cocok untuknya.

"Kenapa harus bersikeras ingin memiliki senjata sendiri?" Tanya pangeran berdiri di dekat pelatih bersama Henes.

Pangeran dan PelayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang