Di ruang makan, Nauval sarapan bersama Vitrza. Dengan mulut penuh Nauval melihat ke sekitar, disini hanya ada 2 prajurit yang berjaga di pintu.
"Kenapa tidak di makan?"
Nauval menoleh ke arah Vitrza yang mengunyah menoleh ke arahnya.
"Aku makan," kata Nauval.
"Katakan kalau ada sesuatu yang tidak kamu suka dari makanan itu," kata Vitrza.
"Emm.. sebenarnya aku tidak masalah. Tapi kenapa semua makanan nya tidak ada rasanya dan juga bau?"
Vitrza yang sedang mengunyah, seketika berhenti.
"TUNGGU PAMAN JANGAN!!"
Prajurit di sepanjang jalan ketakutan sekaligus bingung melihat Vitrza yang tampak sangat marah berjalan sambil menyeret pedang besarnya, dengan Nauval di belakangnya yang mencoba menarik jubahnya.
*BRAK!!!
Para koki yang ada di dapur, terkejut pucat melihat Vitrza tiba-tiba muncul dengan nafas menggebu-gebu.
"Siapa yang bertanggungjawab memasak hari ini?" Tanya Vitrza pelan.
"S-Saya tuan.."
Vitrza berkedip lalu melirik ke arah seorang pria yang melangkah ketakutan mendekatinya.
"Kenapa hanya sarapan milik anak ini yang tidak ada rasanya?" Tanya Vitrza.
"A-anu-"
"JAWAB!!!"Semua orang gemetar lemas mendengar teriakan Vitrza.
"M-Maaf tuan, se-sebentar itu makanan sisa kemarin karna anda tidak menghabiskan makan malam anda," katanya berlutut gemetar hebat.
"Makanan sisa!!!!" Gumam Vitrza geram.
Orang-orang tertegun dan pria itu langsung menunduk ketakutan saat Vitrza mengangkat pedangnya.
Di saat sudah pasrah dengan hidupnya, pria itu terkejut karna melihat Nauval menghalangi dan merentangkan kedua tangannya menatap tajam ke arah Vitrza.
"Minggir," ucap Vitrza.
"Tidak,"
"AKU TIDAK AKAN MENGULANGINYA. MINGGIR!!"
"KALO GITU BUNUH KAMI BERDUA,"
Vitrza dan Nauval terus melempar tatapan tajam mereka seakan tidak ada yang mau mengalah.
"AAAAAAAAGH!!!"
Vitrza berteriak keras lalu mengayunkan pedangnya ke arah dinding sampai dinding itu hancur.
Nauval terkejut saat Vitrza mengambil dan meletakkannya di bahunya lalu berbalik keluar dari sana.
Kepala koki yang masih terduduk lemas, melihat Nauval yang ada tengkurap di pundak Vitrza tersenyum dan melambaikan tangannya padanya.
Kedua alis Nauval terangkat saat Vitrza mengambil dan meletakkannya di kasur. Dia pergi tanpa mengatakan apapun, lalu kembali membawa nampan sarapannya.
"Makan," katanya memberikannya pada Nauval.
"Tapi ini kan punya Paman-"
"MAKAN!! SUDAH CUKUP MEMBANTAHNYA HARI INI ANAK KECIL!! CEPAT MAKAN DAN MINUM OBAT YANG SUDAH DI RACIK SERBIA!" Teriak Vitrza dengan mata terbuka lebar dan nafas berat."Paman emosian sekali. Nanti cepat keriput loh," kata Nauval menghela nafas dan menerima nampan itu.
Vitrza melihat Nauval membagi dua daging nya, lalu memberikannya ke Vitrza.
"Terlalu banyak, aku juga tidak terlalu lapar," ucap Nauval.
"Habiskan saja sendiri," ucap Vitrza sudah mulai tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran dan Pelayan
Ficção AdolescentePerhatian!! Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya. Seorang pelayan muda yang hidupnya berubah setelah bertemu dengan pangeran kerajaan.