Duduk di pojok kamarnya, pangeran melihat 4 selir nya terkapar di atas tempat tidurnya, bermandikan keringat yang bercampur dengan pejunya.
Pangeran menunduk dan melihat kontolnya yang masih tegang, berkedut meneteskan sisa pejunya.
"Aku masih belum puas dan mereka sudah tidur," pikir pangeran.
"Hernes pasti sudah tidur," pikir nya lagi melihat jam pasirnya menunjukkan pukul 2 pagi.
Pangeran Edgar tiba-tiba terpikirkan sesuatu. Dia memakai mantel nya lalu pergi keluar. Dua penjaga yang menjaga kamar pangeran tersentak mendengar suara pintu kamar itu terbuka.
Dengan perasaan gugup dan jantung berdebar kencang, dia penjaga itu berdiri tegak melihat pangeran Edgar berdiri melihat kanan-kiri, lalu dia pergi ke arah kanan.
Saat pangeran pergi, kedua penjaga itu menghela nafas panjang.
"Gila yah, 4 selir nya benar-benar di buat tak berdaya," ucap salah satu penjaga.
"Iya. Tadi juga kamu lihat tidak? Sepertinya Yang Mulia masih belum puas. Kalau di tanya, aku rela jadi pelampiasan Yang Mulia. Aku pernah lihat Yang Mulia sedang mandi saat aku mengantar pakaian nya," sahut satunya mendongak membayangkan.
Beberapa lantai di bawah tanah, pangeran berjalan menuruni tangga dan bertemu dengan penjaga disana.
"Y-Yang Mulia? Apa yang anda lakukan disini?" Tanya penjaga itu bergegas berdiri saat dia tengah mengantuk.
"Berapa orang yang berjaga di lantai ini?" Tanya pangeran.
"7 termasuk saya Yang Mulia," sahutnya.
"Kalau begitu kosong kan lantai ini. Kalian beristirahatlah selama satu jam," kata pangeran.
"B-Benarkah?" Tanya penjaga itu girang.
"Yaa.. beritahu semua rekan mu yang lain," kata pangeran pergi melewati orang itu.
"B-Baik Yang Mulia," kata penjaga itu berlari pergi kegirangan memberitahu teman-temannya.
Gelap, lembab, suara langkah kaki pangeran pun terdengar menggema di seluruh lorong.
Seorang pria yang kedua lengannya di rantai membentang, mengangkat kepalanya dan melihat pangeran berdiri di balik jeruji nya.
"Kamu terlihat sehat? Apa para penjaga mengurus mu dengan baik?" Tanya pangeran pada pria yang ternyata adalah ayah angkat Nauval.
Pria itu menelan ludah lalu mengangguk.
"Iya Pangeran," jawabnya sedikit takut.
Pria itu melihat pangeran membuka kunci pintu jeruji dan pergi masuk ke dalam.
"T-Terimakasih pangeran, saya berjanji tidak akan kesini lagi dan mengganggu Nauval," kata pria itu menangis haru.
"Apa kamu pikir aku akan membebaskan mu?" Tanya pangeran sambil pergi ke ujung rantai dan menariknya sampai membuat kedua lengan pria itu terbentang lebar dan membuatnya berdiri.
Pria itu gemetar melihat pangeran berdiri di hadapannya dan melepaskan mantelnya. Dia terperanjat melihat kontol pangeran yang masih berdiri tegak.
"T-Tunggu, apa yang ingin anda lakukan?" Tanyanya gemetar ketakutan karna pangeran mengangkat kedua kakinya dan melepaskan celananya.
"Apa kau pernah berfikir sekali saja, apa yang Nauval rasakan saat kamu melampiaskan nafsu mu?"
Pria itu semakin ketakutan karna pangeran mengangkat dan membuka kedua kakinya. Dia memegang pinggangnya dan mengarahkan kontolnya ke pantatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran dan Pelayan
Teen FictionPerhatian!! Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya. Seorang pelayan muda yang hidupnya berubah setelah bertemu dengan pangeran kerajaan.