Tujuan Lain

71 12 0
                                    

"Besok mau pergi? Berapa lama?" Tanya Nauval duduk di atas kasur sambil memeluk bantalnya.

"Kemungkinan 3 hari paling lama. Tapi aku akan usahakan pulang secepatnya," kata pangeran berbaring sambil menatap langit-langit.

"Aku penasaran, sebelum aku disini, apa pangeran hanya diam menatap langit-langit seperti itu karna tidak ada yang mengajak bicara?" Tanya Nauval.

"Benar," sahut pangeran menoleh ke arah Nauval lalu menariknya ke dadanya.

"Aku senang karna kamu ada disini," kata pangeran mengusap kepala Nauval.

"Kalau kamu takut tidur sendiri, kamu bisa mengajak Fuu dan Ta untuk menginap disini," Katanya lagi.

"Emm.. sepertinya mereka lebih suka aku yang menginap di kamar mereka karna tidak enak tidur disini," kata Nauval.

Pangeran berbaring miring lalu menyentuh pipi Nauval.

Nauval mendongak, memperhatikan pangeran yang sudah memejamkan matanya meski tangannya tetap membelai rambutnya.

"Pangeran lelah yah?" Tanya Nauval pelan.

"Sedikit. Ada apa?" Jawab pangeran dengan suara pelan tanpa membuka matanya.

Nauval menelan ludah lalu menunduk melihat ke arah selangkangan pangeran. Tangan Nauval bergerak perlahan dan mencoba menyentuh tonjolan besar itu dengan ujung jarinya.

Tapi dia langsung menariknya lagi dan memeluk pangeran dengan erat.

"Ada apa?" Tanya pangeran lagi berbisik.

"Tidak ada," jawab Nauval.

******

"Pangeran punya kuda keren seperti ini, tapi tidak di pakai?" Tanya Nauval terbinar-binar melihat Barto, kuda hitam gagah milik pangeran.

Pangeran yang berpakaian rapih mengangguk di belakangnya.

"Karna prosedur kerajaan, aku harus secara resmi datang sebagai Raja negeri ini sebagai permintaan dari raja lain bersama beberapa pengawal dan kereta kuda. Aku hanya menaiki Barto jika aku pergi sendiri tanpa pengawal atau tidak memakai kereta. Sebenarnya memang akan lebih cepat tiba jika aku menunggangi Barto, tapi tetap tidak bisa," kata pangeran.

"Yaah.. sayang sekali.." kata Nauval memelas.

"Kamu ingin mencoba naik? Kurasa Barto sendiri sudah mengenalmu," tanya pangeran.

"Iya iya aku mau.." kata Nauval girang.

Pangeran mengangkat Nauval, lalu menuntun tangannya ke dahi kuda hitam itu.

Mata Nauval berkaca-kaca melihatnya, lalu dia tersenyum.

"Halo Barto.." sapa Nauval.

Kuda itu mendengus pelan dan mengusapkan kepalanya di tangan Nauval.

Nauval cekikikan, lalu pangeran meletakkan Nauval di punggung Barto.

"Pegang ini," ucap pangeran memberikan tali yang ada di depannya.

"Kendalikan keseimbangan mu. Cobalah tetap untuk bertahan disana," ucap pangeran sambil perlahan melepaskan tangannya.

Jantung Nauval berdebar kencang, dia perlahan tersenyum senang saat bisa duduk sendiri tanpa di pegangi.

"Jalan Barto, tapi pelan-pelan yah hehe.." ucap Nauval.

Nauval sempat terkejut saat Barto mulai melangkah maju. Tapi dia kembali senang karna dapat menunggangi nya tanpa jatuh.

"Yang Mulia, sebentar lagi keretanya siap," ucap Henes datang.

Pangeran mengangguk pelan, lalu dia kembali menoleh ke arah Nauval.

Pangeran dan PelayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang